GanSis, pasti agan-agan sudah tahu dong dengan fenomena food vlogger review makanan yang lagi ngetrend saat ini? Yap, banyak banget tuh video review makanan yang bikin ngiler dan pengen langsung mencicipi. Biasanya video-video para konten kreator yang menyebut diri mereka sebagai food vlogger tersebut mengunggah videonya di Tik Tok, Instagram, atau bahkan juga YouTube.

Membahas tentang fenomena food vlogger review jujur makanan yang mereka beli dari tempat-tempat makan atau UMKM, belakangan juga viral terkait perseteruan antara konten kreator Farida Nurhan dengan seorang konten kreator bernama akun Instagram @codebluuuu. Perseteruan ini muncul setelah sebelumnya codebluuuu mereview jujur makanan dari seorang pemilik warung makan Nyak Kopsah yang ternyata membuat pemiliknya geram karena tidak izin sebelum membuat konten.

Alih-alih membela Nyak Kopsah, Farida Nurhan yang juga merupakan seorang food vlogger mendapatkan somasi terbuka dari codebluuuu karena dituduh doxing atau menyebarkan identitas pribadi. Perseteruan ini semakin memanas karena Farida Nurhan disomasi terbuka oleh codebluuuu, dan Farida Nurhan pun tak gentar menghadapi somasi tersebut.

Tapi pertanyaannya, apakah review jujur dari food vlogger ini nggak merugikan pemilik tempat makan?

Sebenarnya, dengan adanya review jujur ini justru bisa memberikan manfaat yang besar bagi pemilik tempat makan, loh. Bukan hanya sebagai bentuk promosi gratis, tapi juga sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk meningkatkan kualitas makanan mereka. Bayangkan saja, banyak orang yang terinspirasi untuk mencoba makanan yang direview oleh food vlogger tersebut. Ini bisa menjadi kesempatan emas bagi pemilik tempat makan untuk menarik pelanggan baru.

Namun, dalam memberikan review jujur, kita juga harus tetap menjaga adab, GanSis. Kita harus menghindari mencaci maki atau menghina makanan yang kita review. Sebagai food vlogger, kita lebih baik memberikan saran atau masukan yang konstruktif jika ada yang perlu diperbaiki oleh pemilik tempat makan. Tujuannya adalah agar pemilik tempat makan bisa mengembangkan usahanya menjadi lebih baik lagi.

Satu lagi yang perlu diperhatikan, kita tidak boleh meminta makanan gratis saat mereview tempat makan, GanSis. Meskipun ada beberapa food vlogger yang mendapatkan makanan gratis sebagai bentuk kerjasama atau sponsorship, tapi bukan berarti kita semua bisa melakukannya. Kita harus tetap menjaga integritas kita sebagai reviewer yang jujur dan independen.

Menggunakan adab dan etika di dalam mereview produk atau makanan, ini menurut TS sangat perlu untuk dipelajari oleh para food vlogger GanSis.
Jangan sampai alih-alih melakukan review makanan secara jujur lebih menjurus ke menjatuhkan atau menjelek-jelekkan karena Agan dan Sista tidak paham terkait aturan serta adab dalam mereview makanan atau usaha orang lain. Jangan sampai akibat dari Agan Sista melakukan review akhirnya membuat usaha orang bangkrut dan mereka kesulitan untuk hidup.

Jadi, kesimpulannya adalah review jujur dari food vlogger bisa memberikan manfaat bagi pemilik tempat makan. Dengan adab yang baik dan saran yang konstruktif, kita bisa membantu pemilik tempat makan untuk meningkatkan kualitas makanannya. Jadi, para agan dan sista food vlogger, tetap jaga adab dan berikan review jujur yang bermanfaat ya! Happy reviewing!