Kebohongan yang dilontarkan oleh Ronald Tannur terkait kematian Dini Sera Afrianti, yang sebelumnya diakibatkan oleh penyakit jantung dan masalah lambung, akhirnya terbongkar setelah pemeriksaan lebih lanjut oleh tim medis dari National Hospital dan RSUD dr. Soetomo.

Ronald Tannur, anak anggota DPR-RI, membawa Dini ke National Hospital ketika kondisinya semakin melemah. Pemeriksaan di rumah sakit tersebut mengungkapkan bahwa Dini sebenarnya telah meninggal 30-40 menit sebelum dibawa ke sana, membuat Ronald terkejut dan histeris.

National Hospital, yang tidak dapat mengeluarkan surat kematian karena status Dini sebagai Died on Arrival (DOA), merujuk jenazah ke RSUD dr. Soetomo. Di sana, tim medis melakukan otopsi dan menemukan banyak luka lebam pada tubuh Dini, kontrast dengan klaim Ronald bahwa kematian disebabkan oleh serangan jantung dan asam lambung.

Ronald berusaha mempercepat proses pemulangan jenazah, tetapi menghadapi kendala karena perbedaan kronologi yang disampaikan dan ketiadaan keluarga Andini saat membawa pulang jenazah. Akibatnya, Ronald Tannur terpaksa membuat laporan kematian di Polsek Lakarsantri.

Namun, sayangnya, Polsek Lakarsantri awalnya mempercayai cerita palsu Ronald Tannur, menyatakan bahwa kematian Dini disebabkan oleh masalah lambung. Pernyataan ini didukung dengan adanya kantung kresek muntah di apartemen Dini. Meskipun begitu, fakta-fakta medis dari National Hospital dan RSUD dr. Soetomo menunjukkan bahwa ada dugaan kuat pembunuhan.

Kanit Reskrim Iptu Samikan, yang sebelumnya menguatkan status Dini sebagai kematian akibat lambung, kini dihadapkan pada pertanyaan serius terkait kebenaran pernyataannya. Pihak berwenang diharapkan untuk mengusut lebih lanjut kasus ini dan memastikan keadilan bagi korban, mengingat penemuan luka lebam yang tidak sesuai dengan cerita awal Ronald Tannur.


Info lengkapnya DI SINI