Sumber Gambar

Calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, telah menciptakan kehebohan setelah tidak menyebut nama Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya di Istora Senayan, Jakarta Pusat. Dalam acara nobar quick count pada tanggal 14 Februari 2024, Prabowo mengenang masa lalu bersama presiden RI terdahulu namun tidak menyebut nama Megawati, yang merupakan presiden RI ke-5.

Prabowo sebelumnya mengaku mengenal semua presiden RI, namun dalam pidatonya, ia tidak menyebutkan nama Megawati. Ini tentu menjadi perhatian publik, karena Megawati adalah salah satu figur penting dalam politik Indonesia dan telah menjadi presiden RI yang berjasa.

Dalam pidatonya, Prabowo mengatakan bahwa ia kenal dengan para mantan presiden Indonesia. Namun, ia mengaku pernah digendong oleh Soekarno saat masih kecil dan mengenal presiden kedua, Soeharto. Namun, ia tidak menyebut nama Megawati, yang telah menjabat sebagai presiden RI.

Ketidakhadiran nama Megawati dalam pidato Prabowo ini menuai beragam reaksi dari publik. Beberapa menganggapnya sebagai tindakan yang tidak sopan dan kurang menghargai kontribusi Megawati dalam dunia politik Indonesia. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa ini mungkin merupakan kesalahan Prabowo dalam menyebutkan nama-nama presiden RI secara kronologis.

Megawati Soekarnoputri adalah salah satu tokoh penting dalam politik Indonesia. Ia merupakan anak dari presiden pertama RI, Soekarno, dan telah menjadi presiden RI ke-5 pada periode 2001-2004. Megawati juga merupakan salah satu pendiri dan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Meskipun Prabowo mengaku mengenal hampir semua presiden RI, tidak menyebut nama Megawati dalam pidatonya menuai kontroversi. Hal ini menunjukkan pentingnya menghormati peran dan kontribusi tokoh politik yang telah berjasa dalam membangun bangsa.

Dalam deklarasinya di acara "Mengawal Suara Rakyat" di Istora Senayan, Prabowo menyampaikan rasa syukur atas kemenangan yang didapatkan melalui quick count tersebut. Kemenangan ini menjadi bukti dukungan yang diterima dari masyarakat dalam Pilpres 2024.

Meskipun hasil quick count memberikan gambaran awal tentang hasil Pilpres 2024, perlu diingat bahwa hasil ini masih sifatnya sementara dan perlu diverifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Proses verifikasi ini sangat penting untuk memastikan keabsahan hasil Pilpres dan mencegah adanya manipulasi suara.

Dalam situasi politik yang masih panas, kita perlu menjaga sikap tenang dan bijak dalam menanggapi hasil quick count. Semua pihak harus memberikan kesempatan kepada KPU untuk melakukan proses penghitungan suara yang akurat dan adil. Semoga Pilpres 2024 dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan pemimpin yang terpilih dengan kepercayaan dan dukungan masyarakat yang kuat.


Sumber: Link Referensi