• Beranda
  • ...
  • Militer
  • Profil DJI Agras T30 - Drone Pertanian yang Digunakan Bertempur Oleh Ukraina

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Profil DJI Agras T30 - Drone Pertanian yang Digunakan Bertempur Oleh Ukraina
Quote:


Drone telah menjadi solusi murah dan mematikan yang kita pelajari dari perang Rusia dan Ukraina, selain drone militer, kedua negara juga banyak memakai drone sipil yang dimodifikasi untuk membawa senjata. Dan drone sipil (non-militer) yang paling banyak digunakan adalah produk drone DJI, manufaktur asal China.

Pada 21 Januari 2024 lalu akun Telegram Karymat memposting foto yang menunjukkan sebuah drone dilengkapi senapan mesin dan roket anti tank, disebutkan jika drone tersebut milik pasukan Ukraina. Drone yang digunakan adalah DJI Agras T30, yang merupakan drone pertanian. Drone ini dirancang untuk penyemprotan pada lahan pertanian.

Mengutip artikel resmi DJI, drone pertanian tersebut resmi diapasarkan secara global mulai 2021. Drone ini dikembangkan dengan kemitraan bersama petani lokal di China. Masih dari artikel yang sama, drone dilengkapi tangki berkapasitas 30 liter serta memiliki 16 nozzle dengan jangkauan penyemprotan 9 meter. Drone bisa menyemprot area seluas 40 hektar selama 1 jam. Untuk muatan maksimal yang bisa dibawa adalah 40 kg. Penggunaan DJI Agras T30 diklaim dapat meminimalisir penggunaan pupuk serta meningkatkan hasil pertanian.

Drone terbuat dari bahan komposit serat karbon, dengan desain lengan pengunci satu tombol membantu mengurangi volume hingga 80% setelah dilipat. Drone dibekali sistem canggih seperti sistem radar berbentuk bola untuk memindai area sekitar di semua lingkungan dan kondisi cuaca. DJI Agras T30 punya sertifikat IP67, drone dapat bertahan dari debu, air dan korosi serta dapat beroperasi pada suhu 0°C sampai 45°C.

Juga tersedia fitur penghindaran rintangan dan fungsi penerbangan adaptif, untuk menjamin keselamatan selama penerbangan. Sementara itu, dua kamera FPV dengan resolusi 1.280 × 720 pada15 – 30 fps memberi pandangan depan dan belakang yang jelas, juga ada lampu sorot untuk kemampuan penglihatan malam.

Quote:


Itu tadi sekilas informasi tentang DJI Agras T30 Gan, tetapi di tangan Ukraina, drone ini dirubah menjadi drone tempur. Berkat kapasitas angkut sekitar 40 kg, tentara Ukraina kemudian memasangkan senapan senapan mesin PKM kaliber 7,62 x 54 mm buatan Soviet dan satu roket anti tank Bullspike pada drone tersebut.

PKM punya jarak tembak efektiv 750 meter serta kecepatan tembak 650 proyetil per menit. Untuk kecepatan luncur proyektilnya 976 meter per detik. Bobot PKM dengan amunisi adalah 9 kg. Sementara Bullspike adalah roket anti tank sekali pakai (disposable)dengan kaliber 72,5 mm serta jarak tembak efektiv senjata ini sekitar 150 meter. Kecepatan luncur roketnya sekitar 100 sampai 133 meter per detik, hulu ledaknya bisa menembus armor setebal 400 mm.

Bullspike juga punya pilihan hulu ledak PG-22 high-explosive anti-tank (HEAT) yang memakai point-initiating base-detonating (PIBD) fuze, yang menawarkan kemampuan self-destruct (penghancuran diri) serta dilengkapi fungsi delay yang bervariasi antara 3.5 sampai 8 detik. Secara keseluruhan Bullspike punya bobot 3,8 kg. Artinya gabungan bobot PKM dan Bullspike masih bisa dibawa DJI Agras T30.

Quote:


Sebagai tambahan informasi, Agras T30 memakai baterai berkapasitas 29.000 mAh, drone dapat terbang dengan kecepatan maksimum 10 meter per detik dan ketinggian terbang maksimum 4.500 meter. Untuk pengisian baterai sampai penuh membutuhkan waktu 10 menit, ada dua baterai yang tersedia, jadi drone bisa tetap digunakan saat baterai satunya sedang diisi ulang. Jarak jangkau kendali drone memakai dual mode GPS dan GLONASS sekitar 5 sampai 7 km, bergantung pada ketinggian terbang dan faktor lainnya. Sementara untuk harga per unitnya sekitar Rp 180 juta.

Di sisi lain, penggunaan drone sipil dalam perang menunjukkan jika ada perubahan dalam doktrin militer modern. Juga menunjukkan jika militer zaman sekarang memerlukam platform drone yang ringan, murah dan mudah dioperasikan seperti drone pertanian buatan DJI, bukan hanya memakai drone tempur yang mahal seperti Bayraktar TB2 atau Zala Lancet.



-----------------




Referensi Tulisan: DJI& Army Recognition
Sumber Foto: sudah tertera
jagotorpedo
yoseful
69banditos
69banditos dan 6 lainnya memberi reputasi
7
862
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread6.9KAnggota
Tampilkan semua post
gantengimutAvatar border
gantengimut
#18
Menurutku ini bisa menjadi inspirasi utk tenaga2 ahli di indonesia, daripada membeli alutsista/senjata terbaru, lebih baik melakukan penelitian & pengembangan dlm bentuk modifikasi alutsista yg ada sesuai dengan kebutuhan pertahanan nasional, misalnya spt drone, secara harga jauh lebih murah daripada pesawat/helikopter, tetapi bisa dibekali berbagai persenjataan sesuai kebutuhan, daripada membeli persenjataan terbaru dengan harga yg mahal, kan lebih baik beli drone dalam kuantum yg banyak & persenjataannya disesuaikan kebutuhan pertahanan nasional, prinsipnya dlm pertempuran, jika qta kalah secara kualitas ya kuantitasnya diperbanyak (pengalamanku main game age of empire & red allert)
itkgid
69banditos
69banditos dan itkgid memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.