Kaskus

Story

fanya06Avatar border
TS
fanya06
Ranti
Ranti

Part 1

Ranti mengendarai sepeda motor melewati jalanan sepi. Jalan beraspal yang sisi kanan dan kirinya banyak ditumbuhi pohon kopi serta beberapa sayuran merambat yang ditanam oleh warga yang kini sudah tumbuh liar hampir mengenai bahu jalan. Ini adalah jalan menuju desa. Mata Ranti seketika fokus saat melihat tempat duduk yang hampir roboh tepat di sisi kiri jalan.

Dulu, Ranti pernah beberapa kali duduk di sana. Selalu, bersama Adit. Lelaki remaja yang mendekatinya saat ia duduk di bangku 3 SMP. Berkenalan secara tidak sengaja saat keduanya sama sama menemani seorang teman untuk berkencan.

Sore itu sepulang menjadi nyamuk bagi dua sejoli yang sedang dimabuk cinta, Ranti merebahkan dirinya di atas ranjang kamarnya. Tiba tiba terlintas bayangan Adit yang baru ia temui sore tadi. Senyumnya yang menawan berhasil memikat hati gadis beralis tipis itu.

Ting! Sebuah notif membuyarkan lamunan Ranti. Hatinya semakin tak karuan ketika mendapati sebuah pesan dari ponsel jadulnya.

[Hai Ran, sudah sampai rumah? Ini Adit]

Kalimat singkat yang membuat Ranti tersenyum riang. Tanpa basa basi ia segera membalas pesan itu.

[Iya udah. Dapet nomerku dari mana?]

[Dari Dedy. Tadi aku minta ke dia, Dedy minta ke temenmu tadi]

Setelah percakapan itu, mereka saling berhubungan dengan intens. tak pernah sehari pun tanpa saling berbagi kabar. Kadang kala saat Ranti di ajak berkebun oleh orang tuanya pun, ia hanya memainkan ponselnya saja demi selalu terhubung dengan pujaan hatinya itu.

Saat itu pergaulan Ranti sedikit dibatasi oleh orang tuanya, meski diperbolehkan mempunyai ponsel namun dia tak boleh mengajak pria berkunjung ke rumah. Hingga mereka nekat membuat janji bertemu di luar rumah. Itupun dengan membawa teman masing-masing yang tentu saja sudah disuap dengan traktiran sepulang berkencan. Walau saat bertemu mereka hanya sekedar duduk dan mengobrol. Begitu saja sudah berhasil membuat hati dua sejoli itu berbunga-bunga.


Memasuki tahun ajaran sekolah baru, setelah Ranti dan Adit lulus SMP mereka melanjutkan sekolah di salah satu SMA Negeri yang sama di desa tak jauh tempat mereka tinggal. Tapi, seolah Tuhan tak merestui. Meski sudah satu sekolah dan sama sama masih kelas satu mereka dipisahkan oleh kelas yang berbeda. Dan dengan alasan larangan pacaran, mereka memutuskan untuk menyembunyikan hubungan. Ah, Saling mencintai tapi berpura-pura tidak kenal itu adalah hal yang menyiksa, bukan?

Kadangkala Adit dengan sengaja datang ke kelas Ranti. Berpura pura meminjam buku milik teman semasa SMP nya yang menjadi teman satu kelas Ranti. Sesekali keduanya saling mencuri pandang dengan mesra, dan tersenyum ketika mata mereka saling beradu, jika ada yang benar benar memperhatikan keduanya, akan jelas terlihat percik cinta di antara mereka.

Menjadi murid baru di sekolah. Semua siswa-siswi diwajibkan berkumpul di perpustakaan untuk meminjam buku-buku pelajaran yang akan mereka gunakan untuk menambah ilmu. Satu persatu siswa berbaju putih abu-abu berjalan memasuki ruangan panjang dan lebar yang dipenuhi buku-buku pelajaran.

Ranti dan ketiga sahabatnya berjalan penuh semangat sambil bergandengan satu sama lain ketika memasuki ruang perpustakaan yang hampir di penuhi siswa-siswi kelas satu. Ranti berjalan ke arah rak buku bertuliskan Biologi. Menelisik setiap sudut ruangan mencari buku yang ia butuhkan. Tiba-tiba tanpa sengaja matanya menangkap senyum sesosok pria yang selalu ia rindukan. Lama mata keduanya saling beradu tatap, lelaki itu tersenyum manis menunjukan barisan giginya. Lalu, perlahan kakinya melangkah menuju ke arah Ranti.

Ranti melihat ke arah kanan dan kiri, dia menyadari bahwa itu bukan tempat yang pas untuk mereka bertemu. Saat gadis itu berjalan menjauh tiba-tiba Ranti dikagetkan dengan cubitan di lengannya.

"Kamu liat cowok yang di sana gak?" Ucapnya sambil menunjuk ke arah dua pria yang sedang berjalan ke arahnya.

"Kenapa emang?" Ranti balik bertanya.

"Aku lagi PDKT sama dia!"

Terkejut, Ranti merasakan hawa panas menjalar ke dadanya. Gadis itu masih Berusaha mewaraskan diri. Bukankah di sana ada dua pria? Siapa yang dimaksud oleh Fatma? Masih menyembunyikan sesak di dada. Ranti langsung menoleh ke arah Fatma.

"Yang pake rompi coklat?"

Fatma menggeleng, dia menunjuk ke arah lain. Lebih tepatnya ke sebelah pria berompi coklat.

"Sebelahnya." Ucapnya tegas.

"Adit? Dia pacarku!"

Mendengarnya Fatma langsung menutup mulutnya cepat. Ranti yang merasa jengkel langsung meninggalkan perpustakaan tanpa basa basi. Berlari menuju kelasnya yang tak jauh dari gedung perpustakaan. Ranti duduk sambil terisak didalam kelas. sahabatnya yang menyadari ada hal aneh langsung berlari mengejar. Menanyakan hal yang baru saja terjadi.

Ranti menceritakan semuanya pada sahabatnya. Mereka sahabat setianya sejak SMP, mendengar hal itu membuat mereka menahan amarah, mereka merencanakan ingin melabrak Fatma tapi urung setelah dihentikan oleh Ranti. Akhirnya mereka mengambil keputusan untuk kembali ke perpustakaan menyuruh Adit untuk mengajak Ranti bertemu di belakang gedung sekolah.

"Tadi kenapa kabur sih? Ini sekarang malah kayak abis nangis!" Ucapnya membuka percakapan saat sudah duduk berdua di belakang gedung.

Tanpa menjawab gadis itu hanya melirik Adit sekilas. Yang berhasil membuat laki-laki itu kebingungan.

Hah! Apa dia belum tau aku sudah mengetahui kalau dia bermain di belakangku bersama Fatma? Batin Ranti kesal. Dengan posisi membuang muka. Rasanya Ranti sangat malu berduaan seperti ini. Apalagi melihat sahabatnya mengintip dari sisi gedung diujung sana.

"Kenapa, Dek. Kok tiba tiba ngajak ketemu?" Ulang laki-laki itu saat menyadari wajah Ranti seperti menahan kesal.

"Kamu lagi PDKT ya, Mas sama Fatma?"

Seketika Adit menatap wajah gadis yang dicintainya itu, memasang wajah yang sulit digambarkan.

"Hah!" Adit terkejut, tapi sambil menahan tawa saat mendengarnya.

"Kok kamu jahat, Mas?" Suara Ranti sedikit meninggi. Menatap Adit dalam-dalam. Adit membalas tatapan itu lalu menemukan mata itu penuh kekecewaan, Ranti hampir menangis tapi sengaja ditahan. Cepat cepat Gadis itu membuang muka, menatap ke sembarang arah saat menyadari wajahnya memerah menahan malu. Karena meski mereka sudah berpacaran lebih dari sebulan, itu pertama kalinya mereka saling menatap dalam jarak yang begitu dekat.

"Maksudnya gimana sih? Dia lagi PDKT sama Mas atau Mas yang lagi PDKT sama dia?"

"Emang apa bedanya?" Ranti balik bertanya dengan wajah bingung.

"Ya, beda dong, Dek! Kalau dia bilang lagi PDKT sama Mas berarti dia yang ada rencana deketin Mas." Ucapnya tegas penuh percaya diri meyakinkan Ranti.

Seketika wajah Ranti memerah. Ia menepuk jidatnya sendiri. Merasa malu sudah menuduhnya berselingkuh di belakangnya. Menyadari ia telah salah, Ranti melirik ke arah sahabatnya yang sudah tidak ada diposisi mereka mengintip tadi. Gadis itu langsung berlari meninggalkan Adit sendirian, menuju ke sisi gedung. Mendapati ketiga sahabatnya sedang berdiri membelakanginya. Di depan ketiganya, Ranti melihat Fatma menunduk sambil memainkan ujung jilbabnya. Melihat Ranti berjalan ke arahnya, Fatma langsung berlari meninggalkan mereka dengan wajah yang terlihat menahan malu.


Bersambung ...

Dilarang mengcopas tanpa seizin penulis!
Diubah oleh fanya06 19-08-2025 20:08
soepudin395180Avatar border
raaaaud20Avatar border
hllowrld23Avatar border
hllowrld23 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.6K
65
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.7KAnggota
Tampilkan semua post
fanya06Avatar border
TS
fanya06
#9
Part 3

Tepat pukul satu siang lonceng sekolah berbunyi. Tanda waktu belajar usai. Satu persatu murid berhamburan keluar kelas menuju parkiran sekolah. Hari ini sama seperti hari hari lain, Ranti menunggu kakaknya untuk pulang bersama di pinggir gerbang sekolah.

Tak jauh dari tempatnya duduk, terlihat jejeran motor siswa-siswi terparkir rapi. Ia melihat Adit sedang duduk di atas motornya. Tepat ketika Adit melihatnya, pria itu langsung menghampiri Ranti.

"Ojek, Buk?" Ucapnya bercanda.

Ranti hanya tertawa.

"Kakak belum keluar? Tanyanya lagi.

"Belum. Kayaknya kelas 3 belum ada yang keluar." Jawab Ranti santai.

"Ya udah Mas antar aja yuk, kapan lagi kan kita bisa boncengan?"

"Tapi adek mau bilang dulu sama kakak, takut dia nyariin." Ujar Ranti sambil berjalan masuk ke halaman sekolah. Adit mengejarnya. Kini mereka berjalan berdua ke arah kelas kakaknya Ranti.

"Ran!" Panggil seorang wanita membuat keduanya sontak menghadap ke belakang.

Itu kakaknya Ranti. Dia baru saja dari kantin sekolah.

"Kamu pulang duluan aja, kakak sorean pulangnya masih ada les."

"Eh, kalau pulang sama Ini antarnya jangan sampe depan rumah. Ada ibu, nanti dimarah." Lanjut si kakak sambil melirik ke arah Adit.

"Iya, Kak. Tenang aja." Ucap Adit, lalu mengajak Ranti pulang bersama.

Selama di perjalanan Ranti lebih banyak diam, gadis itu merasa malu. Ia lebih banyak mendengarkan Adit bercerita. Sesekali Ranti tersenyum mendengar cerita Adit.

"Si Fatma jadi aneh Dek kalau di dalam kelas. Sekarang dia menghindari Mas." Ujarnya santai.

"Emang biasanya dia carper carper gitu ke Mas?" Selidik Ranti.

"Ya engga, biasanya kan kalau dia gak paham sama pelajaran nanyanya ke Mas"

Oh jadi mereka sedekat itu, pantas saja si Fatma bilang dia sedang pdkt dengan Adit. Ranti membatin.

Setelah 15 menit akhirnya mereka sampai di rumah. Seperti pesan sang kakak, Ranti diturunkan di depan rumah tetangganya yang tak jauh dari rumah gadis itu. Ketika hendak pergi, lengannya ditahan oleh tangan Adit.

"Entar sore ketemu di sini ya, Dek." Ucapnya dengan wajah serius.

"Gak janji ya, Mas. Karna kan ada ibu, adek takut dimarah."

"Bentar aja, please!" Adit terlihat memohon.

"Yaudah, iya." Jawab Ranti sekenanya. Gadis itu lalu melenggang pergi.


-------

Siang itu setelah berganti baju, Ranti merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tiba tiba matanya melihat buku Kimia milik Adit. Ranti lupa mengembalikannya. Lama ia menatap buku itu, lalu mengambilnya. Gadis itu memeluknya sambil senyum-senyum sendiri. Rasanya memegang benda milik Adit saja sudah membuatnya bahagia. Kini gadis itu tertidur sambil memeluk buku sang kekasih.

Kring ... kring ... kring ...

Ponsel di sebelah Ranti berbunyi agak keras. Melihat jam di benda pipih yang menyala, pukul empat sore ia terlonjak kaget. Panggilan telepon sudah berhenti, kini ada notif pertanda pesan masuk.

[Dek? Mas, udah di depan rumah Elna.]

Ranti buru buru berlari ke kamar mandi, Menggosok gigi, mencuci wajahnya sebentar lalu berganti pakaian tidak lupa mengoleskan sedikit liptin di bibirnya kemudian melesat menuju ke rumah tetangganya.

Ranti bergeming sesaat setelah melihat Adit tengah berdiri dengan temannya di jembatan yang berada tak jauh di depan rumah tetangganya. Lalu melangkah menuju sebuah bangku kayu panjang di bawah pohon jambu air yang tumbuh tinggi di pekarangan rumah tetangganya itu. Ketika Adit melihatnya ia segera melangkah mendekat. Lelaki itu ikut duduk di samping Ranti.

"Maaf ya, lama. Tadi ketiduran" kata Ranti sambil menatap Adit.

"Iya, gak papa. Oh, ya ... mas ada sesuatu buat adek," lelaki itu menyodorkan sebuah kotak kecil berbalut pita berwarna pink pada gadis itu.

"Apa ini?" Tanya Ranti.

"Adek lupa ini tanggal berapa?"

"Tanggal enam ya? Hehe, lupa."

Ranti baru ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia tersenyum menerima kado itu.

"Kalau mau dibuka sekarang boleh kok" ucap Adit sambil tersenyum ke arah Ranti.

Lalu, dibukanya pelan-pelan kotak itu. Wajah Ranti seketika panas. Di dalam kotak itu hanya ada potongan kertas yang digunting kecil-kecil.

"Gak ada apa- a ... " Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya tangannya berhasil menemukan sebuah jam tangan di dalam kumpulan potongan kertas yang ia pegang.

Gadis itu tersenyum ketika Adit menatapnya. Ia membalikan badannya. Dasar bodoh, Ranti membatin menahan malu.

Bersambung ...



kembali ke indeks cerita
Diubah oleh fanya06 22-11-2023 15:37
kulipriok
suryos
pulaukapok
pulaukapok dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.