Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yellowmarkerAvatar border
TS
yellowmarker
Tarik Tesla, India Siap Usik Indonesia Lewat Insentif Pajak Jumbo
Setelah Indonesia meluncurkan rencana relaksasi pajak impor kendaraan listrik CBU, kini India melakukan langkah serupa. Hal ini menjadi daya tarik bagi Tesla. 

Bisnis.com Jumat, 25 Agustus 2023 | 17:30

Penulis : Yustinus Andri & Nuhansa Mikrefin Y.
Editor : Yustinus Andri DP

JAKARTA – Strategi memperluas pengaplikasian kendaraan listrik sembari menarik minat produsen raksasa global macam Tesla Inc. gencar dilakukan oleh beberapa negara. Termasuk Indonesia dan India, melalui relaksasi di sektor perpajakan. 

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia sedang mengkaji penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) impor kendaraan utuh (completely built up/CBU) mobil listrik. Pada saat yang bersamaan, pemerintah juga melonggarkan ketentuan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk kendaraan listrik. 

Belum lama ini, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan langkah pemerintah yang melonggarkan aturan TKDN minimal 40 persen dari 2024 menjadi 2026, demi menarik investor dan meningkatkan persaingan pada pasar kendaraan listrik di Indonesia.

Namun, dia menegaskan adanya relaksasi bukan berarti TKDN 40 persen baru tercapai pada 2026, karena hal ini pun bergantung pada baterai EV (Electric Vehicle).

"Baterai itu sudah komponen 40-50 persen sendiri dari mobil listrik. Ketika nanti indonesia sudah mulai memproduksi baterai, maka nilai TKDN bisa lebih cepat di atas 40 persen, ujar Agus di ICE BSD pada Kamis (10/8/2023).

Lebih lanjut, dia juga menegaskan rencana penghapusan PPN bukan untuk impor kendaraan, tetapi insentif yang diberikan guna menarik investasi untuk pasar kendaraan listrik di Indonesia.

Dia lantas menyebut yang dimaksud dengan investasi adalah perusahaan tersebut diwajibkan membangun pabrik di Indonesia.

"Kalau dia tidak investasi, maka dia tidak dapat insentif. [Investor] wajib punya pabrik di sini," tuturnya.


Namun demikian, langkah Indonesia melonggarkan ketentuan perpajakan untuk kendaraan listrik yang diimpor seutuhnya, tampaknya bakal mendapatkan saingan dari India.

Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (25/8/2023) India sedang menyusun kebijakan kendaraan listrik baru yang akan memangkas pajak impor bagi produsen mobil yang berkomitmen untuk membangun industrinya di dalam negeri.

Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kebijakan perpajakan itu disusun seiring langkah Tesla yang sedang mempertimbangkan memasuki pasar India.

Adapun secara lebih detail, India disebut sedang mempertimbangkan memangkas pajak mobil yang diimpor secara utuh (CBU) menjadi 15 persen. Tarif impor tersebut turun drastis dari saat ini yang ditetapkan sebesar 100 persen untuk kendaraan yang memiliki harga di atas US$40.000, dan 70 persen untuk harga di bawah US$40.000.

“[Kebijakan ini] Ada kesepahaman dengan rencana Tesla [mendirikan pabrik di India] dan pemerintah menunjukkan minatnya,” kata pejabat India yang enggan disebutkan namanya.

Jika kebijakan seperti ini diterapkan, hal ini dapat berdampak pada penurunan drastis biaya impor kendaraan listrik yang selama ini dihindari oleh produsen mobil lokal. Hal ini juga dapat membuka pintu bagi produsen mobil global, selain Tesla, untuk memanfaatkan pasar India yang sedang berkembang pesat.

Sumber lain yang enggan disebutkan namanya mengatakn, pajak impor yang lebih rendah dapat membantu Tesla menjual seluruh modelnya di India. Bukan hanya mobil baru yang ingin diproduksi Tesla secara lokal.

Sebab pada 2021, saat Tesla pertama kali mencoba memasuki India, perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk itu mendorong pejabat setempat untuk menurunkan pajak impor 100 persen untuk kendaraan listrik.

Tahun lalu, pembicaraan antara Tesla dan pemerintah India gagal ketika para pejabat menyampaikan bahwa perusahaan tersebut harus berkomitmen terlebih dahulu pada manufaktur lokal.

Baru-baru ini, Tesla mengatakan kepada pejabat India bahwa mereka ingin mendirikan pabrik lokal dan membuat kendaraan listrik baru dengan harga di kisaran US$24.000, sekitar 25 persen lebih murah dibandingkan model awal saat ini, baik untuk pasar India maupun ekspor.


EFEK INSENTIF MENJANJIKAN

Di sisi lain, upaya pemerintah Indonesia yang sedang mengkaji penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) impor kendaraan utuh (CBU) mobil listrik dinilai sebagai langkah tepat untuk memperluas pasar EV di Indonesia.

Partner dan Global Head of Arthur D. Little’s Automotive Practice Andreas Schlosser mengatakan dengan berkaca pada negara lain, Indonesia perlu memperbanyak jumlah mobil listrik yang mengaspal di jalanan untuk menarik minat konsumen.

Dia menilai jika produksi dalam negeri masih belum cukup, maka impor kendaraan menjadi sesuatu hal yang wajar dilakukan oleh pemerintah. Adapun dia menilai PPN 0 persen untuk CBU mobil listrik hanya sebagai salah satu upaya pemerintah untuk memperluas pasar dan membuat masyarakat lebih mengenal kendaraan listrik di Indonesia.

“Di pasar lain kami telah melihat bahwa ini dapat menjadi akselerator untuk membuat masyarakat lebih mengenal EV,” ujar Schlosser dalam Executive EV/Battery Roundtable 2023 di Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan adanya insentif tersebut harus dibarengi dengan pengembangan infrastruktur karena ekosistem EV perlu berjalan beriringan dengan kebijakan dari pemerintah. Dari sudut pandang ekonomi makro, dia menyebut penghapusan PPN impor CBU ini akan meningkatkan persaingan pada pasar sehingga turut mendorong akselerasi ekosistem EV di Indonesia.

Partner Arthur D. Little dan Head of Automotive and Manufacturing practice di Asia Tenggara Hirotaka Uchida mengatakan rencana pemerintah untuk menghapuskan PPN impor CBU mobil listrik menjadi langkah penting untuk menarik minat pemain baru di pasar EV.

Setelah pasar EV berkembang pesat, dia menilai pemerintah baru dapat fokus pada pengembangan produksi lokal seperti yang telah dilakukan oleh beberapa negara lainnya.

“Thailand melakukan hal yang sama sehingga mereka mengurangi pajak CBU dari china menjadi 0 persen untuk EV dan itu sebabnya mungkin pemain China memasuki pasar Thailand,” katanya.

INDONESIA MASIH MINATI TESLA

Adapun belum lama ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkap alasan Elon Musk menunda investasi Tesla di Indonesia.

Luhut menyebut, tertundanya investasi Tesla bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga di Meksiko. Dia mengatakan bahwa hal tersebut terjadi imbas dari Tesla yang saat ini sedang mengalami kelebihan produksi.

Sebab, dari total 3 juta mobil listrik produksi Tesla, hanya terjual 1,8 juta unit saja dan saat ini masih terdapat 1,2 juta yang belum laku dan terjual. Atas dasar hal itu, Luhut menyampaikan bahwa Elon tidak mau ambil risiko dengan melakukan investasi yang nantinya akan menjadi faktor kebangkrutan perusahaan miliknya. 

“Elon menyampaikan dia tidak mau menjadi seperti General Motors, bangkrut karena over supply. Jadi investasi dia di Meksiko pun di-hold dulu tidak berproduksi sampai mereka memahami pasar ini," kata Luhut di Instagram pribadinya (@Luhut.pandjaitan), Selasa (15/8/2023).


Quote:



Diubah oleh yellowmarker 30-08-2023 11:16
Mistaravim
.bindexee.
BALI999
BALI999 dan 4 lainnya memberi reputasi
1
753
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
reallifepahit88Avatar border
reallifepahit88
#15
bukannya gw bela endon

tapi tiati outsourcing ke endeak

inget dulu boeing 737 max software engineering nya dioutsourcing ke endeak, walhasil... emoticon-Wakaka

nanti teslak mobilnya self-driving belok ke jurang sama programmer endeak emoticon-Wakaka
Diubah oleh reallifepahit88 30-08-2023 14:42
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.