Sumber Gambar

Gambar AI yang mirip dengan Taylor Swift dan memiliki nuansa pornografi telah menjadi viral di media sosial. Keberadaan foto ini memicu kemarahan dari para penggemar Taylor Swift, yang disebut Swifties. Foto tersebut dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan telah beredar di platform seperti Twitter dan Telegram.

Foto tersebut telah mendapatkan banyak perhatian, dengan lebih dari 45 juta kali ditonton, lebih dari 24.000 kali diunggah ulang, serta ratusan ribu like dan bookmark. Pihak X, platform yang terkait, telah menghapus foto tersebut dan mengambil tindakan terhadap akun yang terlibat dalam penyebarannya.

Saat ini akun Taylor Swift di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) tiba-tiba menghilang. Penggemar bintang pop ini mulai menyadari bahwa saat mereka mencari nama Taylor Swift di kolom pencarian X, hasil yang muncul adalah pesan "Ada yang dimaksud salah". Penggemar yang khawatir dengan kejadian ini pun mulai bertanya-tanya mengapa nama Swift tidak lagi bisa ditemukan di platform tersebut.

Ternyata, kehilangan nama Taylor Swift di kolom pencarian X bukanlah hal yang tidak disengaja. Menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh platform tersebut, langkah ini diambil sebagai respons terhadap penyebaran konten deepfake yang menyerupai Taylor Swift dan bersifat pornografi. Konten tersebut beredar luas dan viral di platform X selama beberapa hari sebelum akhirnya dihapus.


Sumber Gambar

Dalam sebuah konferensi pers, seorang perwakilan dari X menjelaskan bahwa gambar palsu Taylor Swift yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI) sangat mengkhawatirkan. Perusahaan media sosial memiliki tanggung jawab untuk mencegah penyebaran konten yang salah dan merugikan. Oleh karena itu, X mengambil tindakan dengan menangguhkan akun-akun yang membagikan konten deepfake tersebut.

Kejadian ini tidak hanya menghebohkan penggemar Taylor Swift, tetapi juga menunjukkan betapa seriusnya masalah deepfake dalam dunia digital saat ini. Deepfake adalah teknologi yang memungkinkan pembuatan konten palsu yang terlihat sangat realistis, baik dalam bentuk foto maupun video. Hal ini dapat membahayakan privasi dan reputasi seseorang.

Meskipun X telah mengambil tindakan untuk menghapus konten deepfake tersebut, kejadian ini seharusnya menjadi peringatan bagi platform-media sosial dan pengguna internet lainnya. Kita perlu meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya deepfake serta mengembangkan sistem dan kebijakan yang lebih efektif untuk mengatasi penyebaran konten palsu.

Kasus ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi, dengan banyak selebriti lain yang juga menjadi korban deepfake menggunakan AI. Kejadian ini juga mengingatkan pada kasus serupa yang terjadi dengan tokoh publik di Indonesia, Mahfud MD.


Sumber Gambar

Keberadaan deepfake foto porno ini menunjukkan tantangan baru dalam era digital. Kecerdasan buatan semakin canggih dan mampu menciptakan konten yang sulit untuk dibedakan dari aslinya. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan penyalahgunaan teknologi ini.

Namun, di sisi lain, langkah-langkah telah diambil untuk melawan deepfake. Platform seperti X terus memantau dan menghapus konten yang melanggar kebijakan mereka. Begitu pula dengan pemerintah dan lembaga yang bekerja untuk memerangi penyebaran deepfake.

Penting untuk menyadari bahwa deepfake adalah bentuk penipuan yang merugikan individu dan merusak reputasi mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menjadi lebih berhati-hati dan kritis terhadap konten yang kita temui di dunia maya.

Kita perlu terus mengikuti perkembangan teknologi dan bekerja sama untuk melindungi privasi dan kehormatan individu. Hanya dengan kehati-hatian dan tindakan yang tepat, kita dapat mengatasi tantangan ini dan menciptakan dunia digital yang lebih aman dan lebih adil.

Sumber: Link Referensi