Sebuah video yang diposting melalui media sosial pada 23 Juni 2023 menunjukkan jika howitzer swagerak Caesar milik Ukraina berhasil dilumpuhkan oleh drone kamikaze Lancet. Dari video yang beredar, Caesar diserang saat melaju di jalan raya, sebenarnya pengemudi Caesar sudah berupaya melakukan manuver untuk menghindari serangan Lancet. Tapi manuver yang dilakukan justru membuat Caesar oleng, dan pada akhirnya berhasil diserang oleh Lancet.

Mengutip artikel Army Recognition, Ukraina disebutkan telah menerima total 30 unit howitzer swagerak Caesar dari Prancis yang menggunakan platform kendaran truk 6x6. Sementara Denmark mendonasikan 19 unit Caesar yang memakai platform kendaraan truk 8x8.

Bagi Agan, pasti sudah tidak asing dengan Caesar, pasalnya howitzer ini juga sudah digunakan oleh TNI AD. Jarak tembak maksimum Caesar adalah 42.000 meter dan jarak tembak minimum 4.500 meter. Kecepatan tembak meriam adalah 6 proyektil untuk setiap menitnya serta punya kaliber 155 mm.

Memakai platform Renault Defense Sherpa 5 dengan penggerak 6×6, meriam, kru, dan amunisi bisa dibawa dalam satu unit, sehingga bisa dioperasikan lebih cepat. Truk Sherpa 5 dirancang engan penguatan sasis, juga dilengkapi CTIS (Central Tire Inflation Systems) untuk mengatur tekanan ban dari dalam kabin, sehingga Caesar bisa mlewati berbagai medan jalan.

Howitzer swagerak Caesar membawa 6 kru, untuk kabinnya sudah dilengkapi perlindungan anti nuklir, biologi, dan kimia. Bodi truk pun dibuat untuk menahan terjangan proyektil peluru kaliber 7,62 mm dan pecahan mortar kaliber 80 mm.



Sementara itu drone kamikaze Lancet merupakan drone yang paling sering digunakan Rusia sepanjang tahun 2023 ini Gan, drone telah digunakan untuk melumpuhkan kendaraan lapis baja donasi Barat yang dipakai Ukraina. Dibuat oleh Zala Aero, Lancet bisa membawa muatan hulu ledak seberat 3 kg serta punya kecepatan 110 km/jam dan bisa terbang pada ketinggian maksimum 5 km. Untuk enduranceLancet sekitar 40 sampai 60 menit.

Lancet sendiri bisa menyerang target di darat sampai jarak 40 km, sementara untuk proses peluncurannya menggunakan catapult (ketapel), selain bisa diluncurkan via catapult di darat; drone juga bisa diluncurkan melalui platfrom kapal patroli Raptor Class. Selain untuk melakukan misi penghancuran target darat, Lancet juga bisa digunakan untuk misi reconnaissance dan surveillance.



Di sisi lain, sistem howitzer Caesar terkenal dengan mobilitas, daya tembak, dan jangkauannya. Howitzer ini diharapankan dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Ukraina, sehingga memberikan keuntungan kritis terhadap operasi militer Rusia. Namun, peristiwa baru-baru ini menggarisbawahi bahwa, teknologi drone Rusia terbukti mampu melumpuhkan persenjataan berbasis darat.

Hilangnya howitzer Caesar merupakan kerugian, meski Ukraina masih memiliki sejumlah besar artileri canggih ini di gudang senjatanya. Namun, kejadian ini menunjukkan dinamika peperangan modern yang terus berkembang. Di mana drone telah menjadi tumpuan utama dalam melakukan misi serangan udara ke darat yang sangat efektiv.

Menurut informasi terbaru dari Army Recognition, pasukan Rusia dilaporkan telah menghancurkan satu howitzer Caesar, dua howitzer lain dari jenis yang sama disebutkan juga telah rusak.









Referensi Tulisan: Army Recognition
Sumber Foto: sudah tertera