Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cino.Avatar border
TS
cino.
Risiko PHK Akibat Boikot, Ini Pandangan Pengusaha hingga Ekonom


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu boikot produk yang terasosiasi dengan negara Israel bergulir luas di ruang media sosial, ditambah suara netizen terkait risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) jangka panjang.
Boikot disebut sebut sebagai solidaritas terhadap serangan yang dilakukan Israel terhadap Palestina, dan perlawanan atas jatuhnya korban sipil yang terus meningkat.
Banyak sudut pandang terkait sikap publik tersebut, namun ada berbagai perspektif yang bisa dihadirkan agar solidaritas global ini tetap memiliki relevansi dan dampak yang positif bagi tujuan mulia para pendukungnya

Mengenai MUI yang mengumumkan fatwa haram membeli produk dari produsen pendukung Israel, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berpandangan bahwa himbauan tersebut sah-sah saja sebagai bagian dari kepedulian dan rasa empati kemanusiaan masyarakat yang dalam hal ini disuarakan oleh MUI.

Tokoh Senior Apindo Benny Soetrisno menilai, jika hal ini dilakukan dalam jangka panjang, ada kemungkinan menyebabkan berbagai perusahaan di Indonesia yang dituduh mendukung Israel dapat tumbang.
Hal ini kemudian akan berakibat pada banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dan mengularnya pengangguran di dalam negeri.

“Langkah MUI baik baik saja dan tersebut adalah ungkapan empati kita terhadap Rakyat sipil Palestina di Gaza. Namun kalau jangka panjang sangat mungkin banyaknya kasus PHK,” tambah Benny.

Kendati demikian, saat ini menurutnya belum ada laporan resmi atau dari pengusaha terkait dampak dari boikot ini.
“Sepanjang pengetahuan saya belum ada terganggu dan masyarakat masih membeli atau belanja terhadap produk produk yang di informasikan ada kaitannya dengan Israel,” ujar Benny, Minggu 12/11).
Arif Luqman Hakim, Pakar Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang berpandangan, beberapa pihak mendukung gerakan boikot sebagai ekspresi solidaritas dengan Palestina, sementara yang lain memandangnya sebagai tindakan kontroversial dengan potensi dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.
Sebagian pihak percaya bahwa ini adalah bentuk dukungan yang diperlukan untuk memaksakan perubahan dan menekan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.
Namun, pandangan lain menganggapnya tidak efektif dan merugikan perekonomian.
Kata dia, beberapa percaya bahwa boikot bisa mendorong perubahan politik dan perilaku, sementara yang lain menilai bahwa dampaknya perusahaa
Boikot jelas akan berpengaruh pada para karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan terkait.
Kontan

Kenapa takut kehilangan pekerjaan? Takutlah akan Allah
pilotproject715
scorpiolama
scorpiolama dan pilotproject715 memberi reputasi
2
348
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41KAnggota
Tampilkan semua post
verstappenAvatar border
verstappen
#1
Anggaplah perusahaan macam starbucek, emcede, kaepci, agua, unilemper, dll tumbang di Indonesia. Pasti akan ada perusahaan atau produk lain (harapannya produk lokal) yg naik dan butuh banyak karyawan
pilotproject715
YamatoRyoumaru
YamatoRyoumaru dan pilotproject715 memberi reputasi
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.