Hai, Tuan ....
Bagaimana kabarmu di sana?
Apa bersamanya kamu bahagia?
Kurasa iya, sebab setelah mengenalnya, kamu tiba-tiba menghilang tanpa kabar

Ah, iya ... aku lupa sesuatu
Hadirku memang tidak diinginkan, bukan?
Kamu ... hanya memanfaatkan puan yang bodoh ini, 'kan?
Karena dia, mau saja kau jadikan sebagai ATM berjalan

Ya, kuakui ... aku terlalu bodoh
Karena mempercayai komitmen palsu yang kau ucap waktu itu
Di sana, hanya aku yang berharap
Hanya aku yang bermimpi tentang hari esok bersamamu

Ya, hanya aku
Karena aku memang tak pernah ada dalam rencana masa depanmu
Tapi syukurlah, akhirnya kini aku sadar
Meski melepasmu terasa sulit, setidaknya aku bisa bernafas lega
Sebab tak ada lagi kamu, yang memaksaku memberi pinjaman
Yang bahkan sangat sulit bagiku untuk menagihnya

Sebodoh itu diriku kala itu
Sampai tak bisa membedakan
Mana yang tulus dan berpura-pura tulus
Mana yang benar-benar serius dan hanya ingin bermain-main

Tuan, apa kabarmu hari ini?
Semuanya baik-baik saja, bukan?
Meski hati ini masih sakit atas perlakuanmu
Nyatanya aku masih kesulitan untuk menata hidupku yang baru

Ah, hatiku serapuh itu jika tentangmu
Di satu sisi, aku ingin membenci
Aku marah karena kebohongan dan janji palsumu
Aku sangat benci semua tentangmu, tapi tak bisa kupungkiri, jika terkadang aku masih merindumu

Adiva Azzahra,
Gowa, 2 Juni 2023.