- Beranda
- Berita dan Politik
KPAI Dukung Kebijakan Cuti Ayah untuk Kesejahteraan Anak
...
![ivoox.id](https://s.kaskus.id/user/avatar/2017/10/12/avatar9951019_2.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/3.gif)
TS
ivoox.id
KPAI Dukung Kebijakan Cuti Ayah untuk Kesejahteraan Anak
![KPAI Dukung Kebijakan Cuti Ayah untuk Kesejahteraan Anak](https://s.kaskus.id/images/2024/03/19/9951019_20240319101012.jpg)
Seorang dokter melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) kepada ibu hamil. ANTARA FOTO/Fauzan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung kebijakan cuti ayah untuk menguatkan peran ayah di keluarga dan memastikan anak memiliki tumbuh kembang yang baik.
"Cuti ayah ini dapat mengkonsentrasikan pasangan dalam mengawasi kondisi bayi, terutama saat perencanaan, jelang dinyatakan hamil, mulai memberdayakan diri pada bayi berumur 0 bulan, yang sebenarnya diharapkan ada program sampai dua tahun atau 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yang disebut periode emas tumbuh kembang anak," kata Wakil Ketua KPAI Jasra Putra di Jakarta, Senin.
Menurut Jasra Putra, dengan cuti ayah diharapkan ada peran kuat, kohesi, keterikatan yang dilakukan ayah, dengan ikut mengendong, memandikan, mengganti popok bayi, bangun malam dalam ikut mendukung tumbuh kembang anak.
Ia menambahkan cuti ayah juga dapat memberikan dampak positif terhadap ibu hamil, karena ayah dapat terus memberikan dukungan saat ibu menjalani kehamilan.
"Cuti ayah dapat mengurangi dampak mental, emosi, tekanan psikologis, dampak kesendirian ibu hamil (bumil) membesarkan anaknya dalam kandungan. Kita juga melihat berbagai kisah tantrum atau baby blues yang terjadi pada ibu, yang menyebabkan ancaman dan kerentanan untuk anak," kata Jasra Putra dikutip dari Antara.
Selain itu, menurutnya, cuti ayah juga mencegah terjadinya perceraian yang biasanya disebabkan oleh masalah kemiskinan, disfungsi keluarga, dan ketidaktahuan mengurus anak.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung bila pemerintah menerapkan kebijakan cuti ayah. "KPAI sangat mengapresiasi bila negara melakukan intervensi langsung dengan cuti ayah," katanya.
"Cuti ayah ini dapat mengkonsentrasikan pasangan dalam mengawasi kondisi bayi, terutama saat perencanaan, jelang dinyatakan hamil, mulai memberdayakan diri pada bayi berumur 0 bulan, yang sebenarnya diharapkan ada program sampai dua tahun atau 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) yang disebut periode emas tumbuh kembang anak," kata Wakil Ketua KPAI Jasra Putra di Jakarta, Senin.
Menurut Jasra Putra, dengan cuti ayah diharapkan ada peran kuat, kohesi, keterikatan yang dilakukan ayah, dengan ikut mengendong, memandikan, mengganti popok bayi, bangun malam dalam ikut mendukung tumbuh kembang anak.
Ia menambahkan cuti ayah juga dapat memberikan dampak positif terhadap ibu hamil, karena ayah dapat terus memberikan dukungan saat ibu menjalani kehamilan.
"Cuti ayah dapat mengurangi dampak mental, emosi, tekanan psikologis, dampak kesendirian ibu hamil (bumil) membesarkan anaknya dalam kandungan. Kita juga melihat berbagai kisah tantrum atau baby blues yang terjadi pada ibu, yang menyebabkan ancaman dan kerentanan untuk anak," kata Jasra Putra dikutip dari Antara.
Selain itu, menurutnya, cuti ayah juga mencegah terjadinya perceraian yang biasanya disebabkan oleh masalah kemiskinan, disfungsi keluarga, dan ketidaktahuan mengurus anak.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung bila pemerintah menerapkan kebijakan cuti ayah. "KPAI sangat mengapresiasi bila negara melakukan intervensi langsung dengan cuti ayah," katanya.
0
303
27
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Berita dan Politik](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-10.png)
Berita dan Politik![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
672KThread•41.8KAnggota
Tampilkan semua post
![junoon](https://s.kaskus.id/user/avatar/2011/04/05/avatar2787400_79.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/3.gif)
junoon
#14
Seharusnya pemerintah itu mengupayakan bagaimana supaya makin banyak rakyat yang bisa bekerja secara online dari rumah sambil mengurus anak, tanpa perlu bolak balik ke kantor
Saya cuma contek ide dari seorang wakil ketua partai di negara tetangga waktu beliau kampanye di pemilu 2022 yang lalu
Ide beliau adalah membuka sekolah2 keahlian secara online, terutama di bidang software engineering dan keahlian cyber technology lainnya... sekolah2 ini lebih ke kursus sih, jadi gak perlu kuliah sampai 3-4 tahun dengan biaya puluhan juta
Mereka yang punya keahlian2 tersebut nantinya tidak perlu merantau ke Jakarta atau kota2 besar lainnya... mereka tetap bisa tinggal di lereng Gunung Merapi atau pinggiran Danau Toba, sambil bekerja dengan perusahaan2 IT di Silicon Valley atau perusahaan2 mobil di Nagoya, Jepang misalnya... dan kalau sudah begitu, mereka pun akan lebih punya banyak waktu untuk mengurus keluarga di rumah... di sela2 mengerjakan project, mereka bisa sesekali bermain dengan anak2 di rumah
Untuk sampai ke situ, selain kursus2 keahlian, kita juga butuh koneksi internet yang cepat dan stabil, terutama 5G
Itu kalau pemerintah dan rakyat menggunakan otaknya untuk mikir... sayangnya sekarang ini kebanyakan pada gak pake otak buat mikir... taunya cuma makan siang gratis atau dana pesantren dan guru ngaji
Kalau jadi karyawan ya siap2 anak2 terlantar dan diurus entah oleh pembantu, atau kakek neneknya, atau pesantren, atau entah siapa... perusahaan bodo amat soal nasib anak2 kalian... gak usah nuntut cuti ini cuti itu... kalo gak siap ya silakan resign
Saya cuma contek ide dari seorang wakil ketua partai di negara tetangga waktu beliau kampanye di pemilu 2022 yang lalu
Ide beliau adalah membuka sekolah2 keahlian secara online, terutama di bidang software engineering dan keahlian cyber technology lainnya... sekolah2 ini lebih ke kursus sih, jadi gak perlu kuliah sampai 3-4 tahun dengan biaya puluhan juta
Mereka yang punya keahlian2 tersebut nantinya tidak perlu merantau ke Jakarta atau kota2 besar lainnya... mereka tetap bisa tinggal di lereng Gunung Merapi atau pinggiran Danau Toba, sambil bekerja dengan perusahaan2 IT di Silicon Valley atau perusahaan2 mobil di Nagoya, Jepang misalnya... dan kalau sudah begitu, mereka pun akan lebih punya banyak waktu untuk mengurus keluarga di rumah... di sela2 mengerjakan project, mereka bisa sesekali bermain dengan anak2 di rumah
Untuk sampai ke situ, selain kursus2 keahlian, kita juga butuh koneksi internet yang cepat dan stabil, terutama 5G
Itu kalau pemerintah dan rakyat menggunakan otaknya untuk mikir... sayangnya sekarang ini kebanyakan pada gak pake otak buat mikir... taunya cuma makan siang gratis atau dana pesantren dan guru ngaji
Kalau jadi karyawan ya siap2 anak2 terlantar dan diurus entah oleh pembantu, atau kakek neneknya, atau pesantren, atau entah siapa... perusahaan bodo amat soal nasib anak2 kalian... gak usah nuntut cuti ini cuti itu... kalo gak siap ya silakan resign
Diubah oleh junoon 19-03-2024 05:10
0
Tutup