Santri Edan 9

Hari ini hari jumat, saat perjalanan menuju simpang lima ada sebuah iklan sepanduk besar bahwa tanggal 5 ada konser superman is dead, NTRL dan burgerkill di lapangan diponegoro, dalam batin nonton nggak ya, aku jumatan di masjid setelah lanjut perjalanan sedang ada demo mahasiswa di didepan suatu gedung sebelum simpang lima. Akhirnya Nyampe juga disimpang lima, kemdian asharan di masjid.. Ketika wudhu aku coba mau minum tapi ternyata asin, masjid ini sangat besar luas dan bertingkat, kulihat ada tanda tangan peresmian pak harto,

Setelah isya' aku ingat ada konser dan mau melihatnya, ini mau ngedan apa mau nonton konser yak.. Umbul umbul bendera djarum super terjejer di pinggir jalan gemuruh dentuman suara musik juga mulai ku dengar keramaian mulai terlihat, setelah nyampai banyak dengan atribut hitam bergambar band band terhampar diluar venue, masuknya memang bayar, dan aku diluar saja mengamati orang orang yang diluar dengan atribut atribut hitam sangar sangar, rasanya aneh saja, aku dulu juga sering menghadiri konser konser metal, festival terbesar se asia Tenggara Hammersonic pun ku hadiri sampai beberapa kali, aku juga memang penikmat musik keras, salah satu alasan memanjangkan rambutpun biar kalau buat moshing headbang jadi lebih asik hehe, tapi ntah kenapa ini rasanya aneh, rasanya sudah beda, batinku seperti memerintahkan kakiku utk segera menjauh dari tempat ini, ku milih untuk kembali ke alun alun simpang lima, tiduran melihat langit dan bintang bintang,

Salah satu misteri yang tak terpecahkan sampai sekarang logika manusia bahkan teknologi paling majupun tak kan mampu menguaknya, yaitu LANGIT. Sampe aku pernah nanya kpd kyai ketika pertama kali bertemu dengan beliau,

"Kyai wujud langit itu seperti apa? "

Kyai cuma tersenyum dan membalas

"Ya kayak orang badui diceritakan bahwa jakarta itu seperti ini seperti ini"

Aku cuma bengong saja mungkin logika belum bisa menerima jika diceritakan, mungkin suatu saat nanti aku akan tau sendiri,

Ketika dulu main tebak-tebakan, aku ngasih tebakan kepada temen "sering kita lihat setiap hari dari sejak kita kecil, warnanya juga kelihatan tapi tak pernah ada yg tau wujudnya, apa hayo?? Rata-rata jawabnya kentut kalau nggak angin, langit memang misteri, ntah langit itu ada atau tidak ada, tapi sebagai orang beriman aku meyakini langit itu ada, bumi dibandingkan langit hanya seperti debu, dan Allah jauh lebih Besar dari langit langit karena Allah tak menyerupai seluruh makhluk, dan Allah Maha Pengatur, mengatur seluruh jagad alam ini, menabrakan bumi dengan matahari atau galaksi bimasakti dengan galaksi pun mudah, manusia hanya seperti debunya debu, tapi manusia masih penuh dengan kesombongan merasa besar dan adidaya padahal manusia itu lemah nan kecil, seruan adzan Allohu akbar Alloh Maha Besar, agar manusia datang kepada Alloh untuk bersandar,

QIYAMUHU BINAFSIHI

Bukanlah air yang butuh ikan, tapi ikanlah yang butuh air utk bisa hidup,
Bukan energi listrik yang butuh lampu, tapi lampu lah yang butuh energi listrik utk bisa hidup menerangi,

Bukanlah Alloh yang butuh makhluk, tapi makluklah yang butuh Alloh,

Alloh tidak butuh amalan ibadah manusia, bahkan semua manusia mengucapkan jutaan takbir atau tak ada yang bertakbir tak ada yang ibadah kepada Alloh, itu tak akan mempengaruhi keAgungan Alloh Yang tak terbatas, tapi ibadah ditujukan kpd Alloh, karena perintahnya, karena kasih sayangnya, karena sesungguhnya untuk manusia itu sendiri. Ibarat kasarnya, misal kamu orang yang sangat baik hati penuh kasih super kaya melintir punya triliunan uang, punya pabrik dimana-mana, dan engkau kasian dengan orang orang yang kesusahan materi dan mengatakan hei sini masuk pabrikku kerja dengan baik patuhi aturan pasti kan kubayar, kan ku tanggung keperluan mu.

Fitrahnya manusia sebagai ciptaan yang lemah, lalai penuh salah, rapuh, butuh sandaran kepada Sang Pencipta yang Maha Agung. Tak ada manusia yg benar benat kuat, manusia yang kuat ialah yg bersandar pada yang Maha Kuat. *pengingat ku.
---

Hari ke 14
Dari pagi sampai magrib aku habiskan waktu disekitaran simpang lima, ngedan tinggal seminggu, setelah isa' kelanjutan perjalanan arah pulang mengikuti plang arah purwodadi, ketika tengah malam perutku bener bener keroncongan dan badan terasa lemes, hingga dzikir ku beralih menjadi, "ya alloh, nasi ya Alloh" Rintihku Berulang ulang ku ucapkan,

Eh.. Ya kok bener... diatas suatu drum di pinggir jalan nemu nasi yg dibungkus daun pisang, "ya Alloh kok cuma nasi saja ya Alloh, gak ada lauknya", gumamku, wkwkwkk emang lelaku tirakatku ini level ecek ecek kebanyakan ngeluh *plak, kata kyai doa itu permintaannya harus lengkap dan detail, setelah jalan beberapa meter ada warung angkringan yg dah mau tutup, orang nya manggil aku, dan nawari makan, kulihat dari jauh seperti mau ngasih lele goreng, " Wah cocok broo" Batin ku, kemudian orang nya memberiku bungkusan dan air minum, "alhamdulillah" Auto senyum hihiw

Setelah kubuka ternyata bukan lele *plakkk, sebuah pisang sale tapi di gulung memanjang, memang bentuknya dari jauh kayak lele mungkin krn lapar saya jadi berhalusinasi, hehehe wes gakpopo sikat wae lah, langsung ku makan nasi plus lauk pisang sale, ya begitu lah kalau lapar dan tak punya papa jd terasa enak enak saja, bahkan cuma fanta saja nikmatnya jd 10xlipat ketika dalam kondisi kehausan dan kepanasan, kadang ketika hidup terbiasa makan enak, makanan enakpun jadi biasa biasa saja bahkan bosan,.

Alhamdulillah kenyang lanjut tidur.

Hari berikutnya, ku skip sampe malam, di depan sebuah masjid ada warung angkringan memberiku makan, alhamdulillah kali ini aku tak berhalusinasi lagi, kali ini beneran lele goreng lurrr, dikasih 3 biji dengan nasi porsi jumbo +esteh,
"Alhamdulillah ya alloh terimakasih.. "

Awalnya aku makan setengah porsi saja, mungkin buat besok pagi ajalah, bungkus kututup, setelah beberapa waktu kubuka lagi dan akhirnya habis juga pemirsah.. Si lele berbisik pingin berenang diperutku hihiww..

Setelah makan aku tertidur, ditengah tengah tidur, aku mimpi buruk ketika mau bangun badanku tak bisa digerakan, mataku tak bisa kubuka, mau teriak juga tak bisa, aku kena tindien atau istilah lainya reprepan atau bahasa ilmiahnya sleep paralysis, dan akhirnya aku bisa bangun, aku lupa sebelum tidur biasanya ku password dengan meminjam ilmu dari Kyai jika ada bangsa ghaib yang menggangu akan terbakar tetapi aku lupa,

Btw, dulu aku sering sekali kena tindien di kamar rumahku, bahkan hampir setiap hari, kadang ekstrimnya itu setelah bisa bangun dari tindien mata sudah bisa membuka dan sadar tiba tiba sett.. Langsung kembali ke posisi tindien lagi dan bisa sadar lagi dengan keringat bercucuran spt habis lari. Kadang upayaku utk menghindari tindien sampai baca surat yasin sebelum tidur, kadang juga lebih milih tidur rumah temen, karena males kena tindien terus setiap hari, herannya pas merantau, beberapa taun cuma sekali saja kena tindien di kamar kosan gara-gara mbatin "wah lama juga aku gak tindien" Eh yak kok jadi tindien beneran pas tidur. Setelah pulang merantau kembali lagi dikamar aku sering kena tindien lagi.

Sampai akhirnya aku gabung majlis kyai, dan aku curhat ke salah satu santri namanya mas anto santri dr kebumen seorang yang pendiem dengan gaya khas kumis tebal dan rambutnya gondrong,

"Mas aku sering kena tindien, solusinya gimana ya? Tanyaku

" Ya.. Disedot saja makhluknya yang mengganggu ke tangan, ucap dengan ijin kyai,, hu..allah!, kemudian bayangkan kesedot ke tangan" Jelas mas anto.

Suatu hari aku tindien di kamar, badan tak bisa digerakan teriak juga tak bisa, mau bangun juga juga tak bisa, aku teringat solusi dari mas anto, langsung kupraktekan,
"Dengan ijin kyai, jin yang menggangguku ini kesedot ke tangan, HU ALLOH! "

"Swussssshhhhh... " Tanganku langsung seperti kayak gelombang angin yg cepat dan kuat yg menarik sesuatu, dan ini bener bener terasa getaran gelombangnya, baru kali ini kurasakan. Set... Aku langsung bisa sadar total dan dengan kondisi tangan menggenggam,
"Ini terus diapain yak? Wes masukin ke tembok sajalah.. Blokkk" Langsung kuhantamkan ke dinding.

Dan alhamdulillah saat ku menulis ini aku sudah lama sekali tak kena tindien. Terimakasih Kyai.