Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

khu.lungAvatar border
TS
khu.lung
Heru Budi Perintahkan Pemilik Gedung di Jakarta Siram Jalan dari Atap
JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta para pemilik gedung tinggi di Ibu Kota untuk melakukan penyiraman air secara massal dari atap gedung. 

Menurut Heru, penyiraman massal dari atas gedung itu dilakukan sebagai penanganan kualitas udara buruk di Ibu Kota. 

"Gedung-gedung tinggi yang ada di Pemda DKI ini bersama-sama melakukan istilahnya mass water, kira-kira gitu ya," ujar Heru dalam sambutan diskusi publik penanganan polusi udara yang digelar di kawasan Jakarta Pusat, Senin (28/8/2023).

  Heru mengatakan, penyiraman massal itu juga akan dilakukan dari atap gedung di bawah Pemprov DKI dan pemerintah pusat, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rencana soal penyiraman massal dari atap gedung itu sebelumnya juga telah dibahas dengan beberapa kementerian terkait.

 "Tadi saya juga sudah bertemu dalam rangka peresmian LRT, para menteri kita bersama-sama (akan melakukan). Pertama bangunan milik Pemda DKI, para Wali Kota kemarin saya sudah perintahkan bangunan Pemda, begitu juga bangunan BUMN dan BUMD," ucap Heru. 

Terkait mekanisme penyiraman nantinya, Heru mengatakan akan disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. 

"Tinggal nanti pak Asep di sini sampaikan konsepnya itu panduan harus ada sehingga nanti ketika kita kumpulkan pemilik gedung tinggi itu sudah ada," ucap Heru.

 Untuk diketahui, DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor kelima di dunia hari ini, Senin (28/8/2023) pagi. Dikutip dari laman IQAir pukul 06.24 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat diangka 149.

 Angka ini menunjukkan kualitas udara yang sedikit lebih baik dibanding hari Minggu pagi yang berada di posisi ketiga. Meski demikian, DKI Jakarta pada Senin pagi ini masih masuk dalam kategori kondisi tidak sehat bagi kelompok sensitif. 

Kondisi ini juga diprediksi bakal terjadi pada 31 Agustus 2023. Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5 dengan nilai 60,8. Konsentrasi tersebut 11 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO). Sedangkan cuaca di Jakarta pada pagi ini berkabut dengan suhu 24 derajat celsius, kelembapan 89 persen, gerak angin 5,5 km/h, dan tekanan sebesar 1009 milibar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Heru Budi Perintahkan Pemilik Gedung di Jakarta Siram Jalan dari Atap", Klik untuk baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/28/11521391/heru-budi-perintahkan-pemilik-gedung-di-jakarta-siram-jalan-dari-atap.
Penulis : Muhammad Isa Bustomi
Editor : Ihsanuddin

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6


news

have you gone mad ???
gini banget kualitas gabener give away emoticon-Big Grin
bukan.bomat
nomorelies
aldonistic
aldonistic dan 4 lainnya memberi reputasi
3
777
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
bingsunyataAvatar border
bingsunyata
#17
Jangan keburu bikin perda atau semacamnya, pak ...
Diujicobakan dulu pada gedung tertentu (milik pemerintah), durasi penyiraman serta volume berapa, optimalnya pada ketinggian berapa.
Khan bisa kerjasama dengan universitas-universitas juga, sekalian penelitian.

Detektor/sensor terkait polutan yang diteliti, diletakkan pada radius-radius tertentu di sekitar gedung bersangkutan. .Begitu juga dengan sensor kelembaban, dimana ini nanti akan terpakai datanya bila si pemiik gedung mendapatkan nilai kelembaban yang tinggi dan ingin menanam tanaman tertentu untuk mengatasinya.

...
Satu hal lagi, yang mungkin perlu diperhatikan ...
Tiap gedung (atau bahkan bangunan), punya nilai tertentu dan khas, terkait bagaimana bangunan itu mempengaruhi ekosistem yang ada disekitarnya. Bukan cuma bangunan sebetulnya, pepohonan dan tetumbuhan juga.
Terutama pada elemen temperatur (api), angin, air, terkait elemen yang cenderung dinamis.

Karena masing-masing punya nilai khusus, meski bentuk bangunannya sama berikut ketinggiannya, hasilnya bisa berbeda pada satu gedung dengan gedung lainnya, bahkan seumpama gedung-gedung itu berada dalam komplek yang sama. Kemudian, patut diperhatikan juga "efek karambol" terkait sifat udara yang selalu ingin memberadakan dirinya dalam kondisi stabil, setelah penyiraman dilakukan.
Anginnya lari kemana ...

Jadi, sebisanya jangan digebyah uyah.
Dan jangan lupa pula untuk tidak memakai air selokan (khan bukan untuk nyirami demonstran) atau air sumur (bisa memperparah kasus penurunan tanah).

...
Mungkin bapak juga bisa konsultasi atau kerjasama dengan pihak-pihak yang berkutat pada ranah green building.
Cuma green building yang saya maksud itu bukan yang terkait masalah penghematan listrik-air, tapi yang terkait green-nya dalam artian sebenarnya.


Sumber gambar: https://www.kompas.com/properti/image/2021/11/16/174000521/green-building-salah-satu-solusi-terbaik-atasi-pemanasan-global-di?page=1

Bila dipadukan dengan konsep green building ini, metoda penyiramannya bakal menjadi lebih efektif. Disebabkan para tanaman itu dalam kesehariannya juga akan menyerap polutan yang ada.
Tinggal kehati-hatian dalam memilih jenis tanaman yang bandel namun tetap ramah di kantung.
Diubah oleh bingsunyata 28-08-2023 10:40
CaiFuk
aldonistic
Kabel.Hangus
Kabel.Hangus dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.