Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shabira.elnaflaAvatar border
TS
shabira.elnafla
Sosok Wanita Berwajah Setengah Hancur- KUNCEN



    
 
“Mas Al panas lagi,” ujarku di hari ke lima anakku mengalami demam.

Sebenarnya aku tidak terlalu khawatir jika panasnya tidak datang di waktu-waktu tertentu, tapi kali ini berbeda. Anakku demam mulai dari adzan magrib sampai subuh. Jika siang, dia seperti anak lain pada umumnya. Bermain dan makan dengan biasa, seolah tidak merasakan sakit. Namun semua berubah setelah terdengar adzan magrib. Anakku mengigau dan sering menunjuk ke atas di sela-sela demamnya.

Seminggu sudah kami berusaha mencari obat untuk penyakit demam tersebut. Dicek darah dan pemeriksaan lab lainnnya menunjukkan kalau anakku tidak mengalami apa-apa. Bahkan ketika demam, kami beri paracetamol pun tidak mempan.

Hingga suatu ketika, teman dari suamiku datang. Aku yang lagi menggendong anakku merasa malam itu berbeda dengan malam sebelumnya. Suasana lebih sepi dan tidak banyak motor yang lewat, padahal depan rumahku persis adalah jalan utama kampung dan penghubung ke kampung tetangga.

“Anak kamu sakit, Mas?” tanya istri teman suami.

Suamiku mengatkan iya. Lalu mengajak temannya masuk dan melihat anakku yang masih berumur sembilan bulan.

Dia memperkenalkan dirinya dengan nama Mbak Maria. Meski namanya Maria, tapi dia muslim.

“Sudah semingguan, ya?” tanyanya lagi.

Padahal kami belum mengatakan apa-apa, tapi dia bisa tahu.

“Punya garam yang kasar gak, Mas? Kalau gak punya coba beli. Nanti ditaruh di piring atau tempat apa aja boleh, lalu diletakkan di depan pintu masuk.

“Memang kenapa, Mbak?” aku tidak sabar menunggu penjelasannya.
 
Dia mengatakan kalau anakku diganggu oleh sesosok wanita dengan wajah setengah hancur. Memang bukan asli dari sini, tapi sosok itu mengikuti sampai ke rumah.

“Anak kalian bisa melihat ‘mereka’ jadi dia diikuti oleh salah satu sosok yang diajaknya mengobrol.”

“Mengobrol?”

Mbak Maria mengangguk. “Mungkin ketika kalian mengajaknya pergi, anak kalian melihat sosok ini di jalan. Karena dia masih kecil dia tidak tahu ini manusia apa bukan, jadi diajak ngobrol. Merasa ada yang bisa melihatnya, sosok ini ikut pulang, tapi dia tidak berani mendekat karena ada yang melindungi anak kamu. Seorang nenek berpakaian kebaya dan rambut sanggul besar."

Dari cerita Mbak Maria, sosok wanita berwajah setengah hancur itu dulunya korban kecelakaan, karena ditubuhnya bekas darah juga masih ada. Dia suka dengan anakku dan ingin mengajaknya berteman, tapi karena ada yang menjaga, maka sosok itu hanya bisa membuat anakku tidak betah di dalam rumah agar bisa keluar dan bersamanya.

Aku meminta tolong untuk menyuruhnya pergi, tapi sosok itu tidak mau. Dia betah berada di sini dan sekarang sering jalan-jalan di jalan depan rumah. Pernah memang beberapa kali ada cerita saat orang lewat melihat perempuan dengan wajah separuh merah dan rambut tergerai. Mungkin itu sosok yang sama dengan yang menganggu anakku.

Setelah malam itu suamiku tidak menemukan garam kasar, Mbak Maria dan suaminya menginap di rumahku. Semalaman kami berbicang. Dari sana pula kami tahu kalau ternyata sosok wanita tua yang melindungi anakku itu adalah nenek buyutnya. Karena rumah kami dulunya bekas hutan, maka masih banyak sosok yang berkeliaran di sekitar rumah kami. Dan sosok itu kebanyakan baik, makanya anakku biasa saja sebelumnya. Hanya terganggu saat wanita berwajah separuh hancur ini datang.

Ketika anakku demam, sering kali dia melihat ke atas dan tertawa sendiri seperti ada yang mengajaknya bercanda. Kadang dia berbicara dengan bahasa bayi seperti ada yang mengajaknya mengobrol. Tapi itu hanya ketika malam saja.

Selang dua hari dari Mbak Maria datang, kakakku yang juga seorang yang bisa melihat keberadaan 'mereka' datang ke rumah. Dia bercerita kalau tiga hari berturut-turut mimpi disuruh melihat keponakannya oleh seorang kakek tua bersorban. Dan ketika melihat anakku, dia tersenyum dan mengatakan kalau ada yang mencoba untuk ikut dengannya, ciri-cirinya sama dengan yang disebutkan Mbak Maria. Perempuan bergaun putih selutut dengan wajah separuh hancur dan rambut tergerai. Ada noda merah di bajunya, seperti darah.

"Jangan ganggu keponakanku, kalau kamu mau cari teman, ikut aku saja," ujar kakakku waktu itu.

Pagi harinya, anakku muntah-muntah dan diare, tapi ketika masuk magrib, dia sudah tidak lagi demam seperti biasanya. Sampai sekarang, katanya sosok itu masih sering datang, hanya saja tidak mendekat dan melihat dari kejauhan.


Sumber gambar
[url=pengalaman pribadi]Sumber tulisan:[/url]

sirluciuzenze
bukhorigan
scorpiolama
scorpiolama dan 4 lainnya memberi reputasi
5
366
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
aldysadiAvatar border
aldysadi 
#1
Huhu sama kayak ponakan ku mbak, diganggu Sama makhluk tak kasat mata cukup lama diganggu nya jd nya cengeng nangis klo bundanya jauh dari dia. Tp sekarang udah nggak kayaknya. Doain biar ga terjadi lagi, semoga anak mb dan ponakanku selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin
emoticon-Angel
shabira.elnafla
shabira.elnafla memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.