harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Beda Nasib, Pria Miskin Cenderung Tak Laku Sedangkan Wanita Miskin Nikah Muda!

Sumber Gambar

Pria miskin cenderung melajang, begitu hasil penelitian yang dilakukan oleh Institut untuk Studi Fiskal (IFS). Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa pria yang berasal dari keluarga kurang mampu dua kali lebih cenderung untuk tetap lajang di usia 40-an awal dibandingkan dengan mereka yang berasal dari keluarga kaya.

Pentingnya faktor ekonomi dalam kehidupan perkimpoian menjadi salah satu penyebab utama fenomena ini. Para pria miskin menghadapi kesulitan dalam menemukan pasangan hidup karena keterbatasan ekonomi mereka. Upah yang rendah dan ketidaksetaraan pendapatan menjadi kendala yang serius dalam upaya mencari pasangan hidup. Kondisi ini membuat peluang untuk menikah menjadi sangat sulit, bahkan hampir tidak mungkin.

Selain faktor ekonomi, faktor budaya juga memainkan peran penting dalam fenomena ini. Dalam masyarakat yang masih konservatif, menikah dan memiliki keluarga masih dianggap sebagai tujuan utama dalam hidup. Namun, dengan kondisi ekonomi yang sulit, banyak pria miskin merasa tidak mampu memenuhi tuntutan tersebut. Sehingga mereka memilih untuk tetap lajang sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi sosial dan ekonomi yang sulit.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di satu negara saja, tetapi juga dialami oleh pria-pria lajang di negara lain seperti China. Di sana, puluhan pria lajang bahkan berdiri di puncak gunung terpencil karena sulitnya menemukan pasangan hidup. Hal ini juga menjadi indikasi bahwa masalah ini tidak terisolasi, melainkan memiliki dampak yang lebih luas di masyarakat.
Anak perempuan dari keluarga miskin cenderung menikah pada usia dini. Di negara-negara berkembang, banyak anak perempuan yang terpaksa menikah pada usia muda karena terbatasnya pilihan yang mereka miliki dalam menentukan pasangan hidup mereka. Keterbatasan ekonomi sering kali menjadi faktor utama yang memengaruhi keputusan tersebut.

Studi menunjukkan bahwa keluarga dengan status ekonomi rendah atau miskin tidak mampu memenuhi biaya pendidikan bagi anak perempuan mereka. Sebagai akibatnya, anak perempuan tersebut dianggap sebagai beban ekonomi keluarga yang harus segera ditangani. Salah satu cara untuk mengatasi beban tersebut adalah dengan menikahkan anak perempuan secara dini. Hal ini menyebabkan banyak anak perempuan miskin yang menikah sebelum usia yang ideal.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merekomendasikan usia ideal untuk menikah bagi perempuan adalah 21 tahun atau lebih. Menikah pada usia di bawah rekomendasi tersebut dapat berisiko pada kesehatan perempuan tersebut. Pada usia 21 tahun, perempuan dianggap sudah matang dan dapat menghadapi pernikahan dengan lebih baik.

Perempuan miskin sering kali dipaksa untuk menikah dini karena keberadaan mereka tidak diinginkan oleh keluarga. Mereka dianggap sebagai beban yang perlu segera dilepaskan kepada orang lain. Pernikahan dini lebih sering terjadi di kalangan anak-anak perempuan miskin akibat tekanan ekonomi keluarga dan motif orang tua yang ingin segera mengalihkan tanggung jawab anak kepada orang lain, seperti menantu dan keluarganya.

Sumber: Link Referensi

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
krukov
rotten7070
fathroni
fathroni dan 4 lainnya memberi reputasi
5
757
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
LG ThinQ Community
LG ThinQ CommunityKASKUS Official
576Thread4.9KAnggota
Tampilkan semua post
cheapbastard666Avatar border
cheapbastard666
#4
fachri15
Helm.Proyek
Helm.Proyek dan fachri15 memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.