Kaskus

Story

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
Supernatural
Quote:


Mungkin agan di sini pernah baca cerita ane yang berjudul pancasona? Kali ini ane akan melanjutkan kisah itu di sini. Yang suka cerita genre fantasi, kasus pembunuhan berantai, gengster werewolf, vampire dan sejenisnya. Silakan mampir. emoticon-Betty

Supernatural

Quote:


INDEKS
Part 1 abimanyu maheswara
Part 2 abimanyu
Part 3 kalla
Part 4 siapa kalla
Part 5 seorang gadis
part 6 Ellea
part 7 taman
Part 8 kamar ellea
Part 9 pagi bersama ellea
Part 10 rencana
Part 11 tentang kalla
part 12 rumah elang
Part 13 kembali aktivitas
part 14 emosi elang
part 15 janin kalla
part 16 elang
Part 17 vin
Part 18 kantor
Part 19 kemunculan kalla
part 20 pulau titik nol kehidupan
part 21 desa terkutuk
Part 22 wira
Part 23 teman lama
Part 24 patung wira
part 25 teror di rumah John
part 26 tato
part 27 simbol aldebaro
part 28 buku
part 29 kantor kalla
part 30 batu saphire
part 31 Lian dan Ayu
part 32 kakak beradik yang kompak
part 33 penyusup
part 34 kalah jumlah
part 35 lorong rahasia
Part 36 masuk lorong
part 37 cairan aneh
part 38 rahasia kalandra
part 39 Nayaka adalah Kalandra
Part 40 kemampuan nayaka
Part 41 Arkie
Part 42 Arkie (2)
Part 43 peperangan
Part 44 berakhir
Part 45 desa abi
part 46 nabila
part 47 cafe abi
Part 48 Maya
part 49 riki kembali, risna terancam
part 50 iblis bertubuh manusia
part 51 bertemu eliza
part 52 Feliz
Part 53 Bisma
Part 54 ke mana bisma
part 55 rahasia mayat
part 56 bisma kabur
part 57 pertemuan tak terduga
part 58 penyelidikan
part 59 tabir rahasia
part 60 kebakaran
part 61 Bajra
part 62 pengorbanan Bajra
part 63 the best team
part 64 masa lalu
part 65 perang dimulai
part 66 kisah baru
part 67 bertemu vin
part 68 san paz
part 69 cafe KOV
part 70 demigod
part 71 california
part 72 Allea dan Ellea
part 73 rumah ellea
part 74 alan cha
part 75 latin kings
part 76 kediaman faizal
part 77 kematian faizal.
part 78 permainan
part 79 ellea cemburu
part 80 rumah
part 81 keributan
part 82 racun
part 83 mayat
part 84 rencana
part 85 kampung....
Part 86 kematian adi
part 87 tiga sekawan
part 88 zikal
part 89 duri dalam daging
part 90 kerja sama
part 91 Abraham alexi Bonar
part 92 terusir
part 93 penemuan mayat
part 94 dongeng manusia serigala
part 95 hewan atau manusia
part 96 Rendra adalah werewolf
part 97 Beta
part 98 melamar
part 99 pencarian lycanoid
part 100 siapa sebenarnya anda
part 101 terungkap kebenaran
part 102 kisah yang panjang
part 103 buku mantra
part 104 sebuah simbol
part 105 kaki tangan
part 106 pertikaian
part 107 bertemu elizabet
part 108 orang asing
part 109 mantra eksorsisme
part 110 Vin bersikap aneh
part 111 Samael
part 112 Linda sang paranormal
part 113 reinkarnasi
part 114 Nayla
part 115 Archangel
part 116 Flashback vin kesurupan
part 117 ritual
part 118 darah suci
part 119 Lasha
part 120 Amon
part 121 masa lalu arya
part 122 sekte sesat
part 123 sekte
part 124 bu rahayu
part 125 dhampire
part 126 penculikan
part 127 pengakuan rian.
part 128 azazil
part 129 ungkapan perasaan
part 130 perjalanan pertama
part 131 desa angukuni
part 132 Galiyan
part 133 hilang
part 134 Hans dan Jean
part 135 lintah Vlad
part 136 rahasia homestay
part 137 rumah kutukan
part 138 patung aneh
part 139 pulau insula mortem
part 140 mercusuar
part 141 kastil archanum
part 142 blue hole
part 143 jerogumo
part 144 timbuktu
part 145 gerbang gaib
part 146 hutan rougarau
part 147 bertemu azazil
part 148 SMU Mortus
part 149 Wendigo
part 150 danau misterius
part 151 jiwa yang hilang
part 152 serangan di rumah
part 153 misteri di sekolah
part 154 rumah rayi
part 155 makhluk lain di sekolah
part 156 Djin
part 157 menjemput jiwa
part 158 abitra
part 159 kepergian faza
part 160 Sabrina
part 161 puncak emosi
part 162 ilmu hitam
part 163 pertandingan basket
part 164 mariaban
part 165 Dagon
part 166 bantuan

INDEKS LANJUT DI SINI INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 16-05-2023 21:45
indrag057Avatar border
bejo.gathelAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan 12 lainnya memberi reputasi
13
13.5K
222
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#148
143 Jerogumo
Ada suara ketukan seperti langkah kaki yang terdengar dekat dengan mereka. Wira mencari di mana suara tersebut berasal.

"Kayaknya dari sini!" kata Arya yang kini sudah berdiri dan mendekatkan telinganya ke bebatuan di belakang mereka. Nayla yang seolah mendapat setitik harapan kembali bangkit. Mereka mengintip dari balik celah celah dinding.

"Hello!" jerit Nayla berharap agar suaranya di dengar.

"Eh itu ada bayangan!" tunjuk Wira semangat. Arya dan Nayla ikut Melongok dan mencari bayangan yang dimaksud.

"Tunggu! Yakin itu manusia?" tanya Nayla dengan sorot mata cemas.

"Jelas jelas ada bayangan tadi, Nay!" tegas Wira.

"Manusia atau makhluk bawah tanah, ya?" gumam Nayla berasumsi sendiri.

"Maksud kamu makhluk bawah tanah apa, Nay?" Arya menjadi penasaran.

"Ih, Arya! Kamu nggak tau kalau ada makhluk lain di bawah tanah yang mirip manusia, tapi ... Mereka juga makan manusia!" ujar Nayla.

"Kamu tu kebanyakan nonton film horor!" timpal Arya sambil mengelus pucuk kepala Nayla. Nayla lantas mengerucutkan bibirnya karena perkataannya tidak dihiraukan kedua pria tersebut.

"Tapi, Ya ...."

"Astaga!" jerit Arya saat kembali mengintip di lubang lainnya. Dia mundur dan menarik Nayla menjauh dari tembok batu.

"Kenapa sih?"

"Itu!" tunjuk Arya ke lubang yang tadi ia intip. Ada sepasangan bola mata di balik dinding ini. Wira ikut melihat ke lubang tersebut dari kejauhan.

"Nayla!" panggil seorang pria di sana. Tentu hal ini membuat ketiga orang tersebut kebingungan.

"Kok dia bisa tau namaku?" gumam Nayla dengan pertanyaan yang wajar.

"Wira! Arya?! Kok kalian di situ?!" kembali pertanyaan dari manusia di balik tembok batu itu membuat mereka bertiga penasaran.

Arya mendekat selangkah sambil mencoba melihat pemilik sepasang bola mata itu. "Kamu siapa?"

"Ini aku! Dewa!" jelasnya lagi.

Nama ini sungguh familiar di telinga mereka. Nama salah satu sahabat seperjuangan mereka dulu.

"Yang bener?!" tanya Wira ikut mendekat.

"Iya, benar. Sekarang aku ini ikut kelompok pencinta alam. Dan sekarang memang lagi sering caving. Kalian sendiri ngapain di situ?" tanya Dewa.

"Wa, bisa nggak kamu mengeluarkan kami dari sini?"

"Tentu saja. Sebentar."

Beberapa bongkahan batu yang ada di antara Dewa dan mereka bertiga mulai dipindahkan. Lubang yang awalnya kecil, kini mulai terbuka lebar. Sampai akhirnya wajah Dewa benar benar jelas di mata mereka.

Pertemuan yang tidak disengaja. Dan ini bagai reuni setelah sekian lama mereka tidak bertemu.

"Abi!" kata Nayla menunjuk ke belakang mereka.

"Masih ada lagi?" tanya Dea yang paham dengan isyarat sahabat istrinya itu. Nayla mengangguk. "Iya, ada Abi, Ellea dan Gio!"

"Gio juga di sini?!"

Nayla mengangguk semangat. Dewa menatap ke lorong di depannya. "Ya sudah kalian duluan naik ke atas. Biar aku yang cari mereka. Teman temanku ada di sekitar sini juga kok. Pasti mereka ketemu!" kata Dewa.

"Tunggu, Wa! Ke atas? Atas mana? Bukannya di sana laut?"

"Iya. Kalau kalian lewat jalur selatan itu, memang harus melewati laut, tapi kalau ke sini, kalian tinggal sebentar lagi kok ketemu permukaan."

Seseorang muncul dari celah lain dan memakai pakaian seperti Dewa. "Rik, tolong bawa teman temanku ke atas. Masih ada tiga orang lagi terjebak di sana," tunjuk Dewa ke arah celah yang tadi ia bongkar.

"Oke."

Tak membutuhkan waktu yang lama. Karena hanya beberapa belokan stalagtit, mereka kini sudah bisa menghirup udara segar di atas tanah. Dan anehnya, mereka tidak lagi ada di tengah laut. Atau blue hole yang tadi mereka datangi pertama kali.

"Memang semua gua di bawah saling terhubung. Mungkin kalian tadi lewat laut sana, ya?" tanya Riksan menunjuk ke tengah laut, di mana ada lingkaran besar dengan batu batu karang di sekitarnya. Mereka bertiga mengangguk pelan. Tatapan takjub dan heran masih mereka tunjukkan. Kini mereka justru ada di tepi pantai, dengan beberapa bongkahan batu karang besar di sekitarnya.

Dan rupanya karang itu, salah satu pintu untuk sampai ke gua yang ada di blue hole.

Satu persatu orang orang keluar dari gua karang. Dan ketiga orang yang radi ikut bersama perjalanan Nayla juga sudah selamat. Tentu ada Dewa juga di sana, dan beberapa orang teman teman Dewa.

Nayla memeluk ketiga orang itu dengan perasaan campur aduk. Rasanya lega, mengetahui mereka masih hidup. Setelah apa yang sudah mereka alami tadi.

"Hei, kalian ngapain sih di sana? Dan bukannya Arya sama Nayla ...."

"Kami hidup lagi. Ceritanya panjang, Wa," tutur Nayla.

"Oke, baiklah. Aku punya banyak waktu kebetulan."

"Rani di mana sekarang?" tanya Arya.

"Di rumah. Sekarang dia sibuk mengajar di taman kanak kanak. Sejak kami kehilangan anak kami, dia lebih fokus di sekolah. Dan aku ... Di sini," jelas Dewa dengan sorot mata pilu.

"Kami turut prihatin. Dulu kami juga dengar kabar Rani yang keguguran, dan anak kalian yang pertama meninggal. Tapi saat itu kami nggak bisa datang," jelas Nayla.

"Yah. Nggak apa apa, Nay. Santai aja. Eh jadi dia Abimanyu? Anak kalian?" tanya Dea menunjuk pemuda yang berada di belakang Arya.

"Banyak hal yang kamu nggak tau, Wa. Tapi jujur, aku rindu kamu," tukas Wira.

"Rindu apa nih? Rindu berkelahi jangan jangan," sindir Dewa sambil melebarkan senyumnya.

Mereka tertawa bersama. Nayla lantas mengeluarkan sebuah benda yang terasa dingin dari saku celananya. "Kunci nya sudah ketemu!"

Semua menoleh ke Nayla dan benda yang ia genggam.

"Kalian, ngapain nyari kunci itu?" tanya Dewa.

"Kamu tau tentang kunci ini?"

"Yah, tentu. Karena Elang sejak 6 bulan lalu terus mengumpulkan kunci kunci dengan bentuk seperti ini," kata Dewa mengambil kunci di tangan Nayla

"Elang?!"

Dewa membawa mereka ke sebuah penginapan yang sejak seminggu ini menjadi tempat dirinya dan kelompoknya tidur. Sudah hampir satu bulan lamanya, Dewa berada di tempat ini. Ia memang memiliki hobi baru dan sangat menyukai alam bebas. Entah gunung maupun laut. Tetapi sekarang Dewa sedang meneliti tentang gua gua alam yang ada di tempat tempat sulit di seluruh dunia. Salah satu nya yang ada di blue hole tersebut.

"Jadi Elang juga lagi mencari kunci kunci ini?" tanya Arya sambil menatap kunci yang ada di genggamannya. Mereka kini sedang makan di sebuah restauran yang berada tak jauh dari penginapan.

"Iya. Sudah ada 2 yang ada di tangan Elang, kalian sendiri punya berapa?"

"kami punya 6. Berarti tinggal 2 lagi, ya, untuk bisa melengkapi 10 kunci itu?"

"Kenapa Om Elang juga memburu 10 kunci ini, Om Dewa?" tanya Abimanyu penasaran. Ia sangat paham bagaimana karakter Elang, dia sedang mencoba menjalani kehidupan normal. Tidak lagi ingin berurusan dengan hal hal seperti ini lagi. Abi masih sangat ingat bagaimana obrolan terakhir mereka dulu.

Dewa menarik nafas panjang, "Keluarga Elang mengalami hal buruk beberapa bulan lalu. Shanum koma, dan putra mereka diculik oleh iblis."

"Rajendra?" tanya Abi. Dewa menggeleng, "Rajendra sudah meninggal, Bi."

"..."

"Anak itu mengalami kecelakaan. Setahun setelah Rajendra meninggal, Shanum hamil lagi, namanya Nabila. Sejak kecil Nabila memang aneh, dia bisa melihat hal hal aneh yang nggak semua manusia bisa melihatnya."

"Maksudnya hantu gitu?"

"Iya, semacam itu. Dan beberapa kali Nabila udah bilang ke orang tuanya, kalau ada sesuatu yang sedang mengintainya sejak beberapa hari sebelum kejadian. Terus keesokan harinya, ada beberapa orang dengan mata hitam masuk ke rumah mereka dan membawa Nabila. Karena kejadian itu Shanum, mengalami shock, dan koma. Di saat itulah Elang mencari tau di mana Nabila, sampai akhirnya dia tau tentang kunci kunci itu. Elang yakin kalau Nabila di bawa ke dunia lain, dan Elang harus menjemputnya."

"Astaga. Nabila berapa umurnya sekarang?"

"Baru 5 tahun, Ell. Kasihan mereka. Elang benar benar kacau. Dia balik lagi fokus ke hal hal ini, nggak lagi mikirin perusahaannya itu. Untung saja Ayu bisa ngurus perusahaan, yah untuk sementara waktu selama kedua kakaknya belum bisa balik lagi."

"Memangnya sekarang Elang di mana?" tanya Gio.

"Dia dalam perjalanan ke sini. Aku sudah memberi kabar ke dia kalau kalian di sini. Tunggu saja."

_____________

Matahari sudah bergeser, membuat teriknya mulai memudar dan membentuk senja di langit. Untuk sementara mereka hanya diam dan menunggu Elang datang.

"Menikah?" tanya Dewa sedikit tersentak kaget. "Kalian?" tanyanya lagi menunjuk Abimanyu dan Ellea yang duduk di depannya sambil bergandeng tangan. Keduanya mengangguk yakin, dengan sorot mata penuh harap. Dewa diam sejenak sambil menatap keduanya intens. "Oke. Aku coba cari informasi, ya. Kebetulan teman teman ku banyak yang berasal dari daerah ini. Mungkin mereka tau di mana tempat untuk mendaftarkan pernikahan dengan cepat."

Keputusan Abimanyu dan Ellea sudah bulat. Mereka benar benar akan segera melangsungkan pernikahan sebelum melanjutkan perjalanan mereka nanti. Arya dan Nayla juga sudah menyetujui hal tersebut. Karena Abi dan Ellea memang sudah menjalin hubungan itu lama.

Iklim di tempat ini yang tropis membuat mereka seperti berada di tanah air. Dan karena tempat ini memang dekat dengan laut, membuat mereka setidaknya memutuskan akan beristirahat sejenak sambil menunggu rencana pernikahan Abi dan Ellea di gelar. Mereka menyewa penginapan murah. Mereka menyewa 3 kamar untuk beberapa hari ke depan. Karena mereka juga tidak tau akan berada di tempat ini untuk berapa lama lagi. Rencana pernikahan Abi dan Ellea pasti akan segera di gelar, dan tentu saja, mereka membutuhkan waktu untuk bulan madu dan menikmati kebahagiaan sebagai pengantin baru. Biasanya penyewa di sini memang seorang wisatawan yang berasal dari luar kota bahkan luar negeri dan hanya akan menginap selama beberapa hari saja. Sementara itu, Dewa justru menyewa penginapan ini untuk satu bulan.

Elang datang. Penampilannya tidak banyak berubah. Hanya saja kini ia menambahkan tato di tangan kirinya. Alhasil sekarang kedua tangannya penuh dengan tato, bahkan sampai ke ruas jarinya. Ada nama putri dan putranya. Tapi ada satu hal yang membuat Elang berbeda selain tato tambahannya. Sorot matanya. Penuh rasa luka dan getir. Abi langsung mendekat begitu melihat Elang datang, mereka lantas berpelukan, karena memang sudah lama mereka tidak berjumpa. "Kamu makin ganteng saja, Bi," ungkap Elang dengan senyum tipis. Mata Abimanyu berkaca kaca melihat Elang. Bagaimana pun juga mereka pernah sangat dekat. Dan mendengar kabar keluarga Elang membuat dirinya terpukul. "Maaf, Om, kalau di saat Om Elang kesulitan, aku justru nggak bisa bantu apa apa."

"Apaan kamu ini. Kenapa jadi kamu merasa bersalah? Ini tanggung jawabku, untuk menjaga mereka. Eum, rasanya aneh ya, melihat orang tuamu lebih muda dari ku," tutur Elang beralih menatap Arya dan Nayla. Gio segera berhambur memeluk Elang, dan acara reuni akbar terjadi malam ini. Dan ada satu hal yang mereka sadari, kalau pemersatu mereka adalah masalah. Yang anehnya masalah yang mereka hadapi itu seolah saling terhubung.

"Gue sudah booking-in elu kamar, Lang," tukas Dewa memotong pembicaraan mereka. Hari sudah makin malam, Dewa sadar kalau Elang juga butuh istirahat. Wajahnya terlihat sangat kelelahan. "Thanks, Wa. Gue emang capek banget," sahut Elang sambil beranjak mendekati Dewa yang berdiri di dekat pintu. "Udah berapa malam elu nggak tidur?" tanya Dewa.

Elang menarik nafas panjang, lalu memberikan senyum simpul padanya. "Mana kunci kamar?"

***

Ia menghempaskan tubuhnya ke ranjang penginapan. Bagi Elang kasur empuk sudah tidak terasa lagi bedanya dengan kasur kasur di penginapan seperti ini. Lagi pula dia akan sangat jarang tidur di atas kasur, Elang lebih sering duduk dengan laptop dan semua informasi di mana keberadaan kunci yang akan membawanya ke gerbang iblis tersebut. Baginya, ia hanya ingin membawa putrinya pulang, agar Shanum juga segera sembuh. Elang percaya kalau Nabila di temukan, maka istrinya juga pasti akan bangun dari koma. Mata Elang terpejam, dia benar benar lelah. Setidaknya dengan melihat teman temannya di sini, Elang tidak merasa sendirian lagi. Dan kenyataan bahwa mereka sedang memburu hal yang sama, membuat Elang harus benar benar tidur malam ini.

Koridor penginapan sudah mulai sunyi. Hampir sebagian besar orang yang menginap di tempat ini sudah terlelap. Walau tidak bisa dipungkiri kalau di jalan masih ada beberapa orang yang masih banyak yang berkeliaran dengan kegiatan masing masing.

Penginapan di sini ada 3 lantai dengan banyak kamar. Kamar mereka cukup berdekatan satu sama lain, karena memang sudah diatur oleh Dewa sebelumnya. Tentunya untuk memudahkan mereka berkomunikasi.

Pintu penginapan dibuka kasar, seorang pria mabuk sedang berjalan masuk menuju kamar miliknya. Walau ia mabuk, tapi masih bisa melihat jelas dan sadar di mana letak kamarnya yang memang berada di lantai 2. Di lantai ini juga, Abi dan teman temannya menginap.

Pria berumur 45 tahun tersebut berjalan lunglai. Beberapa kali ia bersendawa dengan aroma alkohol yang kuat dan pekat. Ia mulai berjalan menaiki tangga. Tetapi di samping nya kini ada seorang wanita yang terlihat sangat cantik, dengan balutan pakaian minim. Tentu pria tersebut tergoda untuk mendekatinya. Saat ia memanggil wanita itu, sang wanita tersebut justru seperti menggodanya agar mengikuti ke mana dia pergi. Merasa mendapat lampu hijau, ia tentu tidak mau melewatkan kesempatan ini. Bagai gayung bersambut, pria tadi terus mengikuti ke mana wanita tersebut pergi.

Sampai akhirnya mereka tiba di kamar di pria. Awalnya dia bingung dan merasa aneh, kenapa wanita asing itu tau di mana letak kamarnya. Tapi karena nafsu sudah menguasainya, ia tidak memperdulikan dan kini menutup pintu kamarnya.

Keesokan paginya, penginapan geger karena penemuan sebuah mayat di kamar. Polisi sudah dihubungi dan sedang menuju ke penginapan itu.

"Ada apa sih?" tanya Elang yang baru saja bangun dari tidur nyenyaknya. Tidur yang sudah lama tidak ia rasakan lagi. Ia menghampiri Dewa, Arya, dan Wira di depan kamar yang sudah dikerumuni banyak orang. Mereka tidak bisa masuk ke dalam, sampai akhirnya Gio keluar dari dalam dengan senyum kemenangan. Ia melirik ke arah teman temannya dan berjalan ke kamarnya. Tak peduli dengan panggilan dari rekan rekannya, ia justru hanya memberikan isyarat agar mereka mengikutinya.

"Ada apa sih, Gi?" tanya Elang begitu mereka sudah sampai di kamar Gio dan Wira.

"Mayat."

"Itu juga kita semua tau! Maksudnya dia meninggal kenapa?!" protes Dewa, sebal.

"Aneh! Bener bener aneh. Kalian pernah nggak, lihat orang mati, terbungkus sarang laba laba? Dan anehnya lagi, dia menempel di sudut langit langit?!"

Mereka semua saling pandang satu sama lain. Apa yang Gio katakan memang tidak bisa diterima akal sehat. Dan memang baru kali ini mereka mendengar kematian aneh seperti ini.

"Kerjaan iblis?" tanya Arya langsung menebak.

"Kayaknya sih. Iblis laba laba mungkin?" sahut Gio.

"Jorogumo!" tukas Wira dengan sorot mata dingin dan tajam.

"Joro ... Apa?" tanya Elang meminta agar Wira mengulanginya lagi.

"Jorogumo. Jorogumo itu siluman laba-laba yang sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Dia bisa mengubah wujudnya menjadi wanita cantik yang suka merayu lelaki tampan, membungkusnya dengan jaring laba-laba, lalu kemudian memakannya. Biasanya itu mitos di Jepang. Tapi kenapa dia ada di sini?" jelas Wira dengan kembali melemparkan pertanyaan lain.

"Karena pemiliknya orang Jepang!" sahut Gio semangat.

"Mana ada! Ngaco lu! Mr. Rick asli orang sini!" kata Dewa tidak terima.

"Ya kali aja di Jepang udah penuh sama setan? Ada Juon, Sadako, kuchisake Onna, Reiko San, terus masih banyak lagi." Penjelasan Gio membuat yang lain mendengus sebal.

"Jadi dia berubah wujud jadi wanita cantik terus memakan korbannya? Mayat tadi, juga di makan? Iya. Nggak, Gi?" tanya Arya.

Gio kembali mengingat bagaimana kondisi mayat pria tadi. Ia lantas mengangguk. "Ada beberapa organ tubuhnya yang hilang memang, kayak busuk gitu!"

"Gila!"

"Eum, gaes, kita pindah aja yuk, dari sini," ajak Gio.

"Eh, gila lu! Gue udah booking kamar banyak dan lama. Rugi dong!" protes Dewa.

"Jalan satu satunya, kita cari siluman itu!" tambah Abimanyu, menatap semua orang di ruangan ini. Arya, dan Wira mengangguk setuju. Elang hanya menarik nafas panjang namun akhirnya ia juga mengangguk.

Mengungkap sebuah kasus aneh, bukan lagi hal baru bagi mereka. Namun menemukan makhluk yang bernama Jorogumo adalah hal baru bagi mereka. Wira memang lebih banyak mengetahui semua makhluk hampir di seluruh dunia. Bahkan dari makhluk halus maupun yang sejenis dengan Jorogumo. Tetapi baru kali ini dia berhadapan langsung dengan makhluk tersebut.

Penginapan menjadi kian ramai, beberapa petugas kepolisian berjaga dan memberikan garis batas polisi di kamar korban. Tentu dengan penjagaan juga di depan pintu. Semua penghuni dijadikan saksi karena mereka menganggap kalau ini adalah pembunuhan. Pembunuhan aneh dengan menyelimuti korban dengan sarang laba laba. Setidaknya dengan adanya polisi yang berjaga di penginapan ini, membuat penghuninya merasa lebih aman.

Tapi rencana mereka untuk melangsungkan pernikahan Abimanyu dan Ellea akan terus diupayakan. Dewa sudah memiliki tempat untuk menggelar pernikahan kilat untuk pasangan tadi. Mereka semua pergi ke tempat yang mirip tempat ibadah. Di sini semua orang akan sah menjadi suami istri, bahkan jika mereka berbeda agama sekali pun.

Nayla membantu Ellea mencari gaun untuk pernikahannya. Mereka memilih sebuah gaun berwarna putih dengan bahan sutra dan sedikit brukat di bagian dadanya. Sementara Abimanyu memakai setelah tuxedo, dan dia terlihat tampan dengan pakaian itu.

"Kamu ganteng juga," puji sang ayah saat melihat putranya berpenampilan berbeda dari biasanya. Mereka yang tengah menunggu mempelai wanita berdandan di ruang tunggu, duduk dengan gelisah. Terutama Abimanyu. Dia terkekeh, "jujur ini pertama kalinya aku memakai pakaian seperti ini. Rasanya ... sedikit aneh." Ia menatap tubuhnya sendiri di depan cermin. Melihat bagian depan, dan berpindah ke bagian belakang.

"Sudahlah, kamu ganteng," kata Arya masih geli melihat kecemasan dalam diri Abimanyu.

"Eum, Om Gio di mana?"

Arya menatap jam di pergelangan tangannya, lalu beralih ke jendela di samping mereka. "Mereka sedang menyiapkan altar pernikahan, eum semacam menata ruangan dengan bunga atau kain kain. Itu kata Gio kemarin. Setidaknya kami ingin pernikahan kalian berkesan, walau sederhana."

Abimanyu tersenyum, dia mendekat ke Arya yang kini sedang berdiri di dekat jendela, menyibak korden dan memperhatikan ke arah jalan raya. "Ayah ...," panggil Abi pelan. Arya menoleh dengan kerutan di dahinya. "Kenapa?"

"Terima kasih karena sudah kembali. Aku nggak tau sampai kapan kita akan berkumpul lagi seperti ini, tapi buat aku, punya kesempatan ketemu ayah dan ibu lagi itu sudah cukup. Aku nggak tau, apa yang akan terjadi pada kita nanti, tapi setidaknya kita sudah berjuang bersama. Aku bahagia, karena ada ayah dan ibu di sini."

Hati Arya bagai teriris sembilu, entah mengapa perkataan Abimanyu begitu dalam menusuk hatinya. Padahal dia bukan termasuk pria yang melankolis dan penuh drama, tetapi perkataan itu barusan berhasil meruntuhkan hatinya. Arya menepuk bahu Abimanyu sambil menggigit bibir. Ia berusaha keras menahan dorongan kesedihan di hatinya. Bagaimana pun juga ini adalah hari bahagia Abimanyu, dan jangan sampai rusak oleh suasana sedih apa pun.

Altar pernikahan sudah di design sedemikian rupa. Hari ini Abimanyu dan Ellea akan menikah. Tentu semua orang ikut andil dalam acara ini. Setidaknya ini salah satu hal bahagia di tengah masalah pelik mereka. Ikrar janji suci telah diucapkan kedua mempelai. Suara riuh kebahagiaan terdengar ramai di belakang mereka. Semua berbahagia dan mengucapkan selamat untuk kedua mempelai.
unclevello
tariganna
regmekujo
regmekujo dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.