- Beranda
- Gosip Nyok!
Heboh Curhat Broken Home karena Disuruh Cuci Piring,Selemah Ini Mental Anak Sekarang?
...
TS
masnukho
Heboh Curhat Broken Home karena Disuruh Cuci Piring,Selemah Ini Mental Anak Sekarang?
Viral curhatan bocah mengaku broken home hanya karena disuruh cuci piring, kenapa mental anak-anak jadi lemah?
Curhatan warganet di media sosial, setiap hari selalu berbeda-beda dan memiliki keunikan atau keanehan masing-masing yang mungkin Agam Sista tidak pernah ketahui sebelumnya bahwa ada kejadian yang seperti itu di sekitar kita.
Mulai dari masalah percintaan, ekonomi, perselingkuhan, bullying, tindakan kriminal diluar batas normal, intimidasi, KDRT, semuanya ada dan diceritakan warganet sehingga media sosial sangat berwarna dengan berbagai macam curhatan netizen.
Salah satu curhatan netizen di Twitter yang sedang viral dan hangat dibahas di berbagai media sosial adalah terkait mental anak zaman sekarang yang bisa disebut cukup lemah, karena sering mengaku mengalami mental breakdown atau gangguan mental bahkan hanya karena masalah kecil yang mungkin anak-anak zaman dulu menganggapnya itu sebagai hal lumrah dan biasa saja.
Dibagikan kisah untuk yang pertama kali oleh akun Twitter @tanyakanrl sebelum viral diunggah kembali oleh akun Instagram @unikinfo_id, dimana seorang kakak membagikan kisah adiknya yang mengaku mengalami mental break down hanya karena disuruh mencuci piring oleh orang tuanya.
Mulai dari masalah percintaan, ekonomi, perselingkuhan, bullying, tindakan kriminal diluar batas normal, intimidasi, KDRT, semuanya ada dan diceritakan warganet sehingga media sosial sangat berwarna dengan berbagai macam curhatan netizen.
Salah satu curhatan netizen di Twitter yang sedang viral dan hangat dibahas di berbagai media sosial adalah terkait mental anak zaman sekarang yang bisa disebut cukup lemah, karena sering mengaku mengalami mental breakdown atau gangguan mental bahkan hanya karena masalah kecil yang mungkin anak-anak zaman dulu menganggapnya itu sebagai hal lumrah dan biasa saja.
Dibagikan kisah untuk yang pertama kali oleh akun Twitter @tanyakanrl sebelum viral diunggah kembali oleh akun Instagram @unikinfo_id, dimana seorang kakak membagikan kisah adiknya yang mengaku mengalami mental break down hanya karena disuruh mencuci piring oleh orang tuanya.
Quote:
Anak yang tidak dijelaskan namanya tersebut diketahui menulis pada secarik kertas tentang perasaan hatinya atau curahan hati yang merasa tidak nyaman di keluarganya karena broken home.
Menurut penjelasan sang kakak, tulisan tersebut dibuat setelah si bocah disuruh cuci piring dan diduga bocah tersebut memiliki mental yang lemah karena terlalu sering menonton video Tik Tok.
Sedangkan yang menjadi unik dan perlu dibahas disini, apa sebenarnya alasan anak-anak zaman sekarang mudah mengalami mental break down?
Jika dibandingkan dengan anak-anak zaman dulu sebelum media sosial ada, kemungkinan besar saat ini jumlah anak yang mengalami gangguan mental memiliki jumlah yang lebih banyak.
Adapun alasannya yaitu karena anak-anak zaman sekarang dengan gampangnya menceritakan masalah yang mereka hadapi ke media sosial dan juga mudahnya mereka melakukan self-diagnosis berdasarkan searching serta cocokologi dengan gejala-gejala yang ada di google pencarian.
Self-diagnosis dan mudah menceritakan segala hal ke media sosial tentu bukan sebuah masalah yang ringan, karena dengan begitu akan semakin terlihat dan mempengaruhi anak-anak yang lain untuk melakukan hal serupa karena menganggap itu sebagai sebuah kondisi yang normal untuk dilakukan.
Bukan hanya itu GanSis, perkara orang dewasa membagikan masalah pribadi dengan isu mental break down atau kesehatan mental juga mengajarkan anak-anak di bawah umur yang belum paham dengan baik akan hal tersebut ikut-ikutan agar terlihat keren.
Tidak dapat dipungkiri saat ini banyak orang merasa bangga saat mendiagnosa dirinya sendiri mengalami salah satu gangguan mental sehingga gangguan mental tersebut dapat dijadikan tameng saat melakukan sesuatu dan tidak ingin dipersalahkan karena telah melakukan kesalahan.
Menurut penjelasan sang kakak, tulisan tersebut dibuat setelah si bocah disuruh cuci piring dan diduga bocah tersebut memiliki mental yang lemah karena terlalu sering menonton video Tik Tok.
Sedangkan yang menjadi unik dan perlu dibahas disini, apa sebenarnya alasan anak-anak zaman sekarang mudah mengalami mental break down?
Jika dibandingkan dengan anak-anak zaman dulu sebelum media sosial ada, kemungkinan besar saat ini jumlah anak yang mengalami gangguan mental memiliki jumlah yang lebih banyak.
Adapun alasannya yaitu karena anak-anak zaman sekarang dengan gampangnya menceritakan masalah yang mereka hadapi ke media sosial dan juga mudahnya mereka melakukan self-diagnosis berdasarkan searching serta cocokologi dengan gejala-gejala yang ada di google pencarian.
Self-diagnosis dan mudah menceritakan segala hal ke media sosial tentu bukan sebuah masalah yang ringan, karena dengan begitu akan semakin terlihat dan mempengaruhi anak-anak yang lain untuk melakukan hal serupa karena menganggap itu sebagai sebuah kondisi yang normal untuk dilakukan.
Bukan hanya itu GanSis, perkara orang dewasa membagikan masalah pribadi dengan isu mental break down atau kesehatan mental juga mengajarkan anak-anak di bawah umur yang belum paham dengan baik akan hal tersebut ikut-ikutan agar terlihat keren.
Tidak dapat dipungkiri saat ini banyak orang merasa bangga saat mendiagnosa dirinya sendiri mengalami salah satu gangguan mental sehingga gangguan mental tersebut dapat dijadikan tameng saat melakukan sesuatu dan tidak ingin dipersalahkan karena telah melakukan kesalahan.
Berikut tadi GanSis beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait perubahan zaman dan kebiasaan yang berdampak pada mental anak-anak.
Tentu perubahan mental anak yang semakin hari semakin lemah karena adanya teknologi dan tontonan ini perlu untuk diperhatikan GanSis, karena pasti tidak ada orang tua yang ingin anaknya memiliki mental yang lemah sehingga daya juang mereka juga lemah sehingga berpengaruh dengan masa depannya.
Mari mulai perhatikan hal-hal kecil yang bisa berdampak besar, agar Agan Sista juga ikut berpartisipasi dalam mencegah semakin banyaknya generasi lemah dan amoral.
Tentu perubahan mental anak yang semakin hari semakin lemah karena adanya teknologi dan tontonan ini perlu untuk diperhatikan GanSis, karena pasti tidak ada orang tua yang ingin anaknya memiliki mental yang lemah sehingga daya juang mereka juga lemah sehingga berpengaruh dengan masa depannya.
Mari mulai perhatikan hal-hal kecil yang bisa berdampak besar, agar Agan Sista juga ikut berpartisipasi dalam mencegah semakin banyaknya generasi lemah dan amoral.
hallowwolf94 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
8K
353
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Gosip Nyok!
35.2KThread•26KAnggota
Tampilkan semua post
caseopia
#18
Menurut ane tiap zaman
Ada tantangan nya masing-masing
Dulu zaman soeharto,kita sebagai
generasi penerus di tuntut tahan banting
dan di gembleng buat menghadapi era
perdagangan bebas. Di tampar guru
sekolah karena lupa kerjakan PR
Hal yg lumrah. Dan ga ada tuh
Orangtua siswa datang ke sekolah
Merasa keberatan dan mengancam akan
Membawa ke ranah hukum.
Sekarang beda zaman bosskuh. Generasi
Penerus punya perasaan yg lebih peka
Era mereka nanti nya di tuntut spesialisasi
Keahlian.Dalam arti era globalisasi di isi
Dengan kecanggihan teknologi dan sikap
yg lebih menuntut 100% keahlian.
Pola didik dengan kekerasan menjadi suatu
Hal kuno yg lebih di anggap sebagai
Ketidakmampuan Orangtua dan guru sekolah
Dalam menggunakan ilmu psikologi
Pendek kata adu pintar untuk membantu anak
Tanpa ada lagi tindak kekerasan
Tetapi hasil didiknya membuat versi yg
3-4x lipat lebih baik dari generasi hasil gembleng
Jaman soeharto.
* Ngetik panjang lebar gini entah kenapa
Ada tantangan nya masing-masing
Dulu zaman soeharto,kita sebagai
generasi penerus di tuntut tahan banting
dan di gembleng buat menghadapi era
perdagangan bebas. Di tampar guru
sekolah karena lupa kerjakan PR
Hal yg lumrah. Dan ga ada tuh
Orangtua siswa datang ke sekolah
Merasa keberatan dan mengancam akan
Membawa ke ranah hukum.
Sekarang beda zaman bosskuh. Generasi
Penerus punya perasaan yg lebih peka
Era mereka nanti nya di tuntut spesialisasi
Keahlian.Dalam arti era globalisasi di isi
Dengan kecanggihan teknologi dan sikap
yg lebih menuntut 100% keahlian.
Pola didik dengan kekerasan menjadi suatu
Hal kuno yg lebih di anggap sebagai
Ketidakmampuan Orangtua dan guru sekolah
Dalam menggunakan ilmu psikologi
Pendek kata adu pintar untuk membantu anak
Tanpa ada lagi tindak kekerasan
Tetapi hasil didiknya membuat versi yg
3-4x lipat lebih baik dari generasi hasil gembleng
Jaman soeharto.
* Ngetik panjang lebar gini entah kenapa
kaiharis dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup