Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Militer
  • Apakah Akan Dibeli ? Panglima TNI Kunjungi Sarang Mirage 2000-9 Milik UEA

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Apakah Akan Dibeli ? Panglima TNI Kunjungi Sarang Mirage 2000-9 Milik UEA
Quote:


Selain akan membeli jet tempur Rafale buatan Prancis, Indonesia dikabarkan juga akan membeli jet tempur buatan Prancis yang lain, yakni Mirage 2000. Beda dengan Rafale yang dibeli baru, maka Mirage 2000 yang akan dibeli merupakan jet tempur bekas pakai. Rencananya Qatar dan UEA akan menjual jet tempur yang dimaksud ke Indonesia.

Yang menarik nih Gan, pada 24 April 2023 lalu, Panglima TNI Yudo Margono telah mengunjungi sarang Mirage 2000 milik UEA. Mengutip artikel Pusat Penerangan TNI (Puspen TNI), Panglima TNI datang ke UEA atas undangan Letnan Jenderal Issa Al Mazrouei. Keduanya kemudian melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama di bidang militer dalam bentuk arrangement. Di mana perjanjian tersebut sudah tertunda selama dua tahun. Penandatanganan kerja sama dilakukan di Markas Besar Angkatan Bersenjata Persatuan Emirat Arab.

Kemudian Panglima TNI bertolak ke Pangkalan Udara Al Dhafra untuk bertemu Panglima Angkatan Udara dan Pertahanan Udara UAE Mayor Jenderal Ibrahim Al-Alawi. Ini adalah momen menarik yang disorot oleh pecinta militer di Indonesia Gan. Pasalnya saat di Al Dhafra Panglima TNI berkesempatan melihat Mirage 2000-9 milik UEA. 

Panglima TNI melihat secara langsung sampai ke kokpit salah satu generasi terakhir pesawat tempur buatan Dassault Aviation tersebut. Selain itu, Panglima TNI juga melihat langsung simulator dari pesawat tempur Mirage 2000-9; yang digunakan untuk melatih pilot yang akan menerbangkan pesawat tersebut.

Quote:


Sejauh ini belum ada keterangan lebih lanjut dari TNI, apakah kunjungan Panglima TNI ke Al Dhafra ada kaitannya dengan rencana pengadaan jet tempur produksi Dassault Aviation tersebut ? Sebagai pengingat Agan, Indonesia sebelumnya sudah kesengsem dengan jet tempur Mirage 2000-5 milik Qatar. Dan Kemenkeu dikabarkan sudah menyetujui anggaran untuk memboyong seluruh pesawat Mirage milik Qatar sejumlah 12 unit.

Tetapi, pengadaan Mirage masih jadi polemik di kalangan anggota DPR, karena pesawat yang dibeli adalah bekas pakai. Menurut Anggota Komisi I DPR RI, pembelian Mirage bekas tidak sesuai UU Nomor 16 Tahun 2012, Pasal 43 Ayat 5 tentang industri pertahanan. Pasal tersebut mewajibkan pembelian alutsista menyertakan imbal dagang, kandungan lokal dan offset. Hal tersebut tentu tidak didapatkan bila membeli barang bekas.

Terlepas dari polemik yang ada, tentu menarik melihat armada Mirage 2000-9. Angka 9 merupakan kode jika pesawat ini dibuat khusus untuk UEA Gan. Mengutip artikel indomiliter.com, Negeri Sultan tersebut memiliki 67 unit Mirage 2000-9. Pesawat Mirage tersebut terdiri dari 22 unit Mirage 2000EAD (single-seat multirole), 19 unit Mirage 2000-9 (single-seat), 12 unit Mirage 2000-9D (two-seat trainer), 8 unit Mirage 2000RAD (reconnaissance variant) serta 6 unit Mirage 2000DAD (two-seat trainer). UEA memesan Mirage 2000 pada 1983, pesawat kemudian dikirim pada pertengahan 1980 sampai awal 1990-an.

Quote:


Selama bertugas bersama Angkatan Udara UEA, pesawat-pesawat tersebut telah mendapatkan paket peningkatan (upgrade) mulai dari sistem avionik, elektronik hingga senjatanya. Sementara itu, UEA juga memesan jet tempur Rafale sama seperti Indonesia. Negeri tajir ini akan memesan sebanyak 80 Rafale F4, otomatis mereka akan mengakhiri masa tugas seluruh Mirage 2000-9 secaraa bertahap.

Selain Indonesia, Maroko dan Yunani adalah negara lain yang dikabarkan siap menampung "Janda Sultan" dari Timur Tengah tersebut. Untuk Rafale, Indonesia telah memesan 6 unit pada akhir tahun 2022 lalu. Sementara pada April 2023, Indonesia menambah pesanan 18 Rafale. Pembelian 18 Rafale adalah bagian dari kesepakatan senilai US$2,3 miliar atau sekitar Rp 39 triliun, artinya satu pesawat sehargaUS$ 127,7 juta atau sekitar Rp 2,16 triliun. Sementara itu, 6 Rafale pesanan awal dibanderol US$1,3 miliar. Rata-rata satu pesawat dihargai US$183,3 juta atau Rp 2,6 triliun. Dana yang disebutkan di atas belum termasuk paket senjata Gan.




-----------------




Referensi Tulisan: Pusat Penerangan TNI (Puspen TNI)& indomiliter.com

Sumber Foto: Puspen TNI
bukhorigan
gubtifaqih
geopoliticsgeek
geopoliticsgeek dan 17 lainnya memberi reputasi
18
4.1K
82
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7.3KAnggota
Tampilkan semua post
gonugraha76Avatar border
gonugraha76
#13
Polemik pembelian alutsista bekas ini sebenarnya memang dilarang dengan pertimbangan umur pakai, teknologi dan tidak adanya ToT tetapi masih dimungkinkan jika pemerintah dan TNI dapat memberikan argumentasi yang solid yang biasanya dikaitkan dengan tingkat bahaya dan urgensinya. Dalam kondisi darurat perang misalnya, pemerintah dapat saja membeli langsung kebutuhan perang tanpa harus menunggu persetujuan DPR.

Salah satu faktor pendorong pemerintah RI segera meningkatkan kuantitas dan kualitas militernya adalah adanya konflik LCS yang semakin memanas. Akuisisi alutsista bekas dan baru, MRO dan modernisasi dilakukan untuk memastikan kesiapan dan kekuatan militer TNI dalam keadaan siap untuk keperluan defensif atas kedaulatan wilayah teritorial dan ZEE Indonesia. Hal ini didorong karena militer China telah berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir dan pengerahan alutsista laut dan udara sebagai show of force, provokatif dan mempertegas klaim sepihak nine dash line China di LCS.

Lantas apa sebenarnya alasan pemerintah mengakuisisi Dassault - Mirage 2000 ? Setidaknya ada 2 alasan utama, yaitu :

1. Tujuan utama sebagai stopgap dan advance trainer untuk familiarisasi sebagian besar para calon penerbang tempur yang akan mengawaki Rafale. Walaupun berbeda generasi antara Mirage dan Rafale mempunyai kemiripan karakteristik terbang tempur yang juga wajib diketahui para pilotnya. AU Perancis hingga saat ini selain mengandalkan simulator juga mengandalkan Mirage 2000 sebagai sarana advance trainer para calon penerbang tempur Rafale. Dengan demikian antara Perancis dan Indonesia akan ada kesamaan materi pendidikan dan pelatihan baik itu teori, sarana latih simulator dan Mirage hingga akhirnya qualified sebagai pilot pespur Rafale.
Indonesia sendiri sudah mengirimkan teknisi, crew dan pilot untuk menjalani pendidikan dan pelatihan di akademi penerbangan tempur Perancis yang nantinya setelah lulus akan berkualifikasi sebagai advance technician dan trainer untuk mendidik dan melatih para teknisi, crew dan pilot di Indonesia.

2. Sebagai salah satu upaya untuk memelihara hubungan baik antara Indonesia dengan Qatar dan UAE. Tak hanya kerjasama militer saja tetapi juga ekonomi karena pemerintah RI tengah giat menarik minat investor dari negara negara timur tengah. Akuisisi Mirage bekas Qatar dan UAE memang secara nilai tak seberapa bagi mereka tetapi akan tetap menjadi salah poin plus Indonesia bagi kedua negara tersebut.

Setelah memastikan kontrak efektif akuisisi 12 unit Mirage 2000 - 5 EDA lengkap dengan sucad, tools dan persenjataan antara Kemenhan RI dengan Excalibur International awal tahun 2023 lalu maka kini Kemenhan RI juga sedang berencana akuisisi Mirage 2000 - 9 ex AU UAE.

Apakah 12 unit Mirage 2000 - 5 EDA tidak cukup ?

1. Jika mengacu kebutuhan sebagai advance trainer maka diperlukan 16 - 18 unit Mirage 2000.
2. Jika mengacu kebutuhan sebagai stopgap dan menggantikan armada BAe Hawk Mk 109 / 209 TNI AU dimasa yang akan datang maka diperlukan idealnya dibutuhkan 32 unit.

Apakah Mirage 2000 - 9 merupakan pengganti ideal Hawk Mk 109 / 209 ? Ya. Karena setelah menjalani modernisasi maka secara teknologi dan kapabilitas membuat Mirage 2000 - 9 jauh lebih baik daripada Hawk Mk 109 / 209 TNI AU.

Kenapa harus melalui Excalibur International ? Hal ini untuk melegalkan keberadaan Mirage 2000 - 5 TNI AU karena Kemenhan RI tidak membelinya secara G to G dengan MoD Qatar dalam keadaan bekas tetapi Kemenhan RI membelinya dari rekanan pengadaan alutsista Excalibur International dengan status milik Excalibur International.
Excalibur International sendiri sesuai dengan kontrak akan melaksanakan retrofit terhadap 12 unit Mirage 2000 - 5 TNI AU dalam jangka waktu 24 bulan sehingga akan in service tahun 2025 mendatang.

Fun fact :
12 unit Mirage 2000 - 5 EDA / DDA diakuisisi Qatar tahun 1994.
31 unit Mirage 2000 - 9 / D diakuisisi UAE tahun 1997.
Jika dibandingkan, mana yang lebih menguntungkan untuk diakuisisi oleh RI ? jelas : Mirage 2000 - 9 / D ex AU UAE karena lebih muda dan canggih. Mirage 2000 - 9 pada dasarnya adalah versi export dari Mirage 2000 - 5 Mk 2.
Tahun 2017 Mirage 2000 - 9 UAE kembali dimodernisasi yang langsung ditangani oleh Dassault Aviation yang menjadikan Mirage 2000 - 9 milik UAE menjadi varian yang paling canggih.

Kendala akuisisi :
Mirage 2000 - 9 / D ex AU UEA baru siap diakuisisi mulai tahun 2026 - 2030 secara bertahap bersamaan dengan kedatangan pesanan 80 unit Rafale F4 UAE.
Diubah oleh gonugraha76 15-06-2023 12:10
jagotorpedo
stiv8785
braaivlees
braaivlees dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.