Sumber Gambar

Universitas Indoensia atau biasa disebut UI merupakan kampus idaman bagi sebagian mahasiswa yang berada di Depok, Jawa Barat. Kampus ini bisa dibilang cukup bergengsi dan menjadi incaran banyak orang yang ingin masuk kuliah. Bahkan banyak dari luar kota dan luar pulau Jawa yang datang ke Depok untuk berkuliah di UI ini.

Identik dengan almamater kuningnya, kita kerap kali melihat mahasiswa UI yang melakukan aksi demo di berbagai tempat untuk mengajukan berbagai tuntutan. Hal ini sudah biasa, karena memang mahasiswa merupakan salah satu golongan yang kerap meramaikan demo. Salah satu yang mengkoordinasikannya adalah dari pihak BEM.

Badan Eksekutif Mahasiswa menjadi salah satu badan yang cukup berpengaruh di lingkungan kampus yang biasanya memiliki seorang ketua. Sebagai salah satu kampus besar, opini dari ketua BEM UI seringkali menjadi sorotan. Dan beberapa hari lalu keyword BEM UI sempat menjadi trending usai pernyataannya sempat viral.


Sumber Gambar

Ketua BEM UI saat ini yaitu Melki Sedek Huang menjadi viral usai dirinya tampil konten YouTube milik Abraham Samad. Ada salah satu ucapannya yang kemudian menjadi sorotan netizen yang menonton konten tersebut. Dikutip dari YouTube Abraham Samad, ia menyebut, “Mari kita lihat, apakah Presiden Jokowi mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik-baik atau berdarah-darah.”

Akibat hal ini, banyak orang yang mungkin akhirnya salah paham. Banyak narasi-narasi di media maupun sosmed yang menyebut bahwa ucapan Ketua BEM UI ini merupakan ucapan dengan nada mengancam seorang Presiden. Ya walau sekilas kalau kita tidak paham betul konteksnya, maka kita pun akan mengira kalau ini adalah kata-kata ancaman.

Tapi akhirnya Melki melakukan klarifikasi bahwa ia tidak bermaksud untuk mengancam. Yang dia maksud adalah, apakah Presiden Jokowi ingin turun dari jabatannya tahun depan dengan cara baik-baik atau tidak. Kalau ingin dengan cara baik-baik, maka dari sekarang harus berbenah. Berantas korupsi,  dengar aspirasi rakyat dan perluaslah ruang demokrasi.


Sumber Gambar

Ya, sejak awal TS pun sudah paham konteksnya. Akan tetapi, pemilihan kata-katanya ini yang menurut TS tidak bijak. Susunan kata dalam kalimat itu sangat bisa untuk diplintir dan dibelokkan konteksnya oleh orang-orang tak bertanggung jawab di sosial media. Sehingga setelah diplintir, makna dari ucapannya bisa berubah 100% dan membuat kesalahpahaman di masyarakat.

Apa sih urgensinya pakai kata “berdarah-darah?”

Karena jujur saja ya, walau memang niatnya tidak dia biilang tidak mengancam tapi penggunaan kata ‘berdarah-darah’ itu terkesan kasar, sadis dan sedikit nada mengintimidasi. Kan bisa pakai cara yang lebih enak didengar di telinga. Memang Indonesia saat ini banyak masalah, mulai dari korupsi, kemiskinan dan masih banyak lagi masalah sosial di luar sana.


Sumber Gambar

Tapi meski begitu kita tidak sedang dalam situasi perang! Buat apa pakai kata ‘berdarah-darah?’ Sebobrok-bobroknya pemerintahan Indonesia, situasi negara kita tidak sedang sekacau Ukraina. Jadi penggunaan kata tersebut bisa jadi mengejutkan banyak orang dan mungkin membuat beberapa orang berpikir “Hah? Ada apa nih?”

Ya gak tau ya, mungkin ketua BEM UI ini baca buku filsafat, politik, sastra atau nemu kata-kata di Google. Ya gak salah sih. Tapi ingat juga kalau kita harus menggunakan kata-kata itu dengan baik dan bijak. Di momen yang pas, jadi tidak sembarangan hanya untuk kelihatan intelektual tapi malah jadinya blunder. Dikira keren kali?



Menurut kalian ketua BEM UI keren gak ngomong gitu?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi