Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Militer
  • Selayang Pandang PCL-181, Howitzer Swagerak Buatan China yang Jarang Terekspos

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Selayang Pandang PCL-181, Howitzer Swagerak Buatan China yang Jarang Terekspos
Quote:


Jika kita membahas alutsista buatan China, pasti yang dominan dibahas adalah segmen kapal perang, pesawat, rudal jelajah sampai drone mereka Gan. Saking seringnya alutsista tersebut dibahas, kita sampai lupa kalau Sang Naga juga sudah membuat howitzer swagerak sendiri.

Di segmen artileri, produk China memang jarang terekspos Gan, maklum howitzer swagerak mereka mulai tertangkap kamera untuk pertama klai pada 2017. Setahun kemudian, secara resmi mereka memperkenalkan howitzer swagerak bernama PCL-181. Setahun berikutnya lagi, mereka baru mulai mengadopsi senjata ini.

Dan berdasarkan postingan akun Twitter Jeses Roman pada 19 Juli 2023 lalu, dia membagikan foto latihan Angkatan Darat China memakai howitzer swagerak PCL-181 kaliber 155 mm serta towed howitzer PL-66 (Type 66). Tidak dijelaskan kapan dan di mana uji coba penembakan howitzer itu dilakukan, tapi kemungkinan latihan itu digelar pada bulan Juli 2023.

Quote:


Menurut artikel Army Recognition, PCL-181 digunakan oleh brigade kelas menengah sampai berat dari Angkatan Darat China. Sebuah batalion dilengkapi oleh 18 unit artileri swagerak PCL-181, kendaraan tersebut kemudian dibagi lagi ke dalam 3 baterai. Di mana masing-masing baterai diperkuat 6 unit PCL-181.

Batalion tersebut juga dilengkapi satu kendaraan komando, tiga kendaraan komando baterai, dan sembilan kendaraan pengintai baterai dalam tiga set. Selain itu, batalion tersebut juga mencakup satu set radar penempatan artileri dan koreksi tembakan (terdiri dari dua kendaraan), satu set radar meteorologi (juga dengan dua kendaraan), satu set perawatan mekanis (dua kendaraan), dan satu set perawatan kelistrikan (satu kendaraan).

Dibandingkan dengan jenis towed hiwitzer, howitzer swagerak (self propelled howitzer) menawarkan mobilitas yang tinggi sehingga bisa disebarkan lebih cepat. Howitzer swagerak juga memungkinkan untuk memakai taktik shoot and scoot, guna menghindari tembakan balik artileri lawan.

Quote:


Howitzer swagerak buatan Norinco ini ditempatkan pada platform truk berpenggerak roda 6x6, bobot tempurnya adalah 25 ton dan memiliki ground clearance0,38 meter. Punya kemampuan melintasi jalan dengan kemiringan 58%, melintasi parit sedalam 0,7 meter serta melintasi sungai dengan kedalaman 1,2 meter.

Truk ini ditenagai oleh mesin diesel WD615.44 supercharged yang menghasilkan tenaga maksimal 315 hp pada putaran mesin 2.200 rpm. Hal ini memungkinkan howitzer PCL-181 diajak ngebut sampai kecepatan maksimum 90 km/jam, memungkinkan relokasi cepat ke posisi tembak baru dan meningkatkan kemampuan bertahannya dalam skenario pertempuran. Untuk jangkauan operasional adalah 600 km.

Karena bobotnya yang relatif ringan, PCL-181 dapat diterbangkan oleh berbagai pesawat angkut menengah, seperti Y-9. Secara khusus, dua unit PCL-181 dapat dimuat ke pesawat angkut Y-20. Untuk beroperasi secara efisien, PCL-181 membutuhkan enam tentara yang ditempatkan di dalam kabin lapis baja, yang memberikan perlindungan terhadap tembakan senjata ringan dan pecahan peluru artileri. Kendaraan juga dilengkapi proteksi nubika (nuklir, biologi, kimia). Awak PCL-181 terdiri dari penembak, pemuat (loader), dan personel lain yang bertanggung jawab mengoperasikan howitzer dan mendukung fungsinya.

PCL-181 memakai sistem kontrol tembakan terkomputerisasi yang canggih untuk membantu membidik dan menembakkan howitzer secara akurat. Sistem itu membantu memperhitungkan berbagai faktor, seperti jarak ke target, ketinggian, dan kondisi lingkungan, memastikan serangan artileri yang tepat dan efektiv. Kendaraan ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi, pemosisian, dan penargetan untuk meningkatkan akurasi dan efektivitasnya. Sementara, informasi target diperoleh melalui data yang diterima dari kendaraan komando artileri.

Quote:


Artikel Army Recognitionmengatakan PCL-181 dikembangkan dari howitzer AH-2 155 mm. Dengan modifikasi untuk bisa dibawa oleh truk. PCL-181 bisa menembakkan berbagai jenis amunisi mulai dari HE ERFB, HE ERFB-BB, ERFB-BB cargo, ERFB illuminating, ERFB smoke base ejection, dan ERFB white phosphorous.

PCL-181 membawa 30 butir peluru dan 30 peluru tambahan yang disimpan di rak yang terletak di belakang kabin truk. Mekanisme pemuatan adalah semi-otomatis, memungkinkan laju tembakan antara 4 hingga 6 proyektil per menit. Sementara jarak tembaknya adalah 30 km. Untuk pertahanan diri, PCL-181 dapat dilengkapi dengan senapan mesin berat 12,7 mm, yang dapat dipasang di atap kabin lapis baja truk.

China dilaporkan memiliki 200 unit PCL-181 di gudang senjatanya, selain itu mereka juga telah berhasil mengekspor howitzer swagerak ini ke Pakistan. Versi ekspor itu dikenal sebagai SH-15. Pada 15 Maret 2021, Pakistan memesan 300 unit howitzer swagerak ini. Pesanan itu sudah termasuk ToT (transfer teknologi), di mana Pakistan akan membuat SH-15 secara lokal di Heavy Industries Taxila. Pada April 2023, Pakistan sudah menerima batch kedua dari PCL-181 (tidak disebutkan berapa unit).

Sementara itu, China telah memproduksi 56 unit SH-15 untuk Pakistan. Meski jarang terekspos, produksi howitzer swagerak oleh China ternyata cukup ngebut juga Gan. Tidak kalah dengan produksi alutsista yang lain.


------------------------




Referensi Tulisan: Army Recognition
Sumber Foto: sudah tertera
gubtifaqih
black.robo
cygnus39
cygnus39 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1.6K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7.1KAnggota
Tampilkan semua post
gubtifaqihAvatar border
gubtifaqih
#13
Foto nya si gahar
Di ketuk kaleng kaleng gak gan
69banditos
69banditos memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.