Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pilotproject715Avatar border
TS
pilotproject715
Indonesia Hadapi Bonus Demografi, Penduduk Korsel Terancam Tinggal Setengah Populasi
Indonesia Hadapi Bonus Demografi, Penduduk Korsel Terancam Tinggal Setengah Populasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa (26/12/2023) menyerukan tekad yang luar biasa untuk mengatasi penurunan angka kelahiran di negaranya. Jika tidak ada perkembangan berarti, populasi Korsel akan tersisa setengahnya pada akhir abad ini.

“Waktu mulai menipis. Saya berharap setiap lembaga pemerintah menangani masalah angka kelahiran yang rendah dengan tekad yang luar biasa,” kata Yoon kepada anggota kabinet, seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap.


Dia mendesak para pejabat untuk mengatasi masalah penurunan angka kelahiran dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Dia juga meminta solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ini, karena Korsel memiliki angka kelahiran terendah di dunia.

Angka kelahiran yang terus turun telah menimbulkan keprihatinan bagi para pengambil kebijakan karena tingkat kesuburan di Korsel telah mencapai level terendah, yakni 0,7, pada kuartal ketiga tahun ini.


Angka itu jauh di bawah batas tingkat kesuburan 2,1, yang diperlukan untuk menjaga populasi tetap stabil pada angka 51 juta jiwa, Yonhap melaporkan.

Yoon menyebut persaingan ketat di bidang-bidang tertentu seperti pendidikan sebagai salah satu penyebab menurunnya angka kelahiran itu.


Dia mengatakan bahwa rendahnya angka kelahiran mengharuskan negara menangani masalah itu secara lebih serius dan mencari solusi yang berbeda dari sebelumnya.

Gelontoran dana besar tak mampu dongkrak kelahiran ...

Korsel telah menggelontorkan 200 miliar dolar AS untuk atasi krisis populasi.

Korsel telah menggelontorkan 200 miliar dolar AS (sekira Rp 3,09 kuadriliun) dalam 16 tahun terakhir untuk mengatasi krisis populasi, tetapi ironisnya, jumlah kelahiran baru justru terus menurun.


Dalam laporannya baru-baru ini, Forum Ekonomi Dunia memperingatkan jika tren kelahiran rendah ini terus berlanjut, populasi Korse diperkirakan akan menyusut separuhnya pada akhir abad ini.

Tingkat kelahiran Korsel terus merosot dengan hanya 249.000 bayi yang lahir pada 2022. Angka itu merupakan rekor terendah dalam tiga tahun berturut-turut, yang memicu penurunan populasi sebesar 4,4 persen dari rekor terendah sebelumnya pada 2021, menurut Statistik Korea.

Data tahun lalu menunjukkan bahwa rata-rata perempuan di negara itu melahirkan anak pertama pada usia 33 tahun, anak kedua pada usia 34,2 tahun dan anak ketiga pada usia 35,6 tahun.


Berbeda dengan Korsel, Indonesia justru tengah menghadapi bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif akan lebih besar dari nonproduktif (lansia). Diperkirakan puncak bonus demografi akan terjadi pada 2030-2040.

republika.co.id
Mistaravim
ushirota
viniest
viniest dan 5 lainnya memberi reputasi
4
1K
113
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Tampilkan semua post
toa.sakti666Avatar border
toa.sakti666
#6
Ane yakin masih banyak masyarakat yang blom paham apa itu bonus demografi. Untuk timses 02 tolong ini diperhatikan. Lebih gencar dan masif untuk memberi pengertian keuntungan dari bonus demografi, sosialisasikan saat kampanye di berbagai daerah.
pilotproject715
pilotproject715 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.