Sumber Gambar

Suatu kisah mistis menyelubungi peristiwa banjir yang melanda wilayah Demak. Tidak hanya sekadar menambal tanggul yang robek, melainkan juga disertai dengan upacara doa selamatan yang diadakan di sepanjang tanggul Sungai Wulan, di Dukuh Norowito, Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar.

Dalam upacara tersebut, sebuah ritual pengorbanan dilakukan dengan menggunakan seekor wedus kendit atau kambing berwarna bulu hitam dan putih yang ditanam di tengah-tengah tanggul.

Tujuan dari pengorbanan wedus kendit tersebut adalah untuk memastikan kelancaran jalannya prosesi penambalan tanggul tanpa adanya gangguan gaib.

Keberadaan wedus kendit ini menjadi penting setelah sebelumnya menjadi viral di media sosial bahwa seorang pengemudi alat berat yang bertugas menambal tanggul yang rusak mengalami pengalaman yang aneh di lokasi tersebut.

Saat alat berat sedang melakukan penambalan, tampaknya kondisi tanggul terasa kokoh. Namun, ketika pengemudi tersebut turun dari alatnya, tanggul yang baru saja diperbaiki itu tiba-tiba runtuh kembali.

Tidak hanya itu, pengemudi tersebut juga mengaku telah melihat sosok seorang tua saat hujan deras mengguyur.

Sosok pria tua yang misterius itu memberikan nasihat kepada pengemudi eskavator tersebut dan mengingatkannya untuk melakukan ritual pengorbanan wedus kendit saat menambal tanggul.

Dia juga memberitahu bahwa di sekitar tanggul tersebut terdapat punden (makam leluhur desa). Namun, ia menyatakan bahwa selama ini masyarakat setempat dianggap telah melupakan tradisi memberikan persembahan kepada tanah leluhur mereka.

Di Indonesia, kepercayaan akan hal mistis telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan kehidupan sehari-hari. Berbagai kepercayaan mistis tersebar luas di seluruh nusantara, mencerminkan pluralitas dan kompleksitas kepercayaan masyarakat Indonesia. Dari kepercayaan kepada makhluk halus seperti pocong, kuntilanak, hingga sundel bolong, hingga praktik-praktik seperti pesugihan dan pengobatan alternatif dengan dukun, elemen-elemen mistis ini tetap memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat, terutama di daerah pedesaan.

Hal mistis juga sering terkait erat dengan tradisi dan upacara adat. Misalnya, dalam upacara-upacara adat seperti selamatan, pernikahan, atau pertanian, seringkali dilakukan dengan memperhitungkan aspek mistis. Upacara adat seperti ruwatan atau kirab juga sering dilakukan sebagai bentuk perlindungan dari gangguan gaib atau sebagai upaya untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.

Meskipun di satu sisi masyarakat Indonesia semakin modern dan terkoneksi dengan dunia global, kepercayaan akan hal mistis masih tetap kuat. Banyak orang masih menggabungkan antara agama resmi dengan kepercayaan kepada hal-hal gaib, menciptakan sebuah sintesis unik antara Islam, Kristen, Hindu, Budha, atau agama-agama lain dengan kepercayaan lokal yang mistis. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan akan hal mistis di Indonesia tidak hanya sekadar mitos, melainkan sebuah realitas sosial dan spiritual yang terus berkembang seiring dengan perubahan zaman.

Link Referensi