Dune Part Two (2024)


Ga usah basa-basi, ini film terbaik yg gw tonton selama 2 tahun terakhir. Bener2 puas. Sedikit diatas Oppenheimer. Far better than Dune Part One. Waktu dulu rada pesimis saat usai nonton Dune 1. Tapi setelah nonton Dune 2 , semoga masa depan franchise ini cerah, meskipun tadi di teater seat cuma keisi 40%, padahal weekend.

Scoring dan sound effectnya juara. Sound effect saat ada dessert worm, beuhhh... kursi bioskop sampe geter2. Yak , music directornya Hans zimmer menyihir. Hati terbawa suasana saat momen2 epic, misal saat Mahdi membelah lautan manusia, Mahdi di forum pemimpin, Mahdi melakukan epic mesias miracle.

Ini yg gw anggap kategori materi bagus di tangan orang yg tepat akan jadi film legendaris. Jempol buat Dennis Vill. Sebekum dia, Dune setidaknya uda tiga kali diangkat ke layar kaca/lebar. Ketiga2nya "gagal" menurut gw.

Hal-hal kecil unik, seperti efek suara "kerasukan" yg dilakukan Reverand Mother dan Paul bikin orang "tunduk-takut". Dennis pintar juga mengolah space operanya dalam proporsi hard scifi dan soft scifi yg tepat. Hi technya diperlihatkan mechanical engineering, minim digital/cyber. Mistik , politik dan kulturnya rapi. Bandingkan The Foundation, Issac Asimov, dewa novelist sicfi yg gw respek, tapi di film seriesnya amburadul hardscifi dan soft scifinya. Ada time travel, light speed warp, full digital spaceship, cryosleep tapi kursi tukang buat nge-cat tembok masi manual , kan kamfreeet.

Semoga dengan lestarinya film Dune, si penulis novel, Frank Herbert nanti bisa sepopuler Tolkien atau JK Rowling. Tidak hanya di komunitas penyuka scifi saja. Novel Dune first edition-first printing pun uda tembus $40.000 , ude bisa leveling harga buku Harpot Sorceress Stone 1st printing.

Semoga juga bisa diangkat layar lebar sampe buku ke enam. Meskipun tantangannya ada di buku 4 keatas seluruh karakternya baru. Franchise film selama ini setidaknya ada beberapa karakter penyambung untuk lintas generasi...Star Wars, Tolkien, Wizardy World Rowling, Jurassic Park etc