Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Meruem! Born as a Monster King, Die as a Human


Di antara banyaknya mangaka yang pernah menerbitkan karya mereka, Yoshihiro Togashi jelas merupakan salah satu mangaka terbaik yang pernah ada dan alasan terbesarnya adalah Hunter X Hunter. Ada banyak hal yang menakjubkan di manga ini, tetapi yang ingin saya bahas adalah karakter favorit saya, Meruem si Raja Semut Chimaera.

Mengesankan, cuma itu kata yang cocok untuk mendeskripsikan seperti apa karakter ini ditulis. Terlahir ditakdirkan menjadi raja penguasa segalanya, Meruem memiliki sifat yang sangat mendeskripsikan seperti apa itu penguasa. Tidak punya hati, kecerdasan tak bertepi, pengikut setia, dan kekuatan yang tak ada bandingannya. Bahkan saat lahir dia mengoyak perut ibunya dan berjalan begitu saja tanpa memperdulikan ibunya yang sekarat.



Seperti Chimaera Ant yang lain, Meruem juga makan manusia. Baginya manusia tak ubahnya seperti sapi atau babi yang tak perlu dikasihani saat dibunuh. Sama seperti manusia yang menginjak-injak semut, Meruem menginjak-injak seluruh kehidupan karena dia memang terlahir di atas segalanya.

Bagi Anda Meruem mungkin tak ada bedanya dengan psikopat. Keberadaannya sudah sangat sempurna sebagai villain yang memang harus dikalahkan, tetapi Togashi menambahkan satu unsur yang membuat karakter Meruem berubah luar biasa. Komugi, karakter yang sangat berkebalikan dengan Meruem.



Komugi sama sekali tidak spesial. Dia tak bisa melakukan hal-hal kecil yang bisa dilakukan semua orang, tidak cantik, tidak anggun, terlebih lagi dia tidak bisa melihat. Hanya satu keahliannya yakni bermain Gungi (permainan fiksi yang mirip shogi). Namun, siapa sangka keahliannya ini membuat Meruem bertekuk lutut.

Meruem terlahir dengan otak yang luar biasa cerdas. Dia mampu mengalahkan juara catur hanya dalam beberapa permainan saja.
Meski demikian dia tak bisa sekali pun mengalahkan Komugi. Kenyataan ini membuatnya stress, depresi, dan akhirnya menjadi sebuah obsesi. Dia mulai mengabaikan perannya sebagai penakluk dunia dan hanya fokus pada Gungi.



Hari demi hari pun berlalu. Meruem yang awalnya cuma menganggap manusia sebagai bahan makanan kini harus mengakui kalau dia tidak lebih tinggi dari Komugi meski hanya dalam satu bidang saja. Pola pikirnya berubah, begitu juga sifatnya. Sang raja arogan kini menjadi lebih rendah diri tapi juga lebih mudah marah.

Meruem menjadi semakin manusiawi dan mulai terganggu dengan hal-hal kecil, terutama saat dia sadar bahwa dia tak memiliki sesuatu yang dimiliki oleh semua manusia maupun makhluk-makhluk yang lebih rendah darinya. Dia tak punya nama. Meruem tak tahu namanya sendiri. Dia seorang raja, dia seorang penakluk, tapi siapa sebenarnya dia? Pertanyaan ini membuatnya merasakan banyak hal baru. Insecure? Takut? Ambisi? Atau mungkin … cinta?

Dan kemudian tibalah masa penyerbuan. Bagaimanapun, dia tetap villain yang harus dikalahkan. Iya kan?



Apa yang Anda harapkan dari seorang villain? Kuat, bengis, dan tak segan-segan membunuh sang pahlawan. Kira-kira begitulah gambaran seorang villain. Namun, Meruem malah memilih tidak bertarung. Kekalahan demi kekalahan yang dia alami membuatnya sadar bahwa manusia punya potensi untuk melampauinya dan itulah yang membuatnya tak ingin membunuh Netero. Padahal sejak awal dia dikenalkan sebagai karakter yang tak segan membunuh.

Namun pada akhirnya, Meruem harus mati. Dia tahu umurnya tak akan lama lagi dan dia memilih menghabiskan seluruh sisa waktunya dengan bermain Gungi melawan Komugi. Kematiannya amatlah puitis sekaligus ironis. Seseorang yang terlahir untuk menaklukkan segalanya kalah di tangan manusia. Dia tidak mati di tangan manusia terkuat, tapi di tangan gadis kecil buta yang hanya bisa bermain Gungi. Makhluk terkuat mengakhiri nyawanya di pangkuan makhluk terlemah. Sungguh indah nan menyedihkan.




Hubungan antara Meruem dan Komugi adalah salah satu hubungan terbaik dari seluruh anime yang pernah saya tonton. Jika hubungan ini bisa disebut cinta maka ini mungkin kisah cinta terbaik dalam anime, padahal Hunter X Hunter bukanlah anime romansa. Meruem memberi Komugi arti hidup sedangkan Komugi memberi Meruem arti kehidupan. Tak perlu banyak kata, cukup sampaikan semuanya di atas papan Gungi.

Tahta, kuasa, kekuatan, bawahan, pengikut, dia meninggalkan semuanya. Dia hanya ingin melakukan sesuatu yang membuatnya merasa amat hidup meski di tengah kematian. Di atas papan Gungi, mereka terus bermain. Berdua, bersama, selamanya ….

Diubah oleh ih.sul 24-07-2023 07:00
vietnamdrip
yrt85
fachri15
fachri15 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.4K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pandora Community Room
Pandora Community Room
496Thread1.3KAnggota
Tampilkan semua post
ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
#2
@replykgpt kapan HxH balik dari hiatus?
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.