Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Tumbal Proyek – KUNCEN
Tumbal Proyek – KUNCEN

Hari ini suara itu terdengar lagi.

Sudah seminggu sejak aku bekerja di sini dan setiap hari suara itu selalu terdengar menjelang datangnya malam. Suaranya terdengar seperti perpaduan antara tangisan dan teriakan. Aku benar-benar tak tahu suara apa itu dan para pegawai lain seolah tak mendengar suara itu. Apa cuma aku yang bisa mendengarnya?

Aku berasal dari daerah terpencil di Sumatera jadi aku tumbuh dengan kepercayaan kuat akan hal mistis. Mungkin saja perusahaan tempatku bekerja ini angker, tapi selain suara itu aku tak melihat ada masalah lain. Tempat kerja ini baik-baik saja, tak ada peristiwa aneh lain.

Akhirnya aku pun mencoba membiasakan diri dengan suara yang tidak nyaman itu. Setiap hari suara itu terdengar semakin keras dan semakin membuatku menggigil. Suaranya seperti memanggil-manggil, tapi siapa yang sebenarnya dipanggil?

Kupikir suara itu akan terus memanggil setiap hari, tetapi pada suatu hari suara itu mendadak berhenti. Senin, 18 September. Tak ada yang spesial di hari ini, semua terlihat sama seperti hari-hari kerja biasanya. Namun, suara itu benar-benar tidak terdengar. Hening, damai, menenangkan.

Kira-kira kenapa hari ini berbeda? Apa sebenarnya yang terjadi? Apa sebenarnya suara yang begitu mencekam itu?

Akhirnya aku pun menutup laptop dan bersiap untuk pulang. Sampai akhir pun tak ada jawaban yang bisa aku temukan. Aku turun menggunakan tangga dan melewati lobi menuju pintu keluar. Tanpa sengaja aku berpapasan dengan seorang wanita yang menggandeng anak kecil di tangan kanan sementara tangan kirinya membawa seikat bunga.

Aku terpana sekaligus penasaran. Wanita itu tampaknya sudah berumur kepala tiga sementara anak perempuan itu mungkin masih lima tahun. Mereka berjalan memutari kantor menuju dinding yang berbatasan dengan jalan raya. Di sana aku melihat wanita itu meletakkan bunga yang dia pegang lalu menatap dinding itu lama sekali.
Apa yang mereka lakukan?

“Wanita itu? Ahh … Bu Risma dan putrinya.”

Itulah yang dikatakan oleh resepsionis saat aku bertanya. Dia terlihat ragu-ragu sejenak dan mengalihkan pandangan. Aku tahu dia sedang bimbang … atau mungkin sedih?

“Bangunan ini baru selesai dibangun tiga tahun yang lalu. Yang aku dengar, dulu saat pembangunan ada seorang kuli yang tewas karena kecelakaan. Itu terjadi waktu proses pengecoran dan kuli itu terjatuh lubang beton. Karena proses pengecoran tak boleh berhenti terpaksa mayatnya didiamkan di dalam sana. Bisa dibilang bangunan ini adalah kuburan untuk kuli itu. Kasihan istrinya. Dia datang setiap tahun karena tak ada kuburan lain untuk suaminya.”

Kecelakaan konstruksi? Tubuhnya masuk ke lubang beton? Siapa yang percaya cerita semacam itu? Itu pasti tumbal proyek! Pantas saja bangunan ini bisa berdiri tinggi di tanah yang kurang rata, ternyata mereka menggunakan nyawa sebagai bayarannya.

Dan suara itu … suara yang memanggil-manggil itu ….

Aku keluar dan kembali melihat Bu Risma yang berlutut sambil menangis. Di sebelahnya anak kecil itu membelai kepala ibunya. Anak itu pastilah tidak mengerti kenapa ibunya menangis dan kenapa mereka datang kemari setiap tahun. Dia tak tahu bahwa di dalam sana ayahnya tengah memanggil-manggil dalam teriakan yang tak terdengar.

Aku tak sanggup melihat pemandangan yang amat menyayat hati itu. Tanpa sadar aku sudah berlari tanpa menoleh lagi.
Keesokan harinya aku datang bekerja seperti biasa dan suara itu kembali memanggil. Sekarang semua terasa berbeda. Itu adalah suara kesedihan, suara ketakutan, suara permintaan tolong. Di bawah sana, tertimbun dalam gelap dan tak bisa bergerak, kuli itu menjerit meminta tolong, berharap untuk bisa bertemu keluarganya lagi.

Namun tak ada siapa pun yang bisa menolongnya. Bangunan ini berdiri kokoh dan tak akan hancur kecuali bencana besar menerpa. Entah setahun atau bahkan seratus tahun dia akan terus memanggil-manggil sementara ribuan orang berlalu-lalang di atas kuburnya.

Aku juga tak bisa berbuat apa pun. Pada akhirnya aku akan bersikap sama seperti para pekerja lain. Diam dan menganggap tak ada apa pun yang salah. Aku hanya berharap suatu hari pemilik suara itu akan menemukan ketenangan.

--END--
azhuramasda
winehsuka
pulaukapok
pulaukapok dan 4 lainnya memberi reputasi
5
506
32
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.7KThread43.1KAnggota
Tampilkan semua post
ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
#1
Kalau di pedalaman masih ada nggak cerita-cerita begini? Kalau secara sains sih mayat dalam beton justru akan merusak fondasi, tapi namanya juga mistis ....

Tumbal Proyek – KUNCEN
Diubah oleh ih.sul 19-09-2023 06:15
Sans1
Sans1 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.