Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Ā© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

caturkristiyaniAvatar border
TS
caturkristiyani
SEMUA MERTUA JAHAT? ITU HOAX! INI BUKTINYA



Alhamdulillah aku memiliki dua mertua yang baik. Keluargaku juga baik mulai dari suami, ibuku, dan ipar. Seluruh saudara dari suami, semuanya juga baik. Baik bukan sekadar baik, tetapi terbukti dari segi tindakan dan verbal.

Saat aku lahiran anak pertama, mertuaku selama selapan hari hampir selalu berkunjung di rumahku dan menginap. Selapan kalau di daerahku Jawa Tengah artinya 35 hari.

Kala itu, kalau siang hari mertuaku jualan keliling. Untuk malamnya masih disempatkan ke rumahku untuk membantu mengurus cucu pertamanya, karena suamiku anak pertama. Adik iparku perempuan, saat itu masih kelas VIII MTs. Dia juga ikut ke rumahku dan sayang selalu dengan keponakan pertamanya.

Mertuaku juga membelikan kambing untuk akikah anakku. Membelikan gelang emas untuk anakku, pakaian bayi, bedong bayi, popok bayi, pampers, susu, dan lain-lain. Saat bayiku sudah MPASI, beliau juga membelikan camilan dan bubur fortifikasi. Beliau juga sering berkunjung ke rumahku untuk menjenguk keadaanku, keluargaku, dan bayiku. Setiap ke rumahku, beliau selalu membawa buah tangan, seperti camilan, bakso, pentol, nasi goreng, jeruk, biskuit, roti, pakaian bayi, susu, bahkan pernah memberikan etalase kaca untuk wadah piring.

Setiap mereka berkunjung ke rumahku, adik iparku juga hampir selalu ikut. Pernah tidak ikut beberapa kali karena belajar untuk persiapan ujian. Selain baik, adik ipar juga bisa dibilang pintar di sekolahnya. Setiap aku ajak foto, dia mengiyakan dengan sangat baik.

Lalu, bagaimana dengan parenting antara aku dengan mertua, ibu, dan suami? Apakah ada perbedaan? Setiap pendapat pasti berbeda, tak ada pendapat yang 100% sama. Tinggal kita sendiri bagaimana cara mengatasinya.

Aku dan suami sepakat memiliki pola asuh secara modern yang tak sama dengan orang-orang di masa lalu. Ketika aku memiliki parenting yang berbeda dengan mertua, aku selalu menghargai dan menerima cara mertua. Aku juga tak segan untuk memberikan masukan ketika parentingku dan mertuaku ada perbedaan. Alhamdulillah, tidak ada konflik apa pun. Keluarga suami menerima diriku dengan senang dan tak pernah ada suara negatif dari keluarga suami.

Ketika orang dulu memakai baby walker, aku tidak menerapkan untuk anakku. Alhamdulillah, mertuaku juga menerima dengan baik, tak ada penolakan. Aku memberikan saran ke mereka untuk tidak memberikan minuman teh kepda anakku yang masih 1 tahun+, mereka juga mengiyakan. Karena mereka paham dan memiliki ilmu, jika parenting zaman dulu dengan sekarang jelas beda.

Hal yang mungkin berbeda antara parentingku dengan orang zaman dulu. Antara lain, aku membiarkan anakku tenang dulu ketika menangis untuk meluapkan emosi, bukan menangis karena minta susu dan sebaginya. Karena ketika anak menangis, dia membutuhkan hormon oksitosin dan endorfin, jadi tidak serta merta langsung mendiamkannya. Catatan: ini menangis bukan karena minta susu atau yang lain, ya. Jadi murni menangis saja. Hal ini juga aku berlakukan untuk tantrum. Berbeda dengan beberapa orang zaman dulu, yang mohon maaf sedikit alergi dengan suara tangisan bayi. Jadi, ketika bayi menangis mereka cepat-cepat mendiamkannya. Aku tak menerapkan seperti itu.

Jangan sampai bayiku menangis karena kakinya gatal, aku malah menggendongnya. Jangan sampai bayiku menangis minta susu, aku malah menggendongnya lagi. Karena bayi menangis bukan melulu minta gendong. Bisa jadi minta susu, pampersnya penuh, kakinya gatal, badannya gerah, punggungnya gatal, atau yang lain. Jadi, aku sebagai orang tua ketika ada anak menangis, tidak serta merta menggendongnya. Baru ketika anakku menangis karena meluapkan emosi, aku membiarkannya sejenak baru memeluknya. Aku membiarkan dia menangis sampai tenang, biarpkan dia teriak-teriak sampai tenang, baru setelah 5 menit aku menenangkannya. Hasilnya, anakku bisa mengelola emosi dengan baik. Karena ketika anak menangis meluapkan emosi langsung digendong, dia akan kakurangan hormon oksitosin. Padahal hormon itu perlu buat semua orang.

Jadi intinya, aku memiliki mertua baik dan keluarga yang semuanya baik. Setiap perbedaan pendapat itu wajar, kita bisa memberi masukan dengan sopan ketika ada hal yang menurut kita tidak sesuai.

Tips paling penting:
šŸŒ· Tetap menghargai mertua ketika kita ingin disayang mertua.
šŸŒ· Berusaha menghargai setiap perbedaan pendapat.
šŸŒ· Berkata dengan sopan ketika ada perbedaan parenting dengan mertua, pasti mereka mengeti, kok.
šŸŒ· Selalu berpikir positif, karena pikiran positif akan mendatangkan aura positif.
šŸŒ· Ketika baby blues melanda, datanglah ke psikolog atau orang yang dipercaya jika butuh bantuan.

Semoga bermanfaat, ya!

emoticon-Big Kiss
0
691
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & FamilyKASKUS Official
8.8KThreadā€¢9.7KAnggota
Tampilkan semua post
momjanzAvatar border
momjanz
#1
Bersyukur gan dapet mertua baik, mertua ane juga baik banget. Cuman mertua laki aja yg rada gesrek. Dulu mertua laki mau anaknya dinikahkan sama anak temen nya, tapi suami ane maunya sama ane. Udah 7 th nikah tapi ayah mertua masih blm anggep ane sebagai menantu. Bahkan anak ane pun di kacangin ama ayah mertua. Tapi adik ipar ama mamah mertua super baik, care dan rangkul ane banget. šŸ„°šŸ„°šŸ„°
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.