Sumber Gambar

Daftar 5 Dosa Jokowi Menurut Mahasiswa

Jokowi, Presiden Republik Indonesia, telah menerima kritik dari mahasiswa di Bekasi-Karawang. Aliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang (Bakar) telah membagikan selebaran kertas yang berisikan "Lima Dosa Politik Jokowi." Berikut ini adalah daftar 5 dosa Jokowi menurut mahasiswa:

1. Penculikan aktivis 98 dan pelanggaran HAM: Mahasiswa mengatakan bahwa Presiden Jokowi bermain halus menggerogoti APBN untuk kepentingan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden[4].

2. Membangun politik dinasti: Mahasiswa menganggap Jokowi yang membangun politik dinasti sebagai salah satu cara upaya penguasa untuk melanjutkan kekuasaannya dengan berbagai cara[4].

3. Memolitisasi bansos: Mahasiswa mengatakan bahwa memolitisasi bansos adalah bukti Jokowi berpihak kepada salah satu paslon[4].

4. Kerusakan lingkungan: Mahasiswa menganggap Jokowi tidak mencakup perlindungan lingkungan, yang dianggap sebagai salah satu dasar kerusakan lingkungan[5].

5. Kerasan aparat: Mahasiswa menganggap Jokowi tidak mencakup kerasan aparat, yang dianggap sebagai salah satu dasar pencabutan dan perusakan baliho caleg[5].

Selain itu, massa aksi MakzulkanJokowi membawa sejumlah poster berisi kritikan terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi, yang mencakup isu-isu seperti pemilu yang penuh kecurangan, korupsi, kolusi, nepotisme, konflik agraria, monopoli sumber daya alam, kerusakan lingkungan, pendidikan dan kesehatan mahal, kebebasan sipil, keadilan ekonomi dan gender, dan produk hukum[5].

Kritik mahasiswa terhadap Jokowi memiliki dampak yang signifikan, baik dari segi kepercayaan publik maupun pemilu. Berikut adalah beberapa dampak yang diperoleh dari kritik mahasiswa:

1. Kerusakan kepercayaan publik: Kritik mahasiswa yang banyak diperdana oleh universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Universitas Brawijaya, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Institute Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institute Pertanian Bogor (IPB), Universita Gadjah Mada (UGM), dan lainnya, dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap Presiden Jokowi[1].

2. Inspirasi bagi pendukung lainnya: Kritik mahasiswa dapat menjadi inspirasi untuk pendukung lainnya yang juga merasa tidak puas dengan kepemimpinan Jokowi. Hal ini dapat mempengaruhi pemilih yang tidak terdaftar dalam pemilu, yang juga merasa tidak puas dengan kepemimpinan Jokowi[4].

3. Peningkatan pembatasan: Kritik mahasiswa dapat memperingkatkan pembatasan atas aktivitas politik, seperti aksi protes yang diterima dengan keras oleh pemerintah. Hal ini dapat mempengaruhi kebebasan sipil dan demokrasi[3].

4. Dampak pada pemilu: Kritik mahasiswa dapat mempengaruhi pemilu, khususnya pemilih muda. Mahasiswa yang merasa tidak puas dengan kepemimpinan Jokowi dapat mengarahkan pemilih muda untuk memilih kandidat lainnya[4].

5. Peningkatan pembatasan informasi: Kritik mahasiswa dapat mempengaruhi pembatasan informasi, seperti aksi protes yang diterima dengan keras oleh pemerintah. Hal ini dapat mempengaruhi rasa informasi dan pemahaman publik terhadap kepemimpinan Jokowi[3].

6. Peningkatan pembatasan pada universitas: Kritik mahasiswa dapat mempengaruhi pembatasan atas aktivitas politik di universitas, seperti aksi protes yang diterima dengan keras oleh pemerintah. Hal ini dapat mempengaruhi kebebasan sipil dan demokrasi di universitas[3].

Dampak kritik mahasiswa terhadap Jokowi tersebut dapat berpengaruh pada pemilih yang akan memilih kandidat presiden pendamping Prabowo Subianto dalam pemilu 2024.

Link Referensi