yellowmarkerAvatar border
TS
yellowmarker
Ngeri Rusuh di Prancis Meluas Usai Remaja Ditembak hingga Tewas

Sabtu, 01 Jul 2023 07:15 WIB

Prancis Rusuh, Massa Rusak Toko hingga Bank (Foto: AP Photo/Michel Euler)

Tim detikcom - detikNews

Jakarta -Kerusuhan di Prancis akibat tewasnya seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun semakin meluas. Otoritas Prancis bahkan sampai menerapkan jam malam untuk meminimalisir aksi ricuh.

Dirangkum detikcom, Jumat (30/6/2023), polisi Prancis menangkap lebih dari 400 orang yang memprotes penembakan remaja bernama Nahel. Unjuk rasa itu diwarnai kerusuhan selama tiga malam berturut-turut di beberapa kota Prancis.

Catatan keamanan internal menunjukkan otoritas setempat memperkirakan adanya aksi kekerasan di perkotaan, dengan sekitar 40.000 polisi dan gendarme, bersama dengan unit RAID dan GIGN, dikerahkan di beberapa kota.

RAID yang merupakan satuan elite pada Kepolisian Prancis dikerahkan ke kota-kota, seperti Bordeaux, Lyon, Roubaix, Marseille dan Lille untuk membantu menangani unjuk rasa.

Setidaknya tiga kota di sekitar ibu kota Paris menerapkan jam malam, sementara larangan pertemuan publik diberlakukan dan helikopter serta drone dimobilisasi di kota tetangga Lille dan Tourcoing di wilayah Prancis bagian utara.

Meskipun pengerahan keamanan dilakukan secara besar-besaran, tindak kekerasan dan kerusakan dilaporkan terjadi di berbagai wilayah.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Damanin menuturkan kepada BFMTV bahwa sedikitnya 421 orang telah ditangkap dalam unjuk rasa di berbagai wilayah Prancis, mulai dari Kamis (29/6) malam hingga Jumat (30/6) pagi waktu setempat.

Lebih dari separuh penangkapan itu terjadi di wilayah Paris, tepatnya di area Hauts-de-Seine, area Seine-Saint-Denis dan area Val-de-Marne.

"Tidak ada konfrontasi yang sangat kasar dalam kontak langsung dengan polisi, tetapi ada sejumlah toko yang dirusak, bisnis-bisnis yang dijarah atau bahkan dibakar," sebut seorang pejabat senior kepolisian setempat.

Bangunan umum juga menjadi target aksi kekerasan, dengan sebuah kantor polisi di kota Pau, Pyrenees dihantam bom Molotov.

Tuntutan Reformasi Kepolisian

Kelompok pegiat Jaringan Eropa Melawan Rasisme menuntut dibentuknya badan independen untuk menyelidiki kasus kematian Nahel ini.

"Berakhirnya masa depan seorang anak muda yang begitu cepat akibat aksi kekerasan oleh polisi yang rasis, menuntut keadilan dan reformasi segera," kata kelompok kampanye tersebut pada hari Kamis (29/06).

"Insiden seperti ini hanya memperlebar jurang pemisah antara penegak hukum dan orang-orang yang seharusnya mereka lindungi," tambah para pegiat.

"Hanya melalui upaya kolaboratif dan pendefinisian ulang kepolisian, kita dapat berharap untuk membawa perubahan yang berarti dan memastikan bahwa tragedi seperti ini tidak akan terjadi lagi."

Peneliti Jacques de Maillard juga berpendapat bahwa ada sesuatu yang harus diubah. Menurutnya, "bukan berarti institusi kepolisian gagal total, tapi ada tanggung jawab kolektif."

"Di mata saya, institusi ini harus memiliki tugas lebih dalam penerapan sistem perekrutannya, pelatihan dan manajemen yang menekankan pemeriksaan independen terhadap tindakan seorang petugas polisi."

Penyebab Kerusuhan Terjadi

Kerusuhan ini dipicu oleh pembunuhan seorang pengemudi remaja berusia 17 tahun oleh seorang polisi di pinggiran kota Paris, Nanterre, pada hari Selasa (27/06) pagi waktu setempat.

Awalnya, menurut laporan polisi, aparat tersebut melepaskan tembakan karena remaja itu dianggap mengarahkan kendaraannya ke arahnya. Namun sebuah video yang beredar di media sosial, yang diverifikasi oleh kantor berita Reuters dan AFP, menunjukkan ada dua orang polisi berdiri di samping mobil yang tidak bergerak dan salah satunya menodongkan senjata ke arah sang pengemudi.

Aksi protes di Prancis itu pun berlangsung panas selama dua malam berturut-turut, di mana sekitar 150 warga ditangkap dan bangunan sekolah-sekolah, balai kota, hingga kantor polisi pun turut dirusak di seluruh penjuru negeri.

Kementerian Dalam Negeri Prancis juga mengatakan, setidaknya 2.000 polisi telah dikerahkan di seluruh wilayah Paris, dan puluhan di antaranya terluka setelah bentrokan tersebut.

Aparat polisi berusia 38 tahun yang melepaskan tembakan fatal tersebut kini telah ditahan dan tengah diselidiki atas tuduhan pembunuhan tidak disengaja.
Presiden Macron Adakan Rapat Usai Peristiwa

Terkait insiden tewasnya remaja laki-laki itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pertemuan dadakan atau crisis meeting dengan beberapa menterinya setelah malam kerusuhan buntut polisi menembak mati remaja. Macron mengatakan bentrokan, pembakaran mobil dan penyerangan terhadap kantor polisi dengan kembang api "tidak dapat dibenarkan".

"Beberapa jam terakhir telah ditandai dengan adegan kekerasan terhadap kantor polisi, tetapi juga sekolah dan balai kota melawan institusi dan Republik," kata Macron pada pertemuan para menteri di Kementerian Dalam Negeri, dilansir AFP, Kamis (29/6/2023).

Diketahui Pasukan Keamanan Prancis telah menangkap 150 orang pada malam kedua kekerasan buntut remaja yang ditembak mati oleh polisi. Menteri dalam negeri Prancis menyebut kerusuhan itu tidak dapat ditoleransi.

"Malam kekerasan yang tidak dapat ditoleransi terhadap simbol-simbol republik, balai kota, sekolah, dan kantor polisi dibakar atau diserang," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin di Twitter seperti dilansir AFP, Kamis (29/6/2023).

Pernyataan tersebut disampaikan Gerald Darmanin saat dia mengumumkan soal penangkapan terkait kerusuhan tersebut. Dia juga menyatakan dukungannya kepada kepolisian setempat.

"Malu kepada mereka yang tidak menyerukan ketenangan," ujar dia.

Macron Ingatkan Rasa Hormat

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pertemuan dadakan atau crisis meeting dengan beberapa menterinya setelah malam kerusuhan buntut polisi menembak mati remaja. Macron mendesak adanya ketenangan setelah 150 orang ditangkap dan gedung-gedung publik diserang dalam protes atas pembunuhan seorang remaja oleh polisi yang telah membuat marah warga Prancis.

Dilansir AFP, Kamis (19/6/20230) seorang remaja, Nahel M. (17) ditembak di dada dari jarak dekat di Nanterre, pinggiran Paris pada hari Selasa. Insiden itu memicu perdebatan di Prancis tentang taktik polisi.

Mobil dan tempat sampah dibakar di beberapa bagian Paris dan seluruh negeri dalam semalam. Massa pengunjuk rasa meluncurkan kembang api ke arah polisi anti huru hara, yang menembakkan proyektil flashball. Sebuah trem dibakar di pinggiran kota Paris.

"Kami muak diperlakukan seperti ini. Ini untuk Nahel, kami Nahel," kata dua pemuda yang menyebut diri mereka "Avengers" saat mereka mendorong tong sampah dari perkebunan terdekat ke barikade yang terbakar di ibu kota.

Macron menyebut bentrokan semalam "tidak dapat dibenarkan". Macron mengatakan pada pertemuan krisis para menteri bahwa jam-jam mendatang dan pawai sore untuk mengenang Nahel di Nanterre harus ditandai dengan "kontemplasi dan rasa hormat".

"Beberapa jam terakhir ditandai dengan adegan kekerasan terhadap kantor polisi, tetapi juga sekolah dan balai kota... melawan institusi dan Republik," kata Macron.

Kerusuhan itu sangat meresahkan Macron yang telah berusaha melewati setengah tahun protes yang kadang-kadang disertai kekerasan atas reformasi pensiunnya yang kontroversial.

Remaja itu terbunuh saat dia menjauh dari polisi yang mencoba menghentikannya karena pelanggaran lalu lintas.

(zap/dwia)

Sumber
Diubah oleh yellowmarker 01-07-2023 08:20
amekachi
indrastrid
indrastrid dan amekachi memberi reputasi
2
1.3K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.7KAnggota
Tampilkan semua post
KazukiHagaAvatar border
KazukiHaga
#21
Rusuh di perancis udah bukan niat menuntut pengusutan kasus penambakan, udah menuju ke vandalism & ngejarah.
Yg rusuh genk2 anak2 muda imigran & keturunan imigran, cari kesempatan dlm kesempitan.

Ga cm di perancis, dimana2 jg ada aja kelompok2 yg ky gt.

Gw sih cm bs bilang, makan tuh human right kebablasan.
Makanya jangan campur aduk urusan hukum dengan hamburger.

Terima imigran ga masalah, tp jangan yg tukang maen sara.
jancumeng
jancumeng memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.