Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cuacarino123740Avatar border
TS
cuacarino123740
Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan Ditinggal Para Penghuninya...
Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan Ditinggal Para Penghuninya...

Editor: Fitria Chusna Farisa

JAKARTA, KOMPAS.com - Malam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Namun, sekeluarga yang terdiri dari enam orang yakni ibu, ayah, dan empat anak, masih terduduk lesu di teras Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau. Mereka tampak risau, waswas dan gelisah menunggu jemputan yang tak kunjung datang

Pemandangan ini terjadi 25 tahun silam, tepatnya 19 Mei 1998, beberapa hari setelah Jakarta dilanda kerusuhan kelam.

Kerusuhan dipicu oleh krisis finansial Asia yang terjadi sejak tahun 1997. Akibat krisis berkepanjangan, mahasiswa melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut reformasi.

Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan Ditinggal Para Penghuninya...

Mahasiswa dari berbagai kampus menentang pemerintahan Orde Baru dan menuntut Presiden Soeharto mundur. Sebabnya, pemerintahan Orde Baru dinilai melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) hingga menyeret negara ke pusaran krisis moneter.

Demonstrasi tersebut berujung tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti karena penembakan oleh aparat. Peristiwa ini kian memicu amarah publik yang berujung pecahnya kerusuhan di berbagai titik di Ibu Kota Negara.

Kerusuhan melebar hingga terjadi aksi perusakan, penjarahan, dan pembakaran oleh perusuh. Massa menyasar pusat perbelanjaan, pertokoan, perkantoran, perbankan, hingga fasilitas publik. Sebagian objek sasaran aksi massa merupakan kepunyaan etnis Tionghoa.

Suasana kian mencekam karena terjadi aksi pemerkosaan terhadap puluhan perempuan yang sebagian adalah keturunan Tionghoa. Pemerkosaan sebagian besar terjadi di Jakarta dan sisanya di Palembang, Medan, Solo, dan Surabaya.

Chaosnya situasi Jakarta akhirnya memaksa sebagian penduduknya, terutama keturunan Tionghoa, bergegas mengungsi. Keluarga yang dijumpai Kompas, Selasa (19/5/1998) lampau di Bandara Hang Nadim mengaku baru pertama kali ke Batam. Mereka mengungsi karena situasi Jakarta yang mengerikan.

"Kami sedang menunggu jemputan. Suami saya lagi menelepon temannya yang sebelumnya berjanji akan menjemput di bandara. Tetapi, kalau si penjemput tidak datang, kami susah karena ke Batam baru pertama kali," kata Ibu berusia lima puluhan yang tak disebutkan namanya itu dalam bahasa Indonesia yang patah-patah.

Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan Ditinggal Para Penghuninya...

Si sulung yang melihat ibunya gelisah seketika menyebut bahwa dia dan keluarga kini dalam kondisi susah. Namun, setidaknya lebih baik dari kondisi di Jakarta.

"Saat ini kami memang lagi susah, tapi dibandingkan ketika masih berada di Jalan Ketapang, kawasan Jl Gajah Mada Jakarta, kondisi kami sekarang jauh lebih baik. Kami betul-betul lega lepas dari Jakarta,” katanya.

Kepada Kompas, ia sempat menuturkan pengalaman mencekam pada 13 Mei 1998, saat kerusuhan besar-besaran terjadi di Jakarta. Di sana-sini terjadi pembakaran dan terdengar pekik tangis anak-anak maupun orang tua yang ketakutan.

"Kami waktu itu hanya pasrah menunggu apa yang bakal terjadi, sambil memohon pertolongan Tuhan. Tidak bisa lagi berbuat apa-apa. Daripada ketemu perusuh di jalan saat melarikan diri dari rumah, lebih baik diam di rumah," ucapnya.

Satu-satunya toko kelontong kecil tempat keluarga ini mengadu untung di kawasan Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, pun hancur lebur dilalap api.

“Sudah tak bisa dagang lagi, hancurlah kami," tambah sang Ibu dengan nada memelas.

Meski begitu, si Ibu mengaku begitu lega dapat keluar dari Jakarta yang kala itu betul-betul ganas. Namun demikian, keluarga ini mengaku belum punya tujuan di Batam. Uang yang dibawa juga pas-pasan. Sebab, saat hendak menarik sisa uang di bank, manajemen bank membatasi penarikan uang maksimal Rp 10 juta. Alasannya, terlalu banyak orang yang menarik uang saat itu sehingga perlu dijatah.

Dengan modal Rp 10 juta, keluarga ini membeli enam tiket Jakarta-Batam Rp 1,3 juta per orang, dengan harga sebenarnya Rp 580.000.

“Di Singapura memang ada keluarga, tapi apa mereka mau menerima kami dengan uang seadanya," kata sang ibu pilu.

Saat itu, Singapura memang menjadi salah satu pengungsian yang banyak dituju oleh WNI keturunan tionghoa.

Puncak dari peristiwa ini, Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 1998. Ini menandai akhir rezim Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun. Situasi Ibu Kota pun mulai tenang. Etnis Tionghoa yang semula mengungsi berangsur-angsur kembali ke Jakarta.

kompas.com
Mei 1998, Saat Jakarta Dilanda Kerusuhan Mencekam dan Ditinggal Para Penghuninya...
Diubah oleh cuacarino123740 14-05-2023 08:26
bukan.bomat
ushirota
kepala.plontos
kepala.plontos dan 9 lainnya memberi reputasi
10
4.2K
243
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Tampilkan semua post
samuel.tirtaAvatar border
samuel.tirta 
#20
Beberapa point yg menarik ketika terjadinya Kerusuhan 98 :

1. Untuk menambah perkuatan personel dilapangan, para ABK KRI dipakaikan seragam PDL Marinir.

2. Sejumlah personel Polri yg berinisiatif menahan serbuan perusuh di bilangan Kota diamuk massa, ketika perusuh mundur yg tersisa hanya seorang perwira yg berlumuran darah namun tetap berdiri tegap dengan pistol ditangan.

3. Pemerintah AS mengeluarkan pernyataan ; Jika kerusuhan sudah tidak bisa lagi ditangani Pemerintah RI kami akan mengirimkan Armada ke 7 akan buang jangkar di Teluk Jakarta mengevakuasi warga negara AS dan semuan WNA yg mau ikut. Pemerintah RI mengijinkan atau tidak kami tetap mendarat melaksanakan misi kemanusiaan.

4. Di Bandara banyak kenderaan mewah tidak bertuan ditinggalkan pemiliknya yg mengungsi ke negara tetangga.

5. Dibilangan Priok seorang pemuda yg kerjanya setiap hari sebagai buruh pelabuhan inisiatif sendiri mengamankan gudang dan rumah bosnya dari amukan perusuh. Setiap hari, bersama beberapa org teman sekampungnya dia menjaga aset2 bosnya 24 jam non stop dengan parang ditangan. Beberapa kali dia dan rekan2 nya terlibat bentrok dengan perusuh yg ingin menjarah rumah bosnya. Ketika kaedaan mulai membaik dan bosnya kembali dari luar negeri, dia dipercaya mengelola beberapa bisnis bosnya. Sekarang si pemuda tersebut menjadi pemilik beberapa armada ekspedisi laut dan juga terpilih sebagai anggota DPR RI serta salah satu kandidat kuat di pemilihan gubernur yg akan datang di salah satu Provinsi WITA. Dia juga pernah menjadi bupati 2 periode.
Ada yg bisa nebak yg dimaksud siapa?

6. Satgas Rajawali di Timtim basecamp Dilli yg persiapan kembali kepangkalan diperintahkan konsinyir berat dan pemulangan dibatalkan. Perintah terbaru adalah ; Jika kerusuhan tidak terkendali mereka akan masuk ke Jakarta Jadi kebayangkan para Rajawali yg gondrong2 setiap hari ubek2 hutan memburu Fretilin, sedang senewen gara2 pemulangan dibatalkan setelah hampir setahun dimedan operasi tiba2 diterjunkan ke Jakarta memburu perusuh?

7. Untuk membentuk parimeter pertahanan menyeluruh, tiap2 rumah di Kelapa Gading diisi oleh 2-3 baret merah yg makan minum tinggal dengan penghuninya hampir 2 minggu. Kadang sebagai psywar, anggota jika mencuci seragam menjemur PDL nya di pagar rumah.

8. Banyak kisah aneh dialami anggota yg ngepam di area bekas kerusuhan terutama bangunan Ramayana yg terbakar habis. Hampir setiap malam menjelanh subuh anggota yg ngepam mendengar teriakan minta tolong dari sana bahkan ketika dihampiri asal suara masih terdehgar rintihan orang seolah olah sedang dalam kesakitan.

9. Di Pademangan, seorang gadis belia keturunan yg sedang les bhs inggris kebingungan pulang apalagi mendengar perusuh sudah dimana mana. Atas inisiatif guru lesnya, si amoy tadi diantarnya pulang naik becak namun terlebih dulu di pakaikan jilbab seperti seorang anak muslim dan wajah nya di coreng sedikit arang. Dijalan dia melihat ruko2 yg terbakar dan penjarahan. Si Amoy saking takunya sampai pipis dicelana. Akhirnya dia berhasil pulang dengan selamat. Di rumah Ayahnya sudah bingung tdk karuan memikirkan keselamatan anaknya. Rumahnya tidak sempat dijarah perusuh karena dijaga oleh pemuda setempat. Apalagi ayahnya termasuk akrab bergaul dengan tetangga pribumi. Tahun 2006 si amoy jadi kuncen merangkap potter bagasi (kasian banget nasibnya) emoticon-Embarrassment

10. Mengutip kata2 pak Harto ketika menjenguk LBM yg sedang sakit keras ; "Ben...jika dulu saya dengerin nasehat kamu keadaan pasti tidak akan jadi begini.......kamu benar"

Ada yg mau menambahkan?
Diubah oleh samuel.tirta 14-05-2023 11:46
knoopy
nite.hime
bukan.bomat
bukan.bomat dan 18 lainnya memberi reputasi
19
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.