- Beranda
- Stories from the Heart
Satu Kelas Dengan Dia
...
TS
aguzblackrx
Satu Kelas Dengan Dia
Horror, Romance


Quote:
PROLOG
Bagas tak sengaja menjadi indigo karena insiden tenggelam di kolam empang yang berair kotor saat masih berumur 3 tahun yang membuat jiwanya terbawa ke alam gaib dan mendapat kemapuan bisa melihat makhuk tak kasat mata meski tidak sekaligus dan berangsur angsur lama hingga dia bertemu dengan sosok di sekolah nya yang membuat dirinya menyadari memiliki kemampuan dan mendapatkan sebuah tanggung jawab besar dalam hidupnya
Quote:
Spoiler for Jangan di Buka:
Quote:
Diubah oleh aguzblackrx 21-09-2024 09:52
dwi.haryana.982 dan 28 lainnya memberi reputasi
27
29.5K
1.6K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•2Anggota
Tampilkan semua post
TS
aguzblackrx
#32
Part 9
#Dilema Besar
"Pllaakk "
Sebuah tamparan mendarat di wajah sosok laki laki berwajah cukup tampan itu, reaksinya terkejut dengan sorot mata terbelalak, wajahnya lalu tertunduk tanpa mengusap wajahnya. Kedua tangan nya mengepal di atas kedua paha.
"Jaga ucapan mu Jaka Wardhana ... ! " Bentak Hesty dengan wajah merah padam
"Kau tidak tahu apa yang terjadi sesungguhnya " sambung nya
"Tapi tuan putri , jin penjaganya menyerang mu tadi. ... " Ucapnya terhenti
"Cukup ... Aku tidak mau mendengar ucapan mu lagi. " Ucap Hesti seraya bangkit dari posisi duduknya.
Lelaki itu masih tertunduk malu namun kepalan dari tangannya seolah mengisyaratkan kekecewaan yang mendalam.
Aku yang sudah berdiri sejak tadi hanya diam sambil berfikir keras " jin yang menolong ku adalah jin penjaga ku? "
Berkali kali aku memikirkan ucapan penjaga Hesty itu.
Lalu Hesty menghampiriku dan menarik tanganku. Langkah kami melewati lelaki yang merupakan jin penjaganya yang masih tertunduk dan berlutut.
Sedikit iba, tapi Aku masihmerasa kesal dengan Ucapannya yang seolah memfitnah ku, Terlebih lagi tadi malam dia hampir saja mencelakaiku.
Namun tiba tiba aku mendengar sebuah bisikan yang masuk ke dalam batin ku
"Urusan mu dengan ku belum beres bocah tengik " aku terkejut mendengar suara itu lalu menoleh ke belakang dan terlihat raut wajah dan sorot mata kebencian ke arah ku dari sosok penjaga hesty.
Perasaan ku pun jadi was was dan cukup khawatir dengan ancaman dari sosok yang mungkin tidak bisa aku lawan. Lalu tubuh sosok laki laki tadi berubah menjadi asap dan menghilang.
Aku dan Hesty berjalan keluar dari areal gedung tua tersebut, cukup panas terik matahari sudah ada di atas kepala, namun sebelum keluar gerbang aku pastikan tidak ada orang yang lewat atau memperhatikan kami. Jika itu diketahui bisa bisa aku dan Hesty disangka berbuat mesum oleh warga. Mungkin besok kami sudah ada di Kantor KUA. Mau dikasih makan apa anak orang. Kerja aja belum becus. Asli asyik banget.
Setelah semua aman dan terkendali, kami pun keluar dari gebang seng yang sudah usang berkarat itu. Perjalan kami menyusuri persawahan yang belum ada padinya , seperti baru dibajak beberapa hari yang lalu.
Lalu sampailah kami di gerbang belakang sekolah , namun sekolah nampak lengang tak ada aktivitas seperti pagi tadi. Saat kami sudah memasuki areal kelas , nampak kelas kelas sudah kosong tanpa dihuni oleh siswa. Namun beberapa siswa masih ada di areal lapangan yang hendak bermain bola.
Kami pun berjalan menelusuri lorong gedung sekolah menuju kelas kami.
"Wah... Sekolah sudah sepi ini, udah pulang kali yah" sahut ku memecah keheningan
"Iya sepi, tapi rame aslinya " jawab Hesty sambil melirik ku
"Iya tahu tapi sepi ah , si bocah cilik tadi pun gak kelihatan" timpal ku sambil melirik kesana kemari.
Hesty melirik ke arah ku "pasti kemampuan kamu ketutup lagi" ucap Hesti
"Masa sih? " Tanya ku heran
"Lihat tuh di pohon Kamboja , ada apa coba ?" Akupun melihat dengan seksama lalu perjalan kami terhenti disamping lab IPA.
"Ga ada apa apa ?" Kata ku keheranan
"Coba tekan dengan jempol terbalik, kamu tekan di dahi diantara kedua alis mu " seru Hesty dengan mencontohkan nya di dahi.
Dahi ku mengerut keheranan lalu menganggukkan kepala dan melakukan apa yang telah disarankan Hesti. Jempol kanan ku sudah mendarat terbalik di kening diantara kedua alis mata. Lalu ditekan hingga terasa tekanan. Pelan pelan siluet hitam yang ada di pohon Kamboja mulai terlihat , aku yang penasaran dengan seksama makin menekan dahi ku dengan jempol terbalik. Lambat laun gambaran sosok yang mulai terlihat jelas berubah menjadi baju putih lusuh dan compang camping . Gambaran hitam tadi berubah menjadi rambut rambut yang gimbal tak beraturan lalu mulai jelaslah wajah sosok yang disebut kuntilanak..
HUAAAAA AAA ...
pekik ku ketakutan , sosok yang sedang duduk di atas dahan pohon Kamboja di sekolah menyeringai dengan wajah rusak. Mulutnya robek sampai telinganya.
Aku tersurut mundur berlindung dibalik badan Hesty yang malah tertawa dengan reaksi ku.
"Haha... Penakut amat sih Gas, aneh indigo malah takut gituan" kata Hesti seolah mengejekku
"Ya takut lah, baru kali ini aku melihat langsung di depan mata ku, biasanya paling tidak ada suara suara aneh saja. Paling tidak lihat di film film " ucap ku yang masih menutup mata karena ketakutan
"Udahlah biarin aja , kalau dia ga ganggu" sahut Hesty menarik lengan bajuku.
Kami pun berjalan menuju kelas yang hanya tinggal beberapa meter lagi. Beberapa siswa yang ada di lapangan sedang bermain bola sempat memerhatikan kami berdua. Mereka adalah senior kami yang mungkin kelas xi dan XII .
Salah satu dari mereka sempat melambaikan tangan dan memberikan kode love ke arah Hesty. Hesty hanya tersenyum dan menoleh ke arah ku. Reaksi ku biasa saja.
Kami pun sampai di depan pintu kelas namun pintu belum tertutup seperti kelas lainnya. baru saja kami masuk kelas. Aku terkejut melihat seorang siswi masih ada di dalam kelas .
"Loh kok mer , kamu belum pulang?" Tanya ku heran yang ternyata Merry sejak tadi belum juga pulang
Merry tersenyum yang tadi sedang bermain hape duduk diatas meja ku.
Hesty yang juga melihat reaksi ku malah tidak memperdulikan sosok Merry siswa baru yang butuh teman.
Aku pun menghampiri Merry sekaligus mengambil tas ku.
" Tas dan Hp mu ketinggalan atas meja tadi, jadi kalau ga ada yang jagain nanti ada yang ngambil loh" jawab Hesty sambil menunjukan hp kentang berwarna chasing coklat itu.
Aku yang kaget reflek meraba saku celana ku dan benar saja tidak ada hp ku didalam kantong.
"Alamakkk, lupa aku ternyata bener ketinggalan. Makasih yah " ucap ku pada Merry sambil meraih hp kentang ku.
"Ya sama sama " jawabnya singkat
Setelah tas sudah ada dipunggung ku dan hp ku sudah aku genggam. Aku cek ternyata ada 10 panggilan yang masuk. 3 panggilan dari Eri, dan 2 panggilan dari imal serta 5 panggilan dari adik ku.
Lalu aku menulis pesan untuk adikku menanyakan kenapa dia menelpon ku.
Setelahnya, ternyata Hesty sudah pergi keluar kelas dengan suara langkah seolah dihentakkan di lantai cukup keras. Aku yang menyadari itu menoleh ke belakang dan siluet bayangan Hesti baru saja keluar.
Merry yang juga menyadari menoleh ke arah ku.
"Cewek mu tuh ngambek Gas. " Ucap Hesty dengan senyum getir.
"Cewek ku? Alah udah ayo pulang , kamu mau tetap disini? " Ucap ku yang sudah mulai panik kembali
Saat baru langkah satu kali tiba tiba sebuah tangan menggapai lengan kiri ku. Aku pun yang menolehnya sempat heran dengan tingkah Merry.
"Eh bareng donk " sahut Merry dari belakang ku, namun langkah ku trus maju tanpa berkata apapun .
Sesampainya di luar kelas , Hesty ternyata Sudah jauh berjalan sekitar 20 meter. Cukup cepat Hesty berjalan melewati kakak senior yang sedang bermain bola.
Aku pun setengah berlari mengejar Hesty. Merry yang dibelakang ku hanya berjalan seperti biasa seolah paham dengan situasi ini..
Setelah melewati lapangan akupun melewati pohon Kamboja tadi yang ada sosok kuntilanak , dia masih mematung di atas dahan Kamboja. Cekikikan nya sempat membuat ku terkejut namun aku tidak menghiraukannya lagi.
Sesampainya di gerbang Hesty sudah hampir mendekati mobil pribadinya . Akupun sampai dan menghampiri nya.
"Hes. Koq ninggalin sih ?" Tanya ku heran dengan napas sedikit ngos ngosan.
"Perut ku laper , badan ku cape pengen cepat istirahat" jawabnya agak cemberut.
Meskipun cemberut wajah cantik Hesty malah makin merona apalagi reaksi tidak biasa bagi seorang cewek tentu membuat ku sedikit aneh.
"Yaudah , hati hati dijalan yah , nanti aku wa kalau sudah di rumah " ucap ku kebingungan dengan situasi ini
"Terserah kamu " sahut Hesty sambil membuka pintu mobilnya .
Lalu Hesty masuk dan berlalu pergi dengan mobil pribadinya meninggalkan ku sendiri.
Perasaan ku bercampur aduk antara penyesalan , bingung dan cemas semua menjadi satu atas perubahan sikap Hesty manakala aku berbicara dengan Merry.
Merry yang sudah sampai di gerbang sekolah hanya tersenyum saja melihat kebingungan ku.
"Koq kamu ditinggalin, salah aku yah. Maaf ..." Ucap Merry yang membuat ku menoleh ke arahnya dengan dahi yang mengerut .
"Apaan sih. Ga salah koq. Ini paling salah paham." Ucap ku menjaga image di depan Merry yang sama sama cantik menurut ku.
"Kamu pulang dijemput juga?" Tanya ku pada Merry
"Gak, aku harus mandiri sama mamah , jadi aku pulang sendiri " jawabnya seperti anak kecil yang membuat ku malah ingin tertawa.
"Kalau kamu naik apa pulang?" Sambungnya bertanya padaku.
"Bawa motor " jawab ku singkat
"Oohh..... " Timpalnya singkat
"Kenapa? " Tanya ku lagi heran
"Gak... , aku naik angkot yah " jawabnya manyun
"Eeehh bareng aja , aku anter yah? " tawar ku spontan. Gengsi dong masa cowok ga nawarin cewek tumpangan?
Reaksi nya berubah tersenyum "beneran boleh? Tapi pacar mu marah gak? " Tanya Merry memastikan
" Hesty? Bukan pacarku koq, kita temenan " jawab ku jujur
"Ooooh... " Sahut nya yang terlalu singkat
"Oh doang. Pulang ah " timpal ku sedikit kesal.
Reaksi Merry malah tertawa pelan dengan obrolan kami yang terasa klise dan receh. Akupun segera menuju parkiran dan mengambil motor. Setelah itu Merry ikut dengan ku menuju rumah nya yang satu komplek dengan Hesty.
Sempat terfikir cemas kalau bertemu dengan Hesty di kompleknya. Bisa gak enak rasa bila Hesty melihat ku satu motor dengan Merry.
Perjalan kami pun sedikit membisu, fikiran ku malah melayang pada bayang bayang wajah Hesty. Perasaanya mungkin sedang marah karena raut wajahnya yang berubah tidak seperti kemarin.
Sesampainya di gerbang komplek aku melihat sosok besar dan mungkin setinggi Ultraman. Dia mematung tanpa gerakan sama sekali namun saat aku hendak melewatinya kepala besarnya sempat menoleh ke arah ku.
Aku yang terkejut dengan kehadirannya membuat motor ku sedikit oleng, reflek tangan Merry memeluk erat tubuh ku. seketika jantung ku berdegup kencang mana kala bongkahan daging mentah mendarat tiba tiba di punggung ku.
Untungnya aku bisa mengendalikan lagi dan kembali dengan jalur yang benar dan stabil.
Arahan dari Merry menuju blok rumahnya ternyata berbeda dengan Hesty. Rasa khawatir sejak awal tadi berangkat pulang berubah dengan rasa lega.
Sampailah kami di gerbang sebuah rumah yang tak kalah mewahnya dengan rumah Hesty.
"Masuk yuk. " Ajak Merry
"Ga usah Makasih yah " tolak ku singkat.
Mendengar jawabanku ekspresi Merry sedikit sendu . Aku yang menyadari itu merasa menyesal .
"Emang ga bisa sebentar saja mampir? " Bujuk merry yang membuat ku sedikit terenyuh.
"Yaudah. Boleh " jawabku singkat lalu diiringi ekspresi senyum
Gerbang pun dibuka oleh satpam berkepala plontos lalu Merry naik lagi dimotor ku dan menuju halaman depan rumahnya hampir setengah lapangan bola.
Taman yang ditata rapi dan berbagai tanaman bonsai yang bagus khas rumah orang elit membuat ku sedikit minder.
"Papah dan mamah pulang malam. Ada acara meeting di luar kota, kakak ku sudah menikah dan tinggal dengan istrinya di kota sebelah , aku tinggal sendirian hari ini " kata Merry setelah membuka pintu rumahnya
Saat masuk nuansa nya cukup aneh buat ku, sunyi sepi malah aku merasa merinding melihat rumah besar seperti ini. Dibandingkan rumah ku yang hanya 3 kamar dan ruang tamu.
Aku pun dipersilahkan duduk di ruang tamu. Sedangkan Merry meminta izin untuk pergi ke kamarnya sebentar untuk ganti baju.
Mata ku mengedar sekeliling isi ruang tamu yang lebih luas dari rumah ku. Beberapa lukisan yang menurut ku cukup seram seperti lukisan harimau yang sedang menggigit mangsa nya dengan sorotan bengis dan juga lukisan perempuan dengan rambut sebahu dan baju putih se dada malah terkesan mistis menempel di dinding saat kami masuk.
"Hahaa hihihi "
Terdengar suara anak kecil tertawa namun tidak ku jumpai sosok mereka. Padahal pengakuan merry dia sendirian di rumah ?
Gggrrrrrrrrr
Suara Geraman yang menggema membuat bulu kuduk ku berdiri. Suara aneh itu begitu berat berkali kali namun mulai aku sadari bahwa mereka adalah makhluk tak kasat mata yang menunjukan eksistensinya.
Bersambung

_
#Dilema Besar
"Pllaakk "
Sebuah tamparan mendarat di wajah sosok laki laki berwajah cukup tampan itu, reaksinya terkejut dengan sorot mata terbelalak, wajahnya lalu tertunduk tanpa mengusap wajahnya. Kedua tangan nya mengepal di atas kedua paha.
"Jaga ucapan mu Jaka Wardhana ... ! " Bentak Hesty dengan wajah merah padam
"Kau tidak tahu apa yang terjadi sesungguhnya " sambung nya
"Tapi tuan putri , jin penjaganya menyerang mu tadi. ... " Ucapnya terhenti
"Cukup ... Aku tidak mau mendengar ucapan mu lagi. " Ucap Hesti seraya bangkit dari posisi duduknya.
Lelaki itu masih tertunduk malu namun kepalan dari tangannya seolah mengisyaratkan kekecewaan yang mendalam.
Aku yang sudah berdiri sejak tadi hanya diam sambil berfikir keras " jin yang menolong ku adalah jin penjaga ku? "
Berkali kali aku memikirkan ucapan penjaga Hesty itu.
Lalu Hesty menghampiriku dan menarik tanganku. Langkah kami melewati lelaki yang merupakan jin penjaganya yang masih tertunduk dan berlutut.
Sedikit iba, tapi Aku masihmerasa kesal dengan Ucapannya yang seolah memfitnah ku, Terlebih lagi tadi malam dia hampir saja mencelakaiku.
Namun tiba tiba aku mendengar sebuah bisikan yang masuk ke dalam batin ku
"Urusan mu dengan ku belum beres bocah tengik " aku terkejut mendengar suara itu lalu menoleh ke belakang dan terlihat raut wajah dan sorot mata kebencian ke arah ku dari sosok penjaga hesty.
Perasaan ku pun jadi was was dan cukup khawatir dengan ancaman dari sosok yang mungkin tidak bisa aku lawan. Lalu tubuh sosok laki laki tadi berubah menjadi asap dan menghilang.
Aku dan Hesty berjalan keluar dari areal gedung tua tersebut, cukup panas terik matahari sudah ada di atas kepala, namun sebelum keluar gerbang aku pastikan tidak ada orang yang lewat atau memperhatikan kami. Jika itu diketahui bisa bisa aku dan Hesty disangka berbuat mesum oleh warga. Mungkin besok kami sudah ada di Kantor KUA. Mau dikasih makan apa anak orang. Kerja aja belum becus. Asli asyik banget.
Setelah semua aman dan terkendali, kami pun keluar dari gebang seng yang sudah usang berkarat itu. Perjalan kami menyusuri persawahan yang belum ada padinya , seperti baru dibajak beberapa hari yang lalu.
Lalu sampailah kami di gerbang belakang sekolah , namun sekolah nampak lengang tak ada aktivitas seperti pagi tadi. Saat kami sudah memasuki areal kelas , nampak kelas kelas sudah kosong tanpa dihuni oleh siswa. Namun beberapa siswa masih ada di areal lapangan yang hendak bermain bola.
Kami pun berjalan menelusuri lorong gedung sekolah menuju kelas kami.
"Wah... Sekolah sudah sepi ini, udah pulang kali yah" sahut ku memecah keheningan
"Iya sepi, tapi rame aslinya " jawab Hesty sambil melirik ku
"Iya tahu tapi sepi ah , si bocah cilik tadi pun gak kelihatan" timpal ku sambil melirik kesana kemari.
Hesty melirik ke arah ku "pasti kemampuan kamu ketutup lagi" ucap Hesti
"Masa sih? " Tanya ku heran
"Lihat tuh di pohon Kamboja , ada apa coba ?" Akupun melihat dengan seksama lalu perjalan kami terhenti disamping lab IPA.
"Ga ada apa apa ?" Kata ku keheranan
"Coba tekan dengan jempol terbalik, kamu tekan di dahi diantara kedua alis mu " seru Hesty dengan mencontohkan nya di dahi.
Dahi ku mengerut keheranan lalu menganggukkan kepala dan melakukan apa yang telah disarankan Hesti. Jempol kanan ku sudah mendarat terbalik di kening diantara kedua alis mata. Lalu ditekan hingga terasa tekanan. Pelan pelan siluet hitam yang ada di pohon Kamboja mulai terlihat , aku yang penasaran dengan seksama makin menekan dahi ku dengan jempol terbalik. Lambat laun gambaran sosok yang mulai terlihat jelas berubah menjadi baju putih lusuh dan compang camping . Gambaran hitam tadi berubah menjadi rambut rambut yang gimbal tak beraturan lalu mulai jelaslah wajah sosok yang disebut kuntilanak..
HUAAAAA AAA ...
pekik ku ketakutan , sosok yang sedang duduk di atas dahan pohon Kamboja di sekolah menyeringai dengan wajah rusak. Mulutnya robek sampai telinganya.
Aku tersurut mundur berlindung dibalik badan Hesty yang malah tertawa dengan reaksi ku.
"Haha... Penakut amat sih Gas, aneh indigo malah takut gituan" kata Hesti seolah mengejekku
"Ya takut lah, baru kali ini aku melihat langsung di depan mata ku, biasanya paling tidak ada suara suara aneh saja. Paling tidak lihat di film film " ucap ku yang masih menutup mata karena ketakutan
"Udahlah biarin aja , kalau dia ga ganggu" sahut Hesty menarik lengan bajuku.
Kami pun berjalan menuju kelas yang hanya tinggal beberapa meter lagi. Beberapa siswa yang ada di lapangan sedang bermain bola sempat memerhatikan kami berdua. Mereka adalah senior kami yang mungkin kelas xi dan XII .
Salah satu dari mereka sempat melambaikan tangan dan memberikan kode love ke arah Hesty. Hesty hanya tersenyum dan menoleh ke arah ku. Reaksi ku biasa saja.
Kami pun sampai di depan pintu kelas namun pintu belum tertutup seperti kelas lainnya. baru saja kami masuk kelas. Aku terkejut melihat seorang siswi masih ada di dalam kelas .
"Loh kok mer , kamu belum pulang?" Tanya ku heran yang ternyata Merry sejak tadi belum juga pulang
Merry tersenyum yang tadi sedang bermain hape duduk diatas meja ku.
Hesty yang juga melihat reaksi ku malah tidak memperdulikan sosok Merry siswa baru yang butuh teman.
Aku pun menghampiri Merry sekaligus mengambil tas ku.
" Tas dan Hp mu ketinggalan atas meja tadi, jadi kalau ga ada yang jagain nanti ada yang ngambil loh" jawab Hesty sambil menunjukan hp kentang berwarna chasing coklat itu.
Aku yang kaget reflek meraba saku celana ku dan benar saja tidak ada hp ku didalam kantong.
"Alamakkk, lupa aku ternyata bener ketinggalan. Makasih yah " ucap ku pada Merry sambil meraih hp kentang ku.
"Ya sama sama " jawabnya singkat
Setelah tas sudah ada dipunggung ku dan hp ku sudah aku genggam. Aku cek ternyata ada 10 panggilan yang masuk. 3 panggilan dari Eri, dan 2 panggilan dari imal serta 5 panggilan dari adik ku.
Lalu aku menulis pesan untuk adikku menanyakan kenapa dia menelpon ku.
Setelahnya, ternyata Hesty sudah pergi keluar kelas dengan suara langkah seolah dihentakkan di lantai cukup keras. Aku yang menyadari itu menoleh ke belakang dan siluet bayangan Hesti baru saja keluar.
Merry yang juga menyadari menoleh ke arah ku.
"Cewek mu tuh ngambek Gas. " Ucap Hesty dengan senyum getir.
"Cewek ku? Alah udah ayo pulang , kamu mau tetap disini? " Ucap ku yang sudah mulai panik kembali
Saat baru langkah satu kali tiba tiba sebuah tangan menggapai lengan kiri ku. Aku pun yang menolehnya sempat heran dengan tingkah Merry.
"Eh bareng donk " sahut Merry dari belakang ku, namun langkah ku trus maju tanpa berkata apapun .
Sesampainya di luar kelas , Hesty ternyata Sudah jauh berjalan sekitar 20 meter. Cukup cepat Hesty berjalan melewati kakak senior yang sedang bermain bola.
Aku pun setengah berlari mengejar Hesty. Merry yang dibelakang ku hanya berjalan seperti biasa seolah paham dengan situasi ini..
Setelah melewati lapangan akupun melewati pohon Kamboja tadi yang ada sosok kuntilanak , dia masih mematung di atas dahan Kamboja. Cekikikan nya sempat membuat ku terkejut namun aku tidak menghiraukannya lagi.
Sesampainya di gerbang Hesty sudah hampir mendekati mobil pribadinya . Akupun sampai dan menghampiri nya.
"Hes. Koq ninggalin sih ?" Tanya ku heran dengan napas sedikit ngos ngosan.
"Perut ku laper , badan ku cape pengen cepat istirahat" jawabnya agak cemberut.
Meskipun cemberut wajah cantik Hesty malah makin merona apalagi reaksi tidak biasa bagi seorang cewek tentu membuat ku sedikit aneh.
"Yaudah , hati hati dijalan yah , nanti aku wa kalau sudah di rumah " ucap ku kebingungan dengan situasi ini
"Terserah kamu " sahut Hesty sambil membuka pintu mobilnya .
Lalu Hesty masuk dan berlalu pergi dengan mobil pribadinya meninggalkan ku sendiri.
Perasaan ku bercampur aduk antara penyesalan , bingung dan cemas semua menjadi satu atas perubahan sikap Hesty manakala aku berbicara dengan Merry.
Merry yang sudah sampai di gerbang sekolah hanya tersenyum saja melihat kebingungan ku.
"Koq kamu ditinggalin, salah aku yah. Maaf ..." Ucap Merry yang membuat ku menoleh ke arahnya dengan dahi yang mengerut .
"Apaan sih. Ga salah koq. Ini paling salah paham." Ucap ku menjaga image di depan Merry yang sama sama cantik menurut ku.
"Kamu pulang dijemput juga?" Tanya ku pada Merry
"Gak, aku harus mandiri sama mamah , jadi aku pulang sendiri " jawabnya seperti anak kecil yang membuat ku malah ingin tertawa.
"Kalau kamu naik apa pulang?" Sambungnya bertanya padaku.
"Bawa motor " jawab ku singkat
"Oohh..... " Timpalnya singkat
"Kenapa? " Tanya ku lagi heran
"Gak... , aku naik angkot yah " jawabnya manyun
"Eeehh bareng aja , aku anter yah? " tawar ku spontan. Gengsi dong masa cowok ga nawarin cewek tumpangan?
Reaksi nya berubah tersenyum "beneran boleh? Tapi pacar mu marah gak? " Tanya Merry memastikan
" Hesty? Bukan pacarku koq, kita temenan " jawab ku jujur
"Ooooh... " Sahut nya yang terlalu singkat
"Oh doang. Pulang ah " timpal ku sedikit kesal.
Reaksi Merry malah tertawa pelan dengan obrolan kami yang terasa klise dan receh. Akupun segera menuju parkiran dan mengambil motor. Setelah itu Merry ikut dengan ku menuju rumah nya yang satu komplek dengan Hesty.
Sempat terfikir cemas kalau bertemu dengan Hesty di kompleknya. Bisa gak enak rasa bila Hesty melihat ku satu motor dengan Merry.
Perjalan kami pun sedikit membisu, fikiran ku malah melayang pada bayang bayang wajah Hesty. Perasaanya mungkin sedang marah karena raut wajahnya yang berubah tidak seperti kemarin.
Sesampainya di gerbang komplek aku melihat sosok besar dan mungkin setinggi Ultraman. Dia mematung tanpa gerakan sama sekali namun saat aku hendak melewatinya kepala besarnya sempat menoleh ke arah ku.
Aku yang terkejut dengan kehadirannya membuat motor ku sedikit oleng, reflek tangan Merry memeluk erat tubuh ku. seketika jantung ku berdegup kencang mana kala bongkahan daging mentah mendarat tiba tiba di punggung ku.
Untungnya aku bisa mengendalikan lagi dan kembali dengan jalur yang benar dan stabil.
Arahan dari Merry menuju blok rumahnya ternyata berbeda dengan Hesty. Rasa khawatir sejak awal tadi berangkat pulang berubah dengan rasa lega.
Sampailah kami di gerbang sebuah rumah yang tak kalah mewahnya dengan rumah Hesty.
"Masuk yuk. " Ajak Merry
"Ga usah Makasih yah " tolak ku singkat.
Mendengar jawabanku ekspresi Merry sedikit sendu . Aku yang menyadari itu merasa menyesal .
"Emang ga bisa sebentar saja mampir? " Bujuk merry yang membuat ku sedikit terenyuh.
"Yaudah. Boleh " jawabku singkat lalu diiringi ekspresi senyum
Gerbang pun dibuka oleh satpam berkepala plontos lalu Merry naik lagi dimotor ku dan menuju halaman depan rumahnya hampir setengah lapangan bola.
Taman yang ditata rapi dan berbagai tanaman bonsai yang bagus khas rumah orang elit membuat ku sedikit minder.
"Papah dan mamah pulang malam. Ada acara meeting di luar kota, kakak ku sudah menikah dan tinggal dengan istrinya di kota sebelah , aku tinggal sendirian hari ini " kata Merry setelah membuka pintu rumahnya
Saat masuk nuansa nya cukup aneh buat ku, sunyi sepi malah aku merasa merinding melihat rumah besar seperti ini. Dibandingkan rumah ku yang hanya 3 kamar dan ruang tamu.
Aku pun dipersilahkan duduk di ruang tamu. Sedangkan Merry meminta izin untuk pergi ke kamarnya sebentar untuk ganti baju.
Mata ku mengedar sekeliling isi ruang tamu yang lebih luas dari rumah ku. Beberapa lukisan yang menurut ku cukup seram seperti lukisan harimau yang sedang menggigit mangsa nya dengan sorotan bengis dan juga lukisan perempuan dengan rambut sebahu dan baju putih se dada malah terkesan mistis menempel di dinding saat kami masuk.
"Hahaa hihihi "
Terdengar suara anak kecil tertawa namun tidak ku jumpai sosok mereka. Padahal pengakuan merry dia sendirian di rumah ?
Gggrrrrrrrrr
Suara Geraman yang menggema membuat bulu kuduk ku berdiri. Suara aneh itu begitu berat berkali kali namun mulai aku sadari bahwa mereka adalah makhluk tak kasat mata yang menunjukan eksistensinya.
Bersambung
Budayakan Komentar Gan
Makasih ya udah mampir di trit saya
Makasih ya udah mampir di trit saya

_
Diubah oleh aguzblackrx 07-04-2024 01:51
Araka dan 16 lainnya memberi reputasi
17

