NieyzarAvatar border
TS
Nieyzar
MOVE ON Clinic Center of Kaskus
Welcome to MOVE ON Clinic Center of Kaskus




Selamat datang di Move On Clinic Center, to the point aja, trit ini diperuntukan untuk kawan semua yang punya permasalahan tentang move on, sharing cara move on dan hal lainnya tentang move on, LET'S MOVING ONemoticon-Metal:



RULES
Quote:
Diubah oleh Nieyzar 03-06-2014 10:31
vollandk123
madinannisa
nokaarlingga
nokaarlingga dan 53 lainnya memberi reputasi
50
430.8K
4.1K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.6KThread27.2KAnggota
Tampilkan semua post
ad.adryAvatar border
ad.adry
#3857
Tidak ada dendam kepadanya, tetapi setiap kali mengingat kesalahan nya terakhir kali aku masih merasakan sakit hati, perbuatannya sungguh menyakiti hatiku, dia sangat membekas di hati dan kenangan ku. Bagaimana tidak, 2 tahun berpacaran, 5 tahun sudah menikah, dan kami memiliki anak lelaki yang sangat pintar. Sekarang ini anak kami tinggal bersama orang tuaku, karna keluarganya tidak ada yang bisa di percaya untuk menjaga anak kami, sebab orang tua nya juga sudah terlalu tua, dan sudah terkena stroke, jadi sangat tidak mungkin membebani keluarga nya. Dia juga harus bekerja karna telah pisah dariku.
Sudah hampir 1 tahun aku pergi meninggalkannya, 6 bulan setelah aku pergi, dia memohon kepadaku untuk kembali, tapi aku saat itu menolaknya, karna aku masih merasa sakit hati terhadapnya, ditambah lagi pertimbanganku terhadap keluargaku, karna mereka sangat tidak setuju jika aku kembali kepadanya.
Bulan lalu aku yang menghubungi dia, dan aku nyatakan rasa rinduku kepadanya, yang aku tau dia senang mendengar ungkapanku itu, namun dia menyangkal rasa rinduku, dengan dalih penolakan ku kala itu, dan aku pun menjelaskan perasaanku itu kepadanya, "aku memang rindu kepadamu, tapi aku tidak bisa menerima kesalahan mu yang dulu itu, karna kesalahan mu itu sungguh membuat diriku yang dulu hancur lebur, mematahkan seluruh harapan ku dan membuat aku tidak ada semangat lagi untuk hidup." aku menyatakan itu sambil menangis karena mengingat kesalahannya kembali.
lalu dia berkata, "aku mengaku salah kala itu, aku memang sangat berdosa kepadamu sebagai suamiku, jangankan kamu, aku pun tidak memahami diriku kala itu, mungkin memang aku yang tidak bersyukur telah memiliki kamu yang begitu baik selama ini kepadaku dan kepada keluargaku, aku minta maaf akan itu, jika kamu bisa memberikan kesempatan kedua untuk ku, aku berjanji tidak akan mengulangi lagi, dan aku akan memberikan yang terbaik untuk kamu, itu janjiku".
Pada saat itu aku luluh kembali dengan perkataannya itu, dan aku bilang aku akan menerimanya kembali dengan satu syarat, dia harus pergi kerumah orang tua ku untuk meminta maaf, dan menyampaikan niat nya untuk kembali bersamaku lagi, namun dia tidak menjawab itu.
Seminggu waktu berlalu, kami terus saling berkomunikasi lewat telepon, karna posisinya aku sekarang bekerja di luar negeri, sedangkan dia bekerja di kota dimana kami tinggal bersama dulu.
Aku terus berusaha menyampaikan agar dia segera meminta maaf kepada keluargaku, agar aku juga bisa terang2an untuk menyampaikan niat ku kembali bersamanya dengan keluargaku, tetapi dia selalu menghindar, dan yang terakhir, aku sangat kecewa dengannya, karena dia kembali memarahiku karna aku selalu mendesak dia agar dia meminta maaf kepada orang tuaku itu.
Karena itu, aku dengan tegas bilang ke dia, jika memang kamu tidak bisa melakukan itu, jangan harap kita dapat kembali bersama. Setelah itu aku matikan telpon, dan aku langsung block saja nomornya itu.

Satu bulan kemudian dia menghubungi aku kembali, meminta maaf lagi, dan berjanji lagi akan menuruti semua yang aku mau, kecuali yang satu itu, untuk datang kerumah orang tua ku dan meminta maaf, dengan alasan karna dia saat itu sedang bekerja, dan belum ada waktu untuk pergi kerumah orang tuaku, dan dia berjanji setelah aku pulang dari luar negeri dia akan mengikutiku ke rumah orang tua ku, saat itu aku iya kan. dan kami kembali komunikasi.
Aku sempat bilang kedia, jika kamu memang benar ingin kembali bersamaku, kamu tolong bersabar menghadapiku yang saat ini, karna aku yg sekarang bukan aku yang dulu lagi, sifatku yg sekarang hasil dari perbuatanmu yang dulu, jadi kalau aku posesif, kamu harus sabar sabar ya, dan dia menjawab dia akan menyanggupi semua itu.

Baru aja jalan seminggu berkomunikasi, dia sudah berulah lagi, pada saat itu dia baru kembali dari Luar negeri, karna saat itu dia ditugaskan untuk meeting dengan client di Singapura, kabar terakhir darinya, dia sudah di bandara Changi, dan akan melakukan penerbangan kembali ke JKT pada jam 20:00 Waktu Singapura, Okey, btw aku sekarang bekerja di salah satu negara dengan waktu yang sama dengan Singapura. jadi aku bisa menghitung waktu dia sampai di jakarta jam brapa. 3 jam setelah dari kabar terakhir, aku telpon2 tidak bisa.
jam 3 pagi aku baru dapat kabar dari nya, dia mengaku batre HP nya habis, dari tadi dia cas dalam keadaan HP nya mati.
Walaupun begitu, aku tetap pada pendirian ku, aku sudah bilang aku yang sekarang posesif, jika kamu buat masalah seperti ini lagi, aku tidak akan bisa terima kamu. Lalu dia memohon maaf kepadaku.
Ke esok kan harinya, aku menerima chat dari teman lamanya, dia menanyakan kabar ku, dan dia juga sudah tau aku dan istri sudah berpisah. Dia menanyakan perihal kami, apakah masih ada saling kontak atau gk, jadi aku mengaku kami tidak ada saling kontak, lalu dia jawab, bagus lah, aku mengira kamu masih kontak sama mantanmu, tentu aku tanya, bagus kenapa, ada apa, lalu dia menjawab, kalo mantanku ini dia sudah memiliki pacar, biarkan lah mereka hidup bahagia kata temannya kepadaku. Tentu aku kembali sakit hati, aku bilang kepadanya, "oh begitu, ya makasih lah info nya ya. Nanti aku hubungi lagi ya, sekarang aku sedang sibuk dengan pekerjaanku."
Pada saat itu aku langsung menelpon2 mantan istriku itu, tapi telponku tak di angkat, aku spam chat tidak di respon. 3 jam setelah itu baru lah dia menjawab telponku, aku langsung hujani dia dengan pertanyaanku.
Dan dari jawabannya aku tidak dapat meyakinkan diriku, namun pada percakapan terakhir dia bilang dia akan membuktikan dirinya tidak berpacaran dan hanya ada aku di hatinya setelah aku kembali nanti dari pekerjaanku diluar negeri, atau dia akan mengunjungiku dalam waktu dekat, dan membuktikan dia benar2 ingin kembali bersamaku.
Aku terima itu, tapi aku berusaha untuk seolah olah tidak menginginkan dia, padahal jauh di dalam lubuk hati ku, aku sangat mencintai dia, seakan akan tidak akan ada orang yang bisa menggantikan posisinya di hati ini.
Sudah 3 hari berlalu, sampai detik ini dia tidak ada menghubungiku, dan aku pun juga begitu, tapi dalam hati, aku ingin dia menghubungiku kembali, dan memohon kepadaku, menelpon ku tiap malam, tapi tidak kunjung dia lakukan. Padahal sebelumnya juga aku pernah bilang ke dia, aku butuh kabarmu tiap saat, tapi nyatanya jika aku tidak menghubungi dia juga tidak menghubungi, tak pernah ada inisiatif dari dirinya sendiri untuk mengabari.
apakah aku harus benar2 menjauh dari nya?
menghilang aja gitu?
karna fikiran ku tentang dia selalu mengganggu pekerjaanku.
aku seorang pekerja yang mengandalkan fikiran, jika aku memikirkan dia terus, aku tidak bisa produktif di pekerjaanku.
apa yang harus aku perbuat?
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.