Kejadian tragis terungkap di Ngawi, Jawa Timur, ketika seorang paman berinisial S (55) dari Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, ditangkap atas tuduhan melakukan pencabulan terhadap keponakannya sendiri selama hampir 10 tahun.

Pencabulan pertama kali dilakukan ketika korban masih berusia 13 tahun dan berlanjut hingga usia korban yang kini telah mencapai 22 tahun.

Perbuatan bejat ini bermula ketika ibu korban meninggal pada tahun 2009, menyebabkan korban harus tinggal bersama pamannya. Sementara itu, ayah kandung korban telah menikah lagi dan tinggal di tempat yang jauh. Pada akhir tahun 2014, korban mulai menjadi korban kekerasan seksual oleh pamannya.

Perbuatan terakhir dilaporkan terjadi pada tahun 2024. Korban tidak dapat menolak tindakan tersebut karena diancam tidak akan mendapat biaya untuk sekolah atau kuliah.

Setelah mengalami penderitaan selama bertahun-tahun, korban akhirnya memutuskan untuk membuka suara dan mengadu kepada kerabatnya. Pada tanggal 19 Februari 2024, korban bersama dengan keluarganya melaporkan kejahatan yang dilakukan oleh sang paman kepada pihak kepolisian. S pada akhirnya ditangkap di rumahnya tanpa melakukan perlawanan.

AKP Joshua Peter Krisnawan, Kasat Reskrim Polres Ngawi, menjelaskan bahwa sejak ibu korban meninggal, korban tinggal bersama pamannya. Ayah korban juga tidak tinggal di Ngawi. Selama tinggal bersama pamannya, korban mengalami kekerasan seksual yang pertama kali terjadi pada tahun 2014 dan berlangsung hingga Januari 2024.

Kejadian ini mengguncang masyarakat setempat dan menyoroti pentingnya perlindungan terhadap anak-anak dari kekerasan seksual. Pihak berwenang diharapkan dapat menangani kasus ini dengan tegas dan memberikan keadilan kepada korban serta menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran bagi semua orang untuk lebih berhati-hati dan peka terhadap tindakan yang merugikan anak-anak.



Info lengkapnya DI SINI