ahmadmikail10Avatar border
TS
ahmadmikail10
Alasan Golkar dan Gerindra Tak Setuju soal Wacana Jokowi Jadi Ketua Koalisi

Usulan mengenai Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi ketua koalisi telah diungkapkan oleh Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jeffrie Geovanie, baru-baru ini.

Namun, Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, menyatakan bahwa masalah mengenai Jokowi menjadi ketua koalisi sebelumnya telah dibahas dalam sebuah forum.

Hermawi tidak memberikan detail mengenai forum yang dimaksudnya.

“Dulu pernah didiskusikan di The Forum,” ujar Hermawi di NasDem Tower, Jakarta, pada Sabtu, 16 Maret 2024.

Dalam forum tersebut, Hermawi menyebut bahwa ada pihak yang tidak setuju dengan usulan tersebut.

Pihak yang dimaksud adalah partai yang saat ini tergabung dalam pemerintahan Jokowi.

“Orang koalisi sebelah nggak setuju dengan itu, dari Golkar dan Gerindra,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hermawi menyatakan keheranannya terhadap usulan agar Jokowi menjadi pimpinan koalisi.

“Bisa saja tapi saya nggak tahu teorinya darimana? Kalau koalisi besar dia posisinya sebagai apa?” tanyanya.

Di Malaysia, terdapat penerapan koalisi dengan pemimpin, yang dikenal sebagai Barisan Nasional.

Barisan Nasional terdiri dari beberapa partai politik yang mewakili masing-masing etnis Melayu, Tionghoa, India, Bumiputera, dan lainnya di Malaysia.

Namun, menurut Hermawi, model Barisan Nasional tidak bisa diterapkan di Indonesia.

“Mungkin itu meniru Malaysia yang ada koalisi nasional. Tapi pemimpin koalisi besar di Malaysia itu orang partai,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jeffrie Geovanie, merupakan orang yang mengusulkan adanya Barisan Nasional seperti yang diterapkan di Malaysia.


Foto: Antara

Menurutnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi adalah sosok yang tepat untuk memimpin koalisi tersebut.

Jeffrie bermimpi agar koalisi tersebut bersifat permanen, sebagaimana Koalisi Barisan Nasional yang beroperasi di Malaysia.

“Penting kita melahirkan sebuah konsep koalisi permanen yang bisa kita tiru nama barisan nasional di Malaysia atau kalau kita nggak mau nama barisan nasional kita bisa pakai nama barisan rakyat,” kata Jeffrie saat menjadi bintang tamu dalam Podcast Zulfan Lindan Unpacking Indonesia.

Jeffrie menilai bahwa 75 persen dari suara mayoritas sudah cukup untuk membentuk Koalisi Barisan Nasional. Setelah itu, diambil keputusan untuk menunjuk satu orang sebagai pemimpin Barisan Nasional.

“Menurut saya yang ideal yang diterima semua parpol ini Pak Jokowi,” katanya.

Jeffrie meyakini bahwa Jokowi adalah sosok yang tepat untuk memimpin Koalisi Barisan Nasional.

Pertama, ia yakin bahwa Jokowi akan diterima oleh seluruh partai politik yang tergabung dalam koalisi.

Kedua, Jeffrie melihat bahwa Jokowi masih muda untuk melanjutkan karir politiknya setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir.

Kata saya sih gak etis ya, biarin aja Pak Jokowi milih jalan hidupnya... Siapa tau dia pilih istirahat dulu abis jadi Presiden RI 2 periode..



simsol...
bukan.bomat
bukan.bomat dan simsol... memberi reputasi
2
795
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
re2mayAvatar border
re2may
#3
Kelewatan ini mag, terlalu memaksa. Posisi presiden itu ada batasnya, bentar lagi pensiun dan jd sipil. Habis masa jabatan, pres ga punya power apa2, ga bs jd ketua koalisi. Udah paling cocok Gerindra menentukan siapa yg mau jd ketua koalisinya. Jgn adu domba antara jokowi dan prabowo.
mikail1881
pheeroni
pheeroni dan mikail1881 memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.