Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

penacintaAvatar border
TS
penacinta
Kau Kejar Aku Setelah Kita Bercerai
Kau Kejar Aku Setelah Kita Bercerai (2)

"Masuklah, Nak!" Mata teduh itu menyambut kedatangan Anna.

"Papa ...." Anna memeluk tubuh tua papanya itu erat-erat. Ia terisak dan menumpahkan semua emosinya dalam pelukan sang papa.

"Sudah jangan menangis lagi, apapun yang terjadi sama kamu papa tahu kamu itu anak yang kuat."

"Anna dan Mas Zahran akan segera bercerai, Pa. Maafkan Anna."

"Kenapa?" tanya lelaki paru baya itu lembut.

"Setelah bunda meninggal, Mas Zahran dan Zahira sudah tak bisa dihalangi lagi, Pa. Anna memilih mengalah. Anna lelah mencintai Mas Zahran sendirian."

"Sudah ... Masuk dan istirahat saja dulu!"

"Papa gak marah sama Anna?"

"Jalan hidupmu, kamu yang menentukan, papa yang mendoakan."

"Paa ...." Anna mendekap erat sang papa lagi. Tangan lembut itu mengusap kepala Anna penuh kasih sayang.

"Janji sama Papa, jangan sedih terlalu lama! Oke?" Anna melepaskan pelukannya dan mengangguk. Ia menatap mata papanya dalam-dalam, begitu teduh dan menenangkan.

****

"Pak Gara?" Anna menyapa pimpinan perusahaan yang duduk membelakanginya itu. Kursi itu pun memutar. Sosok lelaki itu sedang sibuk membaca berkas.

"Oh, kamu Anna, ya?"

"Betul, Pak."

"Duduk!"

"Terima kasih, Pak."

"Diandra sudah menyampaikan pada saya soal bagaimana prestasi kerja kamu."

"Baik, Pak. Saya siap dievaluasi jika memang diharuskan."

"Baiklah Anna, kamu tolong analisis data ini. Saya ingin melihat apakah di devisi keuangan yang dipegang oelh manajer sebelumnya ada kecurangan atau tidak."

"Baik, Pak. Akan segera saya kerjakan," jawab Anna sambil menerima berkas yang diberikan oleh Gara.

"Segera, ya!"

"Saya usahakan, Pak saya permisi dulu." Anna pun keluar dari ruangan Gara menuju ruangannya sendiri yang mulai hari ini telah resmi ia tempati. Di lorong, ia berpapasan dengan wanita cantik yang merupakan istri Gara.

"Habis dari ruangan Pak Gara, ya?" tanyanya ramah.

"Betul, ada yang bisa dibantu, Ibu?"

"Oh, enggak. Pak Gara ada di ruangannya kan?"

"Ada, Bu."

"Ya sudah, saya mau kasih kejutan sama suami saya."

"Oh, baik, Ibu. Permisi," ujar Anna sopan. Ia tersenyum sebelum berlalu. Anna langsung teringat pada Zahran, andai saja hubungan rumah tangga mereka semanis itu. Namun nyatanya mahligai itu sebentar lagi akan segera hancur.

Anna menginput data-data itu pada komputernya untuk mencari indeks kecurangan dalam pengolahan data sebelumnya. Anna akan berupaya semaksimal mungkin agar Pak Gara bisa merasa puas dengan hasil kerjanya.

Sekian lama di depan komputer untuk mengolah data itu, akhirnya Anna mendapat kesimpulan bahwa selama ini data perusahaan memang telah dicurangi. Kerugian perusahaan bisa dikatakan cukup besar, dua miliar lebih. Ini juga akan menjadi tantangan dan tanggung jawab besar bagi Anna untuk memperbaiki kinerja semua karyawan yang berda di divisi keuangan perusahaan itu.

Anna kembali mengetuk ointu rungan kerja Gara, setelah diizinkan masuk, Anna menjelaskan semuanya.

"Ternyata keputusan saya untuk memecat manajer sebelumnya itu tidak salah," ujar Gara. Ia menggelengkan kepala karena ternyata ia sudah kecolongan.

"Saya akan berusaha lenih keras untuk memperbaiki sistem di divisi keuangan, Pak. Jika sistem yang kita terpakan baik, insya Allah tidak akan ada celah lagi untuk pelaku kecurangan."

"Baik, saya percaya sama kamu, Ann. Saya serahkan tugas ini sama kamu."

"Baik, Pak. Akan saya jaga amanat bapak sebaik-baiknya."

Anna pun kembali ke ruangannya lalu ia mengajak semua karyawan untuk rapat dadakan. Anna kemudian memperkenalkan diri dan meminta semua pihak untuk bekerjasama dengan baik demi kemajuan perusahaan. Ia belum mengenali siapa saja mereka dan bagaimana karakternya. Akan Anna pelajari setelah ini.

Tepat saat istirahat jam makan siang, tiba-tiba ponsel Anna berdering.

"Mas Zahran?" Mata Anna menyipit.

Ia mencoba menenagkan jantungnya sebelum menerima panggilan itu.

"Ya, Mas," ucap Anna.

"Ann, bisa ketemu? Aku sudah membuat draft tentang detil rencana perceraian kita dengan pengacara. Aku mau kamu tanda tangan. Kamu sekarang di mana?"

"Di kantor, Mas."

"Kantor? Kantor mana?"

"Aku sudah bekerja, Mas. Biar aku saja yang ke tempat kamu," ujar Anna.

"Oke, ditunggu, ya! Jangan lama-lama!"

"Baik, Mas."

Anna pun turun dengan lift menuju basement dan memacu mobilnya ke kantor Zahran. Setibanya di sana, Anna langsung menuju ruangan Zahran. Terlihat seorang pengacara muda bersamanya dan juga … Zahira.

“Silakan duduk, Ann!” ucap Zahran.

“Makasih, Mas.”

“Langsung aja, tolong kamu baca draft ini. Setelah itu kamu tanda tangan di sini,” tunjuk Zahran di bagian bawah berkas.

Anna membaca dengan seksama rencana pengajuan gugatan perceraian itu. Mata Anna menyipit saat membaca beberapa penyebab yang diajukan Zahran sehingga berniat menggugat cerai dirinya. Di sana tertulis bahwa Zahran beralasan bahwa Anna selingkuh dan tidak menjadi istri yang baik.

“Apa-apaan ini, Mas? Kenapa kamu sebutkan di sini bahwa aku selalu pihak tergugat telah melakukan perselingkuhan? Ini tidak benar, Mas.”

“Itu hanya draft saja, Ann. Supaya gugatan lebih cepat diproses dan perceraian kita diputuskan. Kalau alasannya kamu terlalu baik, mana mungkin pihak pengadilan mengabulkan,” sahut Zahira.

“Tolong kamu diam, ini bukan ranah kamu untuk bicara!” seru Anna, membuat Zahira kaget. Ia tak menyangka kalau ternyata Anna bisa tegas juga.

“Memang begitu kalau mau perceraian segera diputuskan, Ann.”

“Gi*la kamu, Mas! Ini sama dengan fitnah. Jika berkas ini aku tanda tangani, sama artinya dengan aku mengakui semua yang kamu tuliskan di sini sebagai penyebab kamu melakukan gugatan perceraian kita. Aku gak mau! Aku sama sekali tak pernah melakukan hal terhina itu. Bahkan selama menjadi istri aku sama sekali tak pernah mengabaikan tugasku.”

“Anna, tapi kamu akan dapat kompensasi besar atau perceraian kita ini,” bujuk Zahran.

“Anda, sebagai pengacara yang terhormat, apa seperti ini cara anda menangani klien supaya perkaranya cepat selesai? Dengan cara menyudutkan pihak lain? Aku kecewa sama kamu, Mas! Justru harusnya aku yang membeberkan apa sebab aku mau dicerai oleh kamu! Sebagai suami kamu hanya memberikan nafkah lahir tanpa ada nafkah batin. Kalau kamu tuduh aku selingkuh maka akan aku bantah dengan surat keterangan dokter yang menyatakan jika aku sampai saat ini masih perawan!” tegas Anna sambil beranjak. Sontak sang pengacara melotot tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

Anna yang terlanjur kesal akhirnya memilih pergi dari sana. Tak ada gunanya mengikuti kemauan Zahran yang tak masuk akal itu. Jika ingin menuntut balik, justru Anna yang akan menang karena sebenarnya Zahran yang telah selingkuh dengan Zahira dalam ikatan resmi pernikahan mereka selama ini. Hukum negara tak akan melihat siapa yang lebih dulu menjadi kekasih Zahran. Di mata hukum, Anna adalah istri sahnya.

“Cukup sudah kamu membuatku merasa terhina, Mas!” geram Anna saat ia sudah kembali berada di dalam mobilnya.

Cerita inu sudah tayang 32 Bab di Fizzo Novel. Yuk mampir!

scorpiolama
junti27
bukhorigan
bukhorigan dan 2 lainnya memberi reputasi
3
866
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
totemnyahebr472Avatar border
totemnyahebr472
#1
Mungkinkah karena terlalu elastis?
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.