Chapter 198
Quote:
Alunan musik indah dipadu dengan orang-orang menari berpasangan menjadi pemandangan biasa di kota kecil ini. Kota yang dibelah-belah oleh aliran air laut, struktur bangunan tempo dulu masih terawat. Selain pelancong, warga setempat sangat menikmati tinggal di kota ini. Termasuk Cetrone dan Ilo yang kebetulan sedang berada di sini.
“Aku lebih terbiasa menggenakan pakaian kita yang biasanya,” ucap Cetrone. “bagaimana bisa kita bertarung dengan pakaian seperti ini?” pakaian yang dikenakan oleh keduanya adalah sebuah jas panjang dipadu dengan kemeja putih lalu rompi yang membuatnya semakin elegan.
Ilo pun hanya memandangi rekannya itu dengan tatapan menyerah, sejak kedatangan mereka beberapa hari yang lalu, Cetrune tidak pernah berhenti mengeluh akan gaya pakaian mereka. Padahal ada tugas yang lebih penting, yaitu tentang teror Beaters yang belakangan marak di kota ini.
“Malam ini kita akan berpatroli di sini, mengamati lewat atas bangunan lebih memudahkan pekerjaan kita nanti,” ucap Ilo, rekannya itu tidak bisa membantah.
Malam harinya, lampu-lampu berwarna kuning menghiasai pemandangan kota, tidak membuatnya menjadi terang benderang, hanya memberi kesan kota tenang di malam hari. Kedua Bronze Clan sudah hinggap di atas salah satu bangunan tinggi, sebenarnya di kota ini semua bangunannya memiliki tinggi yang sama.
Agar patrolinya lebih efektif, Ilo membaginya menjadi dua kelompok. Mereka berpencar ke sisi yang berbeda, Ilo ke bagian timur sedangkan Cetrune ke bagian barat. Orang-orang masih terlihat di pusat kota, sedangkan wilayah lainnya kerumunan ada di tempat makan dan club malam.
“Hm,” Cetrune melompat dari satu atap bangunan ke satu atap lainnya. Lalu melihat ada sosok mencurigakan, mengikuti seorang perempuan seorang diri. “apakah itu monsternya?” tidak mau gegabah, Cetrune mengikutinya diam-diam.
Setelah beberapa meter dari tempat pengamatannya, ternyata orang itu hanyalah pencuri biasa, tangannya yang cepat dengan mudah menarik tas kecil milik perempuan yang berjalan didepannya. Sebenarnya Cetrune tidak mau ikut campur dalam masalah selain monster Beaters, tapi dirinya butuh pemanasan agar melakukan patrolinya lebih semangat. Cetrune melempar pisau kecilnya dari atas bangunan. Pisau itu dengan tepat menancap ke bahu sang pencuri.
“Satu jatuh,” lalu melihat perempuan yang dicuri datang, memukuli sang pencuri yang kesakitan dan melarikan diri sejauh mungkin setelah mendapatkan tasnya kembali.
“Kerja bagus,” terdengar suara dari arah belakang Cetrune, seingatnya Ilo berpatroli di tempat lain.
“Siapa---,” sosok dibelakangnya menyerang, namun Cetrune mampu menghindar ke atap bangunan didepannya.
Sosok itu berdiri tenang, dengan tinggi yang sama dengan Cetrune. Anehnya ketika datang tidak ada aura sama sekali. Bahkan angin saja tidak memberikan tanda kedatangannya. Cetrune mengeluarkan senjata jarak jauhnya, berupa tembakan panah. Gelapnya atap membuat sosoknya sedikit tidak terlihat.
“Jadi kau monster yang membuat teror di kota ini?” tanya Cetrune sambil mengacungkan senjatanya.
“Jangan samakan aku dengan monster rendahan pemakan manusia itu,” setelah mengucapkannya, sosok itu menghilang.
“Ugh!” sosok itu muncul menendang perut Cetrune sekuat mungkin, membuat anggota Bronze Clan itu terpental jauh menabrak bangunan jauh di sana.
Suara dentuman yang keras itu menggema hampir ke seluruh kota, kesunyian membantunya. Ilo terhenti sejenak dari kegiatannya, menoleh ke sumber suara, menyangka bahwa Cetrune sudah menemukan targetnya. Ketika ingin membantunya, terdengar suara perempuan melengking didekatnya.
“Hm?” Ilo memutuskan untuk mendatangi dahulu ke arah teriakan perempuan didekatnya.
Setelah ditemui sumber suaranya, ada monster berwarna hijau berada dekat perempuan itu. Darah mengalir dari bawah mulutnya, sedangkan kaki korban diselimuti oleh darahnya sendiri. Artinya bagian itu sudah terkena serangan monster. Ilo mengeluarkan katana dari telapak tangannya. Lalu mengontrolnya dari tempatnya berdiri. Katana itu dengan sendirinya melesat menembus kepala monster, lalu bergerak seakan-akan ada orang yang membuatnya begitu.
“Apa…apa yang terjadi?” perempuan itu hanya bisa panik melihat katana menari-nari membunuh monsternya.
“Apa kau bisa berjalan?,” ucap Ilo setelah melompat ke depan perempuan yang terluka itu. Katananya sudah menyelesaikan tugasnya, lalu kembali kepegangan Ilo.
“I…iya---,” suara dentumannya terdengar sekali lagi, perempuan itu diminta segera pergi oleh Ilo.
Yang menjadi aneh adalah, jika lawannya hanya monster biasa, tidak mungkin Cetrune walaupun ceroboh membuat keributan besar seperti itu. Ilo pun curiga, ada monster lain yang kekuatannya jauh lebih kuat sedang dihadapi oleh Cetrune. Ketua Bronze Clan itu pun melesat dengan melacak Beat milik Cetrune.
“SIAL!” ucap Cetrune melempar kepingan bangunan yang hancur. “siapa kau sebenarnya?!”
“Kau ini kuat, tapi aku rasa, kau bukanlah ketuanya,” balas sosok itu santai yang kini lebih terlihat. Laki-laki berambut hitam sebahu perawakan sedang tidak besar dan juga kecil. Memakai baju lengan panjang berwarna putih.