- Beranda
- Supranatural
mengakses ilmu leluhur - Part 8
...
TS
untungsuropati
mengakses ilmu leluhur - Part 8
kenapa kita perlu menghormati leluhur?
secara sareat setiap manusia telah membawa gen dr leluhurnya, manusia tercipta dr manusia lain. yang merupakan proses berantai yang terus menerus. konon lineage ini digunakan juga dalam setiap aliran. bedanya mereka melineage guru guru mereka sampai pd awal ilmu itu turun. untuk lineage ini kita perlu menjadi murid dengan iajab qobul. nah kita sendiri punya linegae langsung, liwat darah daging dan tubuh kita kepada leluhur leluhur kita. mengapa kita tak menggunakan lineage ini untuk mencoba belajar dari sana mendalami segala macam hal untuk keperluan kita.
mohon dikoreksi
secara sareat setiap manusia telah membawa gen dr leluhurnya, manusia tercipta dr manusia lain. yang merupakan proses berantai yang terus menerus. konon lineage ini digunakan juga dalam setiap aliran. bedanya mereka melineage guru guru mereka sampai pd awal ilmu itu turun. untuk lineage ini kita perlu menjadi murid dengan iajab qobul. nah kita sendiri punya linegae langsung, liwat darah daging dan tubuh kita kepada leluhur leluhur kita. mengapa kita tak menggunakan lineage ini untuk mencoba belajar dari sana mendalami segala macam hal untuk keperluan kita.
mohon dikoreksi
Quote:
Quote:
Quote:
cleannest4643 dan 31 lainnya memberi reputasi
30
171.4K
11.9K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
15.9KThread•14.1KAnggota
Tampilkan semua post
prabuanom
#3888
Hilangnya rasa iseng, hilang pula rasa bahagia dalam praktek
Sudah lebih 50 hari membuka toko offline. Semakin terserap ke aktivitas toko. Semakin berlogika dan berhitung. Semakin menangani toko dengan serius.
Rasa iseng menghilang, tidak ada lg keinginan menelepati tetangga biar kirimin makanan. Bahkan pikiran jd dipenuhi sampah yang berkata kalo mereka tidak akan pernah jd konsumen toko saya. Entah knapa
Mungkin karena sudah beberapa waktu saya telepati dan belum ada pergerakan. Atau mungkin transfer pikiran yang terjadi secara tidak sengaja akibat aktivitas telepati.
Dulu bebas tidak ada rasa dikejar2 target. Mau ada pembeli atau tidak. Skarang jd ada itung2 an kalo misal sehari sepi jd ga semangat.
Padahal telepati butuh waktu. Ga datang hari ini ya wajar. Bisa saja datangnya butuh waktu lima hari atau tujuh hari. Dan semua butuh proses.
Semakin hilang keisengan, semakin kita ga semangat. Semakin jd itung2 an dan semakin gelisah. Pd ahirnya bisa menjadi sebuah keneGatifan baru karena dipikirkan terus "kenapa ga berhasil ya, kenapa ga berhasil ya".
Hasilnya bisa meleset kalo mindsetnya molai ga bisa rileks dan menikmati. Dan pd ahirnya memperkuat logika "kalo teknik ini ga berjalan" padahal dah bolak balik terbukti sebelumnya.
Benar benar sebuah proses. Dan proses adalah sebuah perjalanan berpola.
Saya rindu "keisengan" itu. Dimana saya iseng mencoba telepati tetangga untuk share masakannya. Dimana saya iseng menjadikan tetangga sebagai konsumen. Dimana saya iseng berusaha telepati tukang bakso kenalan untuk beli dagangan. Dimana saya iseng agar kenalan2 mau menyebarkan keberadaan toko saya dr mulut kemulut ke kerabatnya.
Dimana saya iseng memanggil nam beberapa temen untuk datang dan ngobrol2. Dimana saya iseng memanggil2 nama beberapa konssumen yg sudah nanya2 tp ga ada kabar. Dimana saya iseng menghubungi teman2 agar pesan secara online. Iseng menghubungi teman agar bayar hutangnya.
Tanpa keisengan tidak ada keasyikan mencoba hal2 baru lagi
Sudah lebih 50 hari membuka toko offline. Semakin terserap ke aktivitas toko. Semakin berlogika dan berhitung. Semakin menangani toko dengan serius.
Rasa iseng menghilang, tidak ada lg keinginan menelepati tetangga biar kirimin makanan. Bahkan pikiran jd dipenuhi sampah yang berkata kalo mereka tidak akan pernah jd konsumen toko saya. Entah knapa
Mungkin karena sudah beberapa waktu saya telepati dan belum ada pergerakan. Atau mungkin transfer pikiran yang terjadi secara tidak sengaja akibat aktivitas telepati.
Dulu bebas tidak ada rasa dikejar2 target. Mau ada pembeli atau tidak. Skarang jd ada itung2 an kalo misal sehari sepi jd ga semangat.
Padahal telepati butuh waktu. Ga datang hari ini ya wajar. Bisa saja datangnya butuh waktu lima hari atau tujuh hari. Dan semua butuh proses.
Semakin hilang keisengan, semakin kita ga semangat. Semakin jd itung2 an dan semakin gelisah. Pd ahirnya bisa menjadi sebuah keneGatifan baru karena dipikirkan terus "kenapa ga berhasil ya, kenapa ga berhasil ya".
Hasilnya bisa meleset kalo mindsetnya molai ga bisa rileks dan menikmati. Dan pd ahirnya memperkuat logika "kalo teknik ini ga berjalan" padahal dah bolak balik terbukti sebelumnya.
Benar benar sebuah proses. Dan proses adalah sebuah perjalanan berpola.
Saya rindu "keisengan" itu. Dimana saya iseng mencoba telepati tetangga untuk share masakannya. Dimana saya iseng menjadikan tetangga sebagai konsumen. Dimana saya iseng berusaha telepati tukang bakso kenalan untuk beli dagangan. Dimana saya iseng agar kenalan2 mau menyebarkan keberadaan toko saya dr mulut kemulut ke kerabatnya.
Dimana saya iseng memanggil nam beberapa temen untuk datang dan ngobrol2. Dimana saya iseng memanggil2 nama beberapa konssumen yg sudah nanya2 tp ga ada kabar. Dimana saya iseng menghubungi teman2 agar pesan secara online. Iseng menghubungi teman agar bayar hutangnya.
Tanpa keisengan tidak ada keasyikan mencoba hal2 baru lagi
Diubah oleh prabuanom 20-05-2023 13:50
SunInTheDark memberi reputasi
1
Tutup

