Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Novena.LiziAvatar border
TS
Novena.Lizi
Pelabelan BPA Ancam Ribuan UMKM Depot Isi Ulang Gulung Tikar
Pelabelan BPA Ancam Ribuan UMKM Depot Isi Ulang Gulung Tikar

27 August 2023


Galon Guna Ulang

SHNet, Jakarta – Rencana pemerintah akan menyematkan label BPA terhadap galon guna ulang mendapat penolakan dari pengusaha depot air minum. Karena para pengusaha depot air minum masih mengandalkan galon bermerk untuk melayani konsumen. Ketua Asosiasi Bidang Pengawasan dan Perlindungan terhadap Para Pengusaha Depot Air Minum (Asdamindo) Erik Garnadi menilai kebijakan pelabelan BPA akan mematikan ribuan usaha rakyat sehingga menciptakan kesenjangan sosial dan pengangguran

“Kalau misalnya dipaksain, banyak pengusaha-pengusaha depot yang gulung tikar dan kalau sampai punah itu berapa ratus ribu (timbul) pengangguran lagi,” kata Ketua Asosiasi Bidang Pengawasan dan Perlindungan terhadap Para Pengusaha Depot Air Minum (Asdamindo) Erik Garnadi di Jakarta, Rabu (23/8).

Dia menjelaskan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian negara yang seharusnya mendapat dukungan pemerintah. Dia melanjutkan, kebijakan yang sembrono dan parsial pada hanya akan membahayakan dan merugikan negara.

Erik menyebutkan, pangsa pasar satu depot air minum isi ulang itu sekitar 200 sampai 300 rumah di sekitar. Namun, jumlah depot isi ulangnya sangat luar biasa. Usaha depot air minum isi ulang ini juga sudah merambah hingga ke kampung-kampung.

Sementara, Asdamindo memiliki 4.881 anggota hingga saat ini. Sedangkan data Kementerian Perdagangan pada 2021 mencatat ada lebih dari 60.272 depot air minum di Indonesia.

Erik meminta pemerintah menganalisis dampak terhadap rakyat kecil dari kebijakan yang akan dikeluarkan. Dia melanjutkan, omset pelaku usaha depot air minum saat ini sudah pas-pasan dan akan semakin tergerus dengan kebijakan pelabelan BPA terhadap galon guna ulang.

“Kami berharap sih (pelabelan BPA) nggak usah diterus-terusin seperti itu,” katanya.

Erik menilai, pelabelan BPA bukan kebijakan yang mendesak untuk dikeluarkan. Dia mengungkapkan, penggunaan galon guna ulang dalam depot air minum sudah dipakai sejak industri air minum isi ulang mulai menjamur sejak awal tahun 2000.

“Sejak saat itu hingga kini tidak ada konsumen yang mengeluhkan sakit setelah meminum air dari galon guna ulang,” katanya.

Menurutnya, polemik pelabelan BPA ada karena persaingan bisnis yang tidak sehat dari industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) besar. Dia berpendapat bahwa kebijakan pelabelan tersebut merupakan pesanan dari pihak tertentu untuk menjatuhkan kompetitor mereka.

Dia mengatakan, akan lebih adil apabila niatan pemerintah menyematkan label tertentu itu diberikan ke semua kemasan pangan. Artinya, sambung dia, pemerintah dalam hal ini BPOM memberikan label bagi semua kemasan pangan yang disinyalir berbahaya.

“Termasuk bahaya galon sekali pakai. Karena selama ini di depot itu banyak galon sekali pakai yang diisi ulang,” katanya.

Dia melanjutkan, depot tidak bisa menolak masyarakat yang datang ingin mengisi air di dalam galon yang mereka pakai. Dia berpendapat, dalam hal ini pemerintah seharusnya memberikan label atau peringatan bahaya yang mengingat dari penggunakan galon sekali pakai yang diisi ulang.

“Galon sekali pakai itu berbeda memang dengan galon guna ulang yang memang fungsinya dapat diisi kembali,” katanya.

Dia melanjutkan, secara logika sudah tentu ada dampak kesehatan yang menghantui dari penggunaan galon sekali pakai yang diisi ulang. Artinya, sudah pasti ada bahaya yang mengancam dari penggunaan tersebut.

Erik mengatakan, melihat kondisi demikian sudah seharusnya pemerintah memberikan label terhadap semua kemasan pangan secara adil dan tanpa tebang pilih. Pun, pelabelan harus dilakukan berdasarkan riset serta bukti-bukti yang terlihat dan signifikan.

“Kalau memang mau di labeli, labeli semuanya. Seperti rokok, kalau rokok kan semuanya dilabeli tak terkecuali,” katanya.

Pakar Polimer ITB, Akhmad Zainal Abidin mengatakan, kadar BPA dalam galon tidak akan meningkat jika galon dipakai dalam jangka waktu yang lama. Artinya, penggunaan dalam jangka waktu panjang akan membuat sisa BPA larut dalam air dan tetap dalam kadar yang masih aman.

“Dari tes, yang kami tahu BPA yang ada di dalam air akibat penggunaan polikarbonat itu rendah, jauh di bawah standar yang disarankan,” katanya.

Dia mengatakan, dengan kadar yang masih aman wajar saja kalau tidak ada permasalahan yang timbul akibat penggunaan galon guna ulang. Hal ini ditambah kalau kandungan BPA dalam galon masih di bawah batas yang disarankan oleh BPOM sendiri.

Anggota Komisioner Komisi Pengawas Persaingan usaha (KPPU) Chandra Setiawan menilai bahwa perang label BPA di bisnis AMDK kental persaingan bisnis. Menurutnya, polemik kontaminasi dan pelabelan BPA dapat menimbulkan diskriminasi di dunia usaha.

“Sebab, 99 persen industri ini menggunakan galon tersebut (berbahan BPA) dan hanya segelintir yang menggunakan galon sekali pakai,” katanya. (rudi)

https://www.sinarharapan.net/pelabel...-gulung-tikar/

Gara2 ada yg kayak ada manis2nya
CaiFuk
aldonistic
bukan.bomat
bukan.bomat dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.1K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
khafidz99Avatar border
khafidz99
#4
Yang badannya sensitif mesti disuplai sama yg ada manis2nya ya silakan beli air galonan premium berlabel BPA
Yang badannya tahan banting, terlatih puluhan tahun makan jajanan pinggir jalan, ya silakan beli air isi ulang dengan galon non-BPA
Biar rakyat yg milih sendiri
Ga usah sampe diatur, cukup bikin iklan layanan masyarakat saja terkait bahaya air isi ulang yg pake galon yg butek saking seringnya disikat
gomamon.
aldonistic
ilnero
ilnero dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.