- Beranda
- Stories from the Heart
TOLONG AKU HANTU!
...
TS
adamtzero
TOLONG AKU HANTU!
Quote:

"Hantu Gasimah" cr: pickpik
Sinop
Quote:
Nanti malah spoiler, baca aja kalau minat...

INDEX
Quote:
Spoiler for Arc Perkenalan:
Spoiler for Arc Lima Elit:
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
-
-
Spoiler for Arc Gasimah:
Spoiler for Arc ???:
Note:
- Cerita ini fiksi 100 %
- Tidak ada maksud tertentu, kalau ada kesamaan hanya kebetulan semata.
- Enjoy
- Kamis
Diubah oleh adamtzero 14-09-2024 20:03
wikanrahma12070 dan 5 lainnya memberi reputasi
4
5.3K
Kutip
189
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adamtzero
#20
9
Quote:
Hari-hari Pandu sekarang ditemani oleh beberapa tontonan horor yang sengaja diberikan oleh Lulu untuk membuka kembali urat takutnya. Agar ada energi negatif sebagai makanan makhluk halus di tempat penelusurannya nanti. Sehingga nantinya diharapkan sesuatu seram akan terjadi, setidaknya ada suara-suara misterius yang terekam kamera, dengan tujuan utama menampilkan sosok mahluk halus berwujud tidak karuan. Dari beberapa film, ada yang mampu membuatnya merinding, tetapi efeknya hanya sebentar.
Tempat yang dirujuk oleh Lulu waktu itu adalah sebuah goa bekas penjajah. Berada di area hutan lindung, sangat ramai dikunjungi pada saat pagi akhir pekan. Beberapa kuncen juga dengan senang hati membuka layanan tur mistis, dengan syarat mutlak yang tidak boleh diingkari. Sebagai tukang kamera sekaligus rekanan resmi, Ardit bertugas menghubungi kuncen untuk membuat perjanjian. Hari ini setelah minggu lalu mereka berdua dapat datang tepat waktu karena tidak melakukan penelusuran, Pandu dan Ardit menemui sang dosen diruangannya.
“Padahal bisa tau lewat WEA,” ucap Ardit berdiri di depan ruangan dosen bersama Pandu.
“Ini lebih sopan, dan lebih tepat sasaran,” balas Pandu.
Selang beberapa menit kemudian, sang dosen datang. Perawakannya buntal dengan kumis tebal menghiasi atas bibirnya. Nampaknya sang dosen telah usai melaksanakan kelas, hingga pergi keruangannya untuk beristirahat sebentar. Melihat ada dua mahasiswa yang pernah telat datang dua kali dikelasnya, sang dosen menanyakan tujuannya datang keruangannya.
“Kalian, ada perlu apa?” tanya sang dosen.
“Gini pak, saya sama Ardit mau izin pindah kelas ke hari lain,” ucap Pandu tanpa basa-basi.
“Oh, ngomongnya di dalam saja yah,” sang dosen membuka pintunya, Pandu dan Ardit mengikuti dari belakang setelah diizinkan masuk.
Ruangan dosennya begitu sederhana, ada beberapa bilik sekat yang memisahkan area satu dosen dengan dosen lainnya. Ada beberapa dosen yang memasang mata, mereka mengira bahwa dua mahasiswa itu sedang dalam masalah. Tibalah mereka ke tempat sang dosen, dipersilahkan duduk di kursi yang sudah disediakan. Sang dosen meminta izin untuk menegak minumannya terlebih dahulu, lalu meminta Pandu untuk memberikan alasannya kenapa harus pindah kelas ke hari yang lain. Karena proses ini begitu menyulitkan dosen karena harus meminta absen baru nantinya.
“Gini Pak, saya mau pindah kelas soalnya---,” belum selesai Pandu berucap, sang dosen memotongnya.
“Sebentar, kalian itu yang buat konten-konten penelusuran mistis itu kan?” tanya sang dosen.
“Iya Pak, ya baru mulai sih, Bapak nonton?” tanya Ardit.
Sang Dosen menghabiskan minumannya terlebih dahulu.
“Iya, saya nonton setelah lihat ‘kok kayaknya muka ini saya kenal’” ucap sang Dosen sambil bergurau. “saya cuman mau tanya, kok bisa di channel lain banyak penampakan, tapi di tempat kalian sepi-sepi aja?” Pandu menjawabnya dengan senyuman. “ok saya ngerti, mungkin sajennya kurang yah?” kembali tertawa dengan keras. Pandu dan Ardit ikut tertawa agar suasana tidak canggung. “kalau tujuannya itu saya izinkan pindah kelas, semoga channnel kalian semakin maju,” izin diberikan, Pandu dan Ardit berhasil lalu pamit kepada sang dosen setelah mengucapkan banyak terima kasih.
Perasaan keduanya telah lega, kegiatannya yang dilakukannya akhirnya tidak menganggu aktivitas perkuliahan. Pandu menanyakan tentang perjanjian dengan kuncen penjaga goa bekas penjajah yang nantinya akan dijadikan tempat penelusuran dan uji nyali. Ardit menjawabnya dengan sangat yakin kali ini kuncen yang bertugas bukanlah Kuncen DJ sesuai permintaan Pandu, senyumannya makin lebar sekarang, hanya bertahan beberapa detik saja karena melihat Lulu yang melambaikan tangan dari kejauhan.
“Pura-pura enggak liat aja gimana?” ajak Ardit.
“Mana bisa, ini muka kita jelas banget ngeliat ke arah dia,” keduanya pun pasrah, Lulu semakin dekat.
“Hei!” sapanya lantang. “gimana Pan udah nonton semuanya?” tanya Lulu.
“Hm, udah. Lumayanlah,” jawab Pandu.
Kemudian Lulu bertanya apakah sudah melakukan janji dengan kuncen goa bekas penjajah yang direkomendasikan olehnya. Pertanyaan yang baru saja Pandu tanyakan pada Ardit, ia juga menjawab sudah. Lulu mengingatkan bahwa ada pantangan yang harus dihindari, jika tidak bisa fatal akibatnya. Bukan soal penampakan atau gangguan dari penghuni tempat tersebut, tetapi rumornya jika pantangan itu dilanggar, makhluk tersebut akan mengikuti sampai ke rumah. Mendengar hal ini membuat Ardit bergidik, sedangkan Pandu menanggapinya dengan santai.
“Gue tau apa yang di dalam pikiran lo sekarang Panwir,” ucap Ardit seraya melambaikan tangannya kepada Lulu yang pamit undur diri.
“Enggaklah, gue bukan idiot, cuman hilang rasa takut aja,” balas Pandu.
Tempat yang dirujuk oleh Lulu waktu itu adalah sebuah goa bekas penjajah. Berada di area hutan lindung, sangat ramai dikunjungi pada saat pagi akhir pekan. Beberapa kuncen juga dengan senang hati membuka layanan tur mistis, dengan syarat mutlak yang tidak boleh diingkari. Sebagai tukang kamera sekaligus rekanan resmi, Ardit bertugas menghubungi kuncen untuk membuat perjanjian. Hari ini setelah minggu lalu mereka berdua dapat datang tepat waktu karena tidak melakukan penelusuran, Pandu dan Ardit menemui sang dosen diruangannya.
“Padahal bisa tau lewat WEA,” ucap Ardit berdiri di depan ruangan dosen bersama Pandu.
“Ini lebih sopan, dan lebih tepat sasaran,” balas Pandu.
Selang beberapa menit kemudian, sang dosen datang. Perawakannya buntal dengan kumis tebal menghiasi atas bibirnya. Nampaknya sang dosen telah usai melaksanakan kelas, hingga pergi keruangannya untuk beristirahat sebentar. Melihat ada dua mahasiswa yang pernah telat datang dua kali dikelasnya, sang dosen menanyakan tujuannya datang keruangannya.
“Kalian, ada perlu apa?” tanya sang dosen.
“Gini pak, saya sama Ardit mau izin pindah kelas ke hari lain,” ucap Pandu tanpa basa-basi.
“Oh, ngomongnya di dalam saja yah,” sang dosen membuka pintunya, Pandu dan Ardit mengikuti dari belakang setelah diizinkan masuk.
Ruangan dosennya begitu sederhana, ada beberapa bilik sekat yang memisahkan area satu dosen dengan dosen lainnya. Ada beberapa dosen yang memasang mata, mereka mengira bahwa dua mahasiswa itu sedang dalam masalah. Tibalah mereka ke tempat sang dosen, dipersilahkan duduk di kursi yang sudah disediakan. Sang dosen meminta izin untuk menegak minumannya terlebih dahulu, lalu meminta Pandu untuk memberikan alasannya kenapa harus pindah kelas ke hari yang lain. Karena proses ini begitu menyulitkan dosen karena harus meminta absen baru nantinya.
“Gini Pak, saya mau pindah kelas soalnya---,” belum selesai Pandu berucap, sang dosen memotongnya.
“Sebentar, kalian itu yang buat konten-konten penelusuran mistis itu kan?” tanya sang dosen.
“Iya Pak, ya baru mulai sih, Bapak nonton?” tanya Ardit.
Sang Dosen menghabiskan minumannya terlebih dahulu.
“Iya, saya nonton setelah lihat ‘kok kayaknya muka ini saya kenal’” ucap sang Dosen sambil bergurau. “saya cuman mau tanya, kok bisa di channel lain banyak penampakan, tapi di tempat kalian sepi-sepi aja?” Pandu menjawabnya dengan senyuman. “ok saya ngerti, mungkin sajennya kurang yah?” kembali tertawa dengan keras. Pandu dan Ardit ikut tertawa agar suasana tidak canggung. “kalau tujuannya itu saya izinkan pindah kelas, semoga channnel kalian semakin maju,” izin diberikan, Pandu dan Ardit berhasil lalu pamit kepada sang dosen setelah mengucapkan banyak terima kasih.
Perasaan keduanya telah lega, kegiatannya yang dilakukannya akhirnya tidak menganggu aktivitas perkuliahan. Pandu menanyakan tentang perjanjian dengan kuncen penjaga goa bekas penjajah yang nantinya akan dijadikan tempat penelusuran dan uji nyali. Ardit menjawabnya dengan sangat yakin kali ini kuncen yang bertugas bukanlah Kuncen DJ sesuai permintaan Pandu, senyumannya makin lebar sekarang, hanya bertahan beberapa detik saja karena melihat Lulu yang melambaikan tangan dari kejauhan.
“Pura-pura enggak liat aja gimana?” ajak Ardit.
“Mana bisa, ini muka kita jelas banget ngeliat ke arah dia,” keduanya pun pasrah, Lulu semakin dekat.
“Hei!” sapanya lantang. “gimana Pan udah nonton semuanya?” tanya Lulu.
“Hm, udah. Lumayanlah,” jawab Pandu.
Kemudian Lulu bertanya apakah sudah melakukan janji dengan kuncen goa bekas penjajah yang direkomendasikan olehnya. Pertanyaan yang baru saja Pandu tanyakan pada Ardit, ia juga menjawab sudah. Lulu mengingatkan bahwa ada pantangan yang harus dihindari, jika tidak bisa fatal akibatnya. Bukan soal penampakan atau gangguan dari penghuni tempat tersebut, tetapi rumornya jika pantangan itu dilanggar, makhluk tersebut akan mengikuti sampai ke rumah. Mendengar hal ini membuat Ardit bergidik, sedangkan Pandu menanggapinya dengan santai.
“Gue tau apa yang di dalam pikiran lo sekarang Panwir,” ucap Ardit seraya melambaikan tangannya kepada Lulu yang pamit undur diri.
“Enggaklah, gue bukan idiot, cuman hilang rasa takut aja,” balas Pandu.
pulaukapok dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas