Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Calang (Unsur magis Telur Angsa Busuk) -KUNCEN


Desember 2018,

"Le, Mbah Di sudah tak sadarkan diri...."

"Aku mau izin ke HRD untuk pulang bersama Pak Lek mu untuk pergi ke rumah beliau."

Ucap Bulek Risma kepada ku sambil tergesa gesa, aku dan bulek risma memang bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik mebel yang sama.

Anggap saja dia adalah orang dalam yang telah membawa ku sampai bisa mendapatkan pekerjaan di tempat itu.

Bulek Risma sengaja mendatangi yang bekerja di bagian berbeda dengan nya untuk memberi kabar bahwa Mbah di yang notabene adalah kakek ku dan mertua bulek risma yang sudah tak sadarkan diri.

Mbah Di adalah kakek yang sudah berusia hampir 90 tahun, sudah setahun belakangan beliau sakit sakitan.

Namun sakit beliau tergolong aneh untuk seorang yang berusia lanjut,
Mbah Di sering marah marah sendiri.

Memanjat pohon bahkan melompat pagar dan pergi tanpa tau arah pulang, beberapq kali beliau di antarkan oleh tetangga yang kebetulan bertemu dengan beliau di jalan.

Rentetan notifikasi wa di grup family mulai menggeruduk masuk, rupa nya seluruh keluarga sudah mendapatkan berita perihal keadaan mbah di yang sudah tak sadarkan diri.

Dengan di bantu bulek risma, aku pun mendapatkan izin dari kepala unit untuk meninggalkan tempat kerja.

Mbah tinggal di kediaman nya bersama dengan bulek Rusmini yang tak lain adalah adik bontot emak, setelah mendaptkan izin aku pun lekas bertolak menuju kediaman mbah di sama seperti saudara yang lain.

Di sana sebagian besar keluarga sudah berkumpul, saat itu emak tak bisa ikut datang lantaran beliau memang sudah tak bisa kemana mana, emak menderita diabetes dan sedang proses perawatan luka di kaki.

Begitu juga saudara yang berada di luar kota, melalui grup wa mereka juga sesegera mungkin akan datang ke kediaman mbah di.

Suasana di sana benar benar ramai layaknya saat lebaran, namun saat itu kami kumpul dengan suasana berbeda.

Saat memasuki ruang tamu, aku mulai mendengar suara lantunan surat yasin yang terasa menggetarkan hati.

Aku pun masuk ke kamar mbah di,
Ku dapati tubuh renta beliau yang hanya kulit dan tulang berbaring dengan mata terpejam di kelilingi sanak family yang sedang mengaji.

Ku lihat dada nya masih bergerak naik turun pertanda bahwa beliau masih bernafas.

Kondisi kakek ku benar benar sudah kritis.

Ada pemandangan yang membuat ku merinding, sekujur tubuh mbah di di penuhi dengan luka cakaran.

Menurut penuturan bulek rusmini, kemarin mbah di sempat mengamuk dan mengacak acak kamar, beliau juga mencakar tubuh nya sendiri seperti maaf, seekor monyet.

Rupa nya bulek Risma juga sudah berada di sana bersmaa pak lek ku, kami bergantian mengaji untuk mbah di.

Aku mencoba memegang kaki beliau, ternyata memang sudah dingin sampai ke leher.

"Seperti nya bapak punya pegangan ...."

Celetuk pak lek ku saat duduk di ruang tamu.

Hal itu sontak saja membuat kami melihat ke arah pak lek, persis seperti apa yang ada di benak setiap orang di sana.

Bukan hal yang tabu untuk orang orang jaman dulu yang suka melakukan ritual untuk memiliki ajian atau pegangan.

Kami sudah sering mencari di lemari tua mbah di siapa yau beliau menyimpan benda pusaka atau apa, namun hasil nya nihil.

Sampai pada akhir nya ada seseouh di sana yang memang dulu nya adalah teman sepantara mbah di namun beliau masih sehat, sebut saja nama nya mbah Radi.

Mbah radi menuturkan bahwasanya dulu mbah di pernah lelaku untuk mendapatkan ajian Hanoman.

Hanoman adalah karakter dalam kisah rama shinta berwujuk monyet putih yang selalu setia kepada sri rama.

Hanoman memang sangatlah sakti,bahkan tak ada yang bisa mengalahkan nya kecuali bhatara kala (dewa waktu)

Dulu hanoman yang memiliki panjang umur meminta kepada dewa untuk menemui ajal nya, dan yang bisa membunuhnya adalah bhatarakala.

Dari penuturan mbah radi, maka mbah di tidak akan pergi dengan mudah.

"Lalu bagaimana supaya bapak mendapatkan jalan terbaik bya mbah?"

Tanya pak lek kepada beliau.

"Ada satu cara..."

Ucap mbah radi dengan tenang.

"Ajian itu harus keluar dari dalam tubuh bapak mu."

Tambah nya.

"Apa pqnjenengan bisa mngeluarkan nya mbah?"

Tanya pak lek.

"Inshaallah...."

"Sekarang tolong catukan aku telur calang."

Pinta mbah radi.

"Telur calang???"

"Telur apa itu mbah?"

Tanya pak lek.

"Itu adalah telur soang/angsa yang gagal menetas atau busuk."

Ucap beliau.

"Haaaahhhh?????"

Kami semu melongo mendengarnya.

"Memangtelur buauk seperti itu ada guna nya mbah?"

Tanya ku yang sedari tadi hanya mendengarkan .

Mbah radi hanya tersenyum simpul.

"Telur calang memang mungkin bagi kebanyakan orang tak berarti apa apa, tapi di tangan orang yang mengetahui nya. Telur itu bisa benjadi bendaberunaur magis."

"Mulai dari penangkal santet, peluruh ilmu atau pegangan, sarana penglaris dan media untuk mencari angka togel."

Jelas beliau.

Baru sast itu aku tau kalau benda tak berguna seperti telur angsa busuk ternyata memiliki unsur magis yang tidak sepele.

Aku dan pak lek pun bertugas mencari telur calang tersebut,

Dari pasar pasar sampai ke perkampungan.

Rupa nya benda itu memang bukan benda sembarangan, terbukti ketika kami menanyakan telur itu kepada beberapa pedagang, mereka langsung melihat kami dengan penuh curiga.

Upaya kami belum membuahkan hasil, hingga terlintas di benak ku untuk mencari telur calang tersebut di forum jual beli jejaring sosial.

Dan.....
Ternyata ada yang memposting telur tersebut,

Aku langsung menjapri nomor yang tertera di postingan.

Aku dan pak lek langsung menuju ke kediaman si penjual tersebut.

Ternyata harganya memang lumayan mahal, untuk sebutir telur di bandrol dengan harga 50ribu rupiah.

Tanpa pikir panjang aku dan pak lek langsung membayar nya dan membawa telur itu ke rumah mbah di,

Lantas kami menyerahkan nya kepada mbah radi.

Sebenar nya mbah di audah beberapa kali mengalami kritis dan tak sadarkan diri,
Tiga bulan sebelum nya mbah di sepat tak sadarkan diri.

Keluarga besar sudah berkumpul di sana, namun ketika di tanya.

"Mbah, apa anda haus?"

"Mau kopi?"

Mbah di yang sudah tak sadar lqngsung menyahut.

"Mau, kopi hitam pahit."

Setelah minum kopi beliau langsung bangkit dari tidur nya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Mbah radi duduk di dekat mbah di, seperti sedang merapal doa sambil mengelus eluskan telur calang itu ke dada mbah di.

Cukup lama prosesi tersebut berlangsung, hari sudah beranjak senja.

Mbah radi pun keluar dari kamar mbah di.

"Kalian ambil baskom di isi air...."

Pinta beliau.

Aetelah itu mbah radi menaruh telur calang tadi ke dalam baskom dan menaruh nya di depan rumah mbah di.

"Tunggu sampai magrib tiba, dan kalian lihat apa yang akan terjadi."

Ucap beliau kepada kami.

"Apa pun yang terjadi, kalian harus ikhlas...."

Tambah nya

Hari mulai petang, dan suara adzan pun berkumandang.

"Duuuuuaaaarrrrrrr ......."

Terdengar suara benda yang melwdak di deoan rumah mbah di yang membuat kami yang berada di ruang tamu terkejut.

Kami pun berhamburan keluar rumah, rupa nya telur calang itu meledak dengan aroma busuk yang menyeruak.

Tak lama berselang, terdengan suara isak tangis dari saudara saudara ku yang berada di kamar mbah di.

Dan benar saja, malam itu Mbah di akhir nya bertemu dengan bhatarakala dan pergi untuk selamanya.....

Sekian-
tsuryanto590563
sydney89
regmekujo
regmekujo dan 13 lainnya memberi reputasi
14
783
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
yunie617Avatar border
yunie617
#4
Alhamdulilah masih ada mbah radi yang tau bagaimana buang ilmunya..
Kalau tidak kasian mbah Di susah saat ajalnya.
indrag057
tetes.tinta
tetes.tinta dan indrag057 memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.