Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
Deretan Reaksi soal Erina Gudono Masuk Bursa Pilkada Sleman, Singgung Popularitas
Deretan Reaksi soal Erina Gudono Masuk Bursa Pilkada Sleman, Singgung Popularitas & Akses Kekuasaan

Senin, 11 Maret 2024 14:18 WIB


Kaesang Pangarep dan Erina Gudono | Berikut rangkuman tanggapan dari partai hingga pengamat terkait masuknya nama istri Kaesang Pangarep, Erina Gudono di bursa Pilkada Sleman. 

TRIBUNNEWS.COM - Nama Erina Gudono, istri Ketum PSI Kaesang Pangarep masuk dalam bursa bakal calon bupati untuk Pilkada 2024 di Kabupaten Sleman.

Nama mentantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini muncul dari internal Partai Gerindra.

Munculnya nama Erina di bursa Pilkada Sleman ini pun menjadi sorotan publik.

Terlebih sudah ada tiga orang anggota keluarga Presiden Jokowi yang terjun ke politik.

Di antaranya ada putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang kini menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Gibran juga merupakan pasangan cawapres dari Prabowo Subianto yang saat ini masih unggul perolehan suaranya di Pilpres 2024.

Selanjutnya ada Bobby Nasution, suami dari Kahiyang Ayu, putri kedua Presiden Jokowi.

Bobby hingga kini masih menjabat sebagai Wali Kota Medan.

Kemudian ada putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang saat ini menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Jika Erina benar-benar maju di Pilkada Sleman, maka ia akan menambah deretan keluarga Jokowi yang terjun ke politik.

Lantas bagaimana tanggapan publik atas masuknya nama Erina Gudono di bursa Pilkada Sleman ini?

Berikut rangkuman tanggapan dari partai hingga pengamat terkait masuknya nama Erina Gudono di bursa Pilkada Sleman.

1. Respons NasDem

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem, Hermawi Taslim mengaku ogah untuk memberikan komentar soal masuknya nama Istri Kaesang Pangarep sekaligus Menantu Presiden Jokowi, Erina Gudono sebagai bakal calon Bupati Sleman 2024.

Menurutnya, NasDem masih belum mau berbicara mengenai seputar Pilkada Serentak 2024.

"Kita belum bicara Pilkada," ucap Hermawi saat dikonfirmasi, Senin (11/3/2024).

Hingga saat ini, kata Hermawi, partainya masih fokus untuk menunggu hasil rekapitulasi manual pemilihan presiden dan pemilihan legilastif 2024 yang sedang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kita masih menunggu rekap manual KPU," pungkasnya.

2. Gerindra Buka Suara soal Nama Erina Masuk Bursa Pilkada Sleman

Partai Gerindra mengatakan nama Erina Gudono, istri Kaesang Pangarep masuk dalam bursa bakal calon bupati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sleman 2024.

"Semua itu kan ada wacana-wacana, terutama internal dulu yang diajukan lalu memandang yang lain. Nanti kira-kira survei masuk atau tidak," ujar Ketua DPC Gerindra Sleman HR Sukaptana, Sabtu (9/03/2024).

Sukaptana menyampaikan, salah satu nama yang muncul dari masukan internal partai Gerindra adalah Erina Gudono.

"Iya (Erina Gudono) masuk. Saya kan dari DPC, nah DPC itu kan sesuai tingkatanya, DPC nanti kami laporan DPD. Nah, DPP itu punya wacana juga, misalkan nama Mbak Erina Gudono dimasukan dalam bursa tersebut," jelasnya.

Nama-nama dari kader internal Gerindra yang dimunculkan, ada Lisman Pujakusuma, Danang Wicaksana Sulistya, dan termasuk HR Sukaptana.

"Iya, (nama-nama itu) masih dalam penjajakan dulu semua," tandasnya.

Diungkapkan Sukaptana, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan partai-partai lainya.

Sebab Gerindra mendapatkan enam kursi di Sleman dan masih kurang empat kursi untuk bisa mengusung calon bupati dan wakil bupati Sleman.

"Dan kami masih lobi-lobi dengan partai yang lain, partai pengusung karena Gerindra kan nggak bisa maju sendiri tanpa koalisi dengan partai yang lain," tuturnya.

Menurut Sukaptana, pihaknya telah menjalin hubungan dengan sejumlah partai lain, seperti Golkar dan PAN.

"Kami sudah menjalin hubungan dengan Golkar, dengan PAN dengan partai-partai yang lian. Nanti wacana seperti apa, masyarakat menghendaki seperti apa, nah itu nanti yang diajukan ke DPP. Dari DPC mengajukan ke DPD, lalu DPD ke DPP," urainya.

Sukaptana menyampaikan selain dari internal, pihaknya juga berkomunikasi dengan nama dari luar kader Gerindra.

"Dan kami tadi malam juga lobi-lobi ketemu dengan Pak Harda (Harda Kiswaya). Jadi komunikasi dengan siapapun, yang penting nanti ada kecocokan dan memang dikehendaki masyarakat, itulah nanti yang saya usulkan ke DPD dan DPP," pungkasnya.

3. Erina Gudono Berpeluang karena Miliki Akses Kekuasaan Presiden Jokowi

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai istri Kaesang Pangarep, Erina Gudono, sangat berpeluang untuk maju sebagai calon bupati pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sleman 2024.

Dedi mengatakan Erina sangat berpeluang karena mempunyai akses kekuasaan yang dimiliki mertuanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Peluang semua keluarga Jokowi sangat besar, bukan karena kapasitas tetapi karena akses kekuasaan," kata Dedi kepada Tribunnews.com, Minggu (10/3/2024).

Dia mencotohkan ketika putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka diloloskan sebagai calon wakil presiden (cawapres) dengan mengubah aturan melalui Mahkamah Konstitusi (MK).

Terkini, kata dia, ada dugaan penggelembungan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin putra bungsu Jokowi, Kaesang.

"Tentu kita sedang alami sendiri bagaimana Gibran yang penuh liku, mulai dari manuver di MK, hingga kekacauan KPU dalam penghitungan suara, juga soal drastisnya peningkatan suara PSI," ujar Dedi.

"Dari semua catatan itu, andai cucu Jokowi diajukan sebagai kepala daerah sekalipun, peluangnya besar," ucapnya menambahkan.

Di samping itu, Dedi mengungkapkan kemungkinan Erina akan diusung Partai Gerindra dalam Pilkada Sleman.

Menurutnya, Gerindra merasa berutang besar kepada Jokowi karena telah memenangkan Prabowo Subianto.

Karenanya dia meyakini apapun yang akan diminta Presiden Jokowi pasti diakomodasi Gerindra.

"Terlebih dari sisi partai pengusung, Gerindra tentu telah terkondisikan merasa berhutang besar pada Jokowi, sehingga apapun yang diminta Jokowi besar kemungkinan akan diakomodasi Gerindra," imbuh Dedi.

4. Pengamat: Pencalonan Erina Jadi Lembar Hitam Demokrasi Indonesia

Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi mengkritisi kabar menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus istri Kaesang Pangarep, Erina Gudono masuk dalam bursa pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 di Sleman, Yogyakarta.

Ari mengaku kaget jika Gerindra menjual nama Erina sebagai calon bupati Sleman.

"Artinya, Gerindra tidak memiliki kader yang mumpuni sehingga harus mengandalkan figur lain yang dianggap laku," kata Ari kepada Tribunnews.com, Senin (11/3/2024).

Selain itu, dia menuturkan, secara politik etis, pencalonan Erina menjadi lembar hitam dalam demokrasi di Indonesia.

Sebab, kata Ari, seluruh keluarga Presiden Jokowi dijajakan dalam pentas politik nasional dan lokal.

"Sepertinya ada kesan Indonesia mencontoh Filipina di era Bongbong Marcos," ujarnya.

Ari menegaskan, Gerindra juga akan dicatat sebagai partai pendorong kerusakan demokrasi jika selalu aktif mendorong anak dan menantu serta kerabat Presiden Jokowi maju di pentas politik.

"Apa sudah tidak ada orang lain dan apa tidak malu?" ungkapnya.

5. Status Menantu Jokowi dan Popularitas Jadi Modal Utama

Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menyebut lirikan Partai Gerindra terhadap Erina didasari atas popularitas yang dimiliki oleh menantu Jokowi tersebut.

"Tidak bisa dipungkiri, Erina saat ini menjadi sosok yang populer, karena ia sendiri adalah model dan ditambah lagi saat ini adalah menantu Jokowi, istri Kaesang. Modal popularitas ini adalah modal yang paling utama," kata Saidiman, Sabtu (9/3/2024).

"Kemudian selanjutnya, saya lihat latar belakang Erina ini kan merupakan sosok aktivis pada dasarnya, Miss Indonesia."

"Lalu pada beberapa kesempatan saat diwawancara, jawaban dia cukup meyakinkan sebagai sosok public figure yang mengetahui isu-isu krusial serta politik," terang Saidiman.

Kendati tak memiliki pengalaman politik praktis, sosok Erina disebut Saidiman memiliki kualitas cukup baik.

"Saya rasa dari sisi kualitas juga cukup baik, meskipun tanpa pengalaman politik praktis," katanya.

Namun, Saidiman menyebut, pencalonan Erina sebagai Bupati Sleman akan menuai sorotan publik internasional terkait politik dinasti dan demokrasi di Indonesia.

"Saya kira itu akan menjadi catatan serius, saya melihat ini dari laporan dari sejumlah lembaga pemerhati demokrasi, atau pemerhati kebebasan di seluruh dunia, bahwa posisi Indonesia masih tidak fully democratic."

"Kekuatan Pak Jokowi di eksekutif ini sangat dominan dan tidak ada penyeimbang. Bahkan sampai sekarang hanya ada satu partai di parlemen yang bisa mengontrol pemerintah."

"Jika Erina berhasil masuk ke eksekutif, ini akan memperparah pandangan dunia internasional terhadap demokrasi yang ada di negara kita," tambahnya.

Saidiman juga mengingatkan, politik dinasti yang merusak demokrasi akan berimbas negatif pada pelakunya.

"Tetapi jangan lupa, masyarakat kita sebetulnya belajar dari waktu ke waktu, kalau mereka melihat eksperimentasi dari keluarga Jokowi merusak demokrasi kita, misalnya mengurangi keseimbangan antara partai pemerintah dan partai-partai oposisi, itu bisa menjadi poin negatif untuk keluarga Jokowi," kata Saidiman.

https://tribunnews.com/mata-lokal-me...asaan?page=all
0
495
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.1KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
rizkync108Avatar border
rizkync108
#3
Kalo ga suka ya tinggal gausah dipilih, kok ribet
maniacok99
jakenesse
itkgid
itkgid dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.