Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

untungsuropatiAvatar border
TS
untungsuropati
mengakses ilmu leluhur - Part 8
kenapa kita perlu menghormati leluhur?

secara sareat setiap manusia telah membawa gen dr leluhurnya, manusia tercipta dr manusia lain. yang merupakan proses berantai yang terus menerus. konon lineage ini digunakan juga dalam setiap aliran. bedanya mereka melineage guru guru mereka sampai pd awal ilmu itu turun. untuk lineage ini kita perlu menjadi murid dengan iajab qobul. nah kita sendiri punya linegae langsung, liwat darah daging dan tubuh kita kepada leluhur leluhur kita. mengapa kita tak menggunakan lineage ini untuk mencoba belajar dari sana mendalami segala macam hal untuk keperluan kita.

mohon dikoreksi

Quote:


Quote:


Quote:
balaprabu
terbitcomyt
sarangka
sarangka dan 29 lainnya memberi reputasi
28
167.5K
11.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
SupranaturalKASKUS Official
15.6KThread10.9KAnggota
Tampilkan semua post
prabuanomAvatar border
prabuanom
#3967
Mengalah atau dipaksa mengalah sih?

Saya beberapa waktu ini menghadapi beberapa keadaan yang membuat saya mengalah terus. Nah disini mestinya saya intropeksi. Benerkah saya ini memang mengalah atau dipaksa untuk kalah?.

Baiklah, kasus kecil saja. Ada anak yang meminta saya jual eceran. Pertama saya tolak. Tapi kemudian dia datang lagi dan lagi. Ahirnya saya kabulkan deh. Saya layani eceran. Awalnya hanya produk tertentu. Lalu dia lobi lagi, minta produk lain. Ok saya turuti lagi.

Meminta pembayaran tunda. Istilahnya utang lah. Awalnya lancar. Lalu pembelian kedua menghilang. Hehe aslinya ya ga gede banget jumlahnya. Hanya 5 ribuan. Tapi membuat saya kepikiran. Sekali lagi hal ini akan jd hal biasa ketika anda molai dagang. Sgalanya jd perhitungan.

Nah disini lalu saya berpikir, ah sudahlah toh cuma 5000 saja. Disini saya lalu mengalami perenungan panjang. Dan dr perenungan ini munculah macam2 pertanyaan pribadi.

Saya mengalah kaya gini aslinya bukan karena murni mengalah. Tapi karena memang sejak kecil terbiasa dipaksa oleh keadaan. Dipaksa untuk diam karena tidak punya kekuatan melawan. Dipaksa untuk mengalah.

Karena itu saya jd suka supranatural. Karena saat kita dipress keadaan, tidK bisa melawan. Kudu menahan dan bertahan maka saat itu muncul pemberontakan dlm diri. Tapi tidak bisa muncul secara fisik. Disini nantinya akan berkembang jd perlawanan dalam diam. Dan itu inti awal mulanya supranatural.

Biasanya daerah2 yg magisnya kental terutama yg untuk melawan atau menyerang akan cenderung "hitam". Dimana muncul dr ketidak mampuan menyerang secara fisik. Karena di kekang. Tapi saat itu munculah ilmu2 menyerang dalam diam itu.

Nah disini jelas, mengalah dan dipaksa mengalah itu beda. Kalo saya punya uang 10 juta lalu ada lomba rebutan uang 10 ribu, dan saya ga mau ikutan. Alasannya ga ribet..lalu saya ga datang lomba. Dan musuh saya menang. Maka ini namanya murni mengalah. Karena nothing to lose.

Tapi kalo kita hanya punya uang 10 ribu. Lalu kita dpt jatah 10 juta. Tiba2 diembat orang lain. Kita merasa marah emosi ga terima. Tapi ga bisa ngapa ngapain karena terikat oleh sistem. Lalu kita bilang, sudahlah mending mengalah. Ini bukan mengalah. Ini dipaksa untuk mengalah.

Kata kalimat mengalah untuk menang itupun bukan berarti lalu diam dan ga ngapa2 in stelah mengalah. Tapi ini bentuk strategi leluhur jaman dahulu untuk mundur selangkah sebelum balik menyerang. Leluhur kita bukan orang2 otot dan okol, yang cuma pandai bertarung fisik. Tapi orang2 yg sangat strategis.

Jadi? Saya sendiri punya pengalaman telepati. Kenapa tidak digunakan saja?. Dan memang keadaan ini yg paling tepat digunakan. Emosi berlebihan menginginkan selesai cepat dengan adu fisik adalah sebuah kesalahan. Telepati memang butuh waktu. Karena itu butuh kesabaran. Istilah mengalah untuk menang ini justru cocok bagi orang2 supranatural. Termasuk penggunaan telepati ini.

Yang justru saya pertanyakan, sejak kapan saya jd ga sabaran..sejak kapan saya jd mengalah lalu diam grundel. Padahal jelas2 saya dalam era2 sebelumnya sudah selesai menjalankan proses2 panjang. Dimana butuh waktu berbulan2 pun selesai ahirnya. Nah pertanyaanya adalah sejak kapan?

Apakah karena terlena oleh keadaan yang memang sempat lancar2 saja ini?. Ya mungkin saja. Berarti sekali lagi. Saatnya untuk diasah lagi ilmunya. Ada banyak pihak2 yg bermasalah yang kudu "dipanggil" agar menunaikan janjinya. Dan ini bukan cuma 5000 seperti contoh kasus diatas. Ada yg 70 ribu. Ada yg sejuta. Ada yg sampe 80 jutaan. Terus mau dipaksa agar selalu mengalah? Kok enak?
Diubah oleh prabuanom 02-08-2023 22:44
SunInTheDark
Near28
Near28 dan SunInTheDark memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.