Sumber Gambar

Dalam agama Islam, terdapat hukum membunuh cicak yang dapat dianggap sebagai sunnah. Hal ini didasarkan pada beberapa hadis yang ditemukan dalam literatur Islam, salah satunya terdapat dalam Shahih Muslim yang ditulis oleh M. Nashiruddin al-Albani.

Menurut hadis tersebut, orang yang membunuh cicak dengan sekali pukulan akan dicatat 100 kebaikan untuknya. Namun, ada ketentuan lain yang perlu diperhatikan, seperti jenis cicak yang dimaksud. Dalam hadis, cicak yang dimaksud adalah jenis cicak yang dapat menyebabkan penyakit atau yang bisa menyakiti.

Pahala yang lebih banyak didapatkan jika melakukan pemukulan terhadap cicak beberapa kali juga dijelaskan dalam hadis. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa jika cicak tersebut berhasil kabur karena pemukulan yang tidak efektif, maka usaha tersebut tidak akan menghasilkan pahala yang sama.


Sumber Gambar

Salah satu hadits yang menceritakan hal ini terdapat dalam Shahih Muslim, di mana Nabi Muhammad saw menyebut cicak sebagai penjahat kecil dan menganjurkan untuk membunuhnya. Beliau bahkan memberikan pahala bagi mereka yang membunuh cicak dengan sekali pukulan. Dalam hadits tersebut disebutkan, "Barangsiapa yang membunuh cicak pada satu kali pukulan, maka baginya seratus kebaikan. Dan jika pada pukulan kedua, maka baginya pahala yang berbeda dengan yang pertama. Jika pada pukulan ketiga, maka baginya pahala yang berbeda dengan yang kedua."

Pahala yang diberikan bagi mereka yang membunuh cicak dengan sekali pukulan menggambarkan anjuran untuk berinisiatif dan segera membunuhnya. Rasulullah saw menginginkan agar cicak tersebut segera dihentikan agar tidak merusak atau menyebabkan bahaya. Dengan membunuhnya dalam sekali pukulan, cicak tersebut dapat terhenti dan membahayakan orang-orang di sekitarnya.

Namun, kita juga harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum membunuh cicak. Pertama, kita harus menghindari kekerasan yang tidak perlu terhadap makhluk hidup. Cicak, seperti halnya binatang lainnya, adalah ciptaan Allah yang juga memiliki hak hidup. Sebaiknya, kita mencoba untuk menemukan solusi yang tidak melibatkan pembunuhan, seperti mengusir cicak dengan cara yang lebih aman.


Sumber Gambar

Kedua, perlu diingat bahwa cicak adalah hewan yang dapat memberikan manfaat bagi manusia. Mereka memakan serangga yang mengganggu di sekitar rumah atau tempat tinggal kita. Dengan adanya cicak, populasi serangga yang mungkin dapat menularkan penyakit atau merusak tanaman dapat dikendalikan secara alami.

Selain itu, kita juga harus memahami bahwa mengganggu adalah sebuah persepsi. Apa yang mengganggu bagi kita mungkin tidak mengganggu bagi orang lain. Oleh karena itu, penting untuk mencoba memahami bahwa cicak juga merupakan bagian dari ekosistem dan lingkungan di sekitar kita.

Dalam menghadapi situasi di mana cicak terlihat mengganggu, kita dapat mencoba mengambil langkah-langkah alternatif. Misalnya, memasang kelambu di sekitar tempat tidur atau menggantung kain penolak serangga untuk menjaga kesejahteraan kita.


Sumber Gambar

Penting untuk diingat bahwa hukum membunuh cicak dalam Islam tidak boleh disalahartikan. Tindakan ini tidak dimaksudkan untuk mengekspresikan kekerasan tanpa alasan yang jelas. Dalam ajaran Islam, menjaga estetika dan kebersihan lingkungan juga dianggap penting.

Banyak orang menganggap cicak sebagai hewan yang mengganggu, terutama karena suara bising yang mereka hasilkan dan bau dari feses mereka. Oleh karena itu, pembasmian atau pemusnahan cicak sering kali dilakukan untuk menjaga kebersihan dan nilai estetik lingkungan.

Namun, perlu diingat bahwa hukum membunuh cicak dalam Islam berlaku dengan ketentuan tertentu. Membunuh cicak hanya diperbolehkan jika jenis cicak tersebut dapat menyebabkan penyakit atau jika cicak tersebut dapat menyakiti. Selain itu, pemukulan terhadap cicak juga harus dilakukan dengan efektif, agar tidak hanya menjadi usaha yang gagal.

Dalam menjalankan ajaran agama Islam, penting untuk memahami dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang ada. Begitu pula dalam hukum membunuh cicak, sikap bijaksana dan mempertimbangkan konteks lingkungan sekitar juga harus diperhatikan.

Sumber: Link Referensi