Kaskus

Story

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
Supernatural
Quote:


Mungkin agan di sini pernah baca cerita ane yang berjudul pancasona? Kali ini ane akan melanjutkan kisah itu di sini. Yang suka cerita genre fantasi, kasus pembunuhan berantai, gengster werewolf, vampire dan sejenisnya. Silakan mampir. emoticon-Betty

Supernatural

Quote:


INDEKS
Part 1 abimanyu maheswara
Part 2 abimanyu
Part 3 kalla
Part 4 siapa kalla
Part 5 seorang gadis
part 6 Ellea
part 7 taman
Part 8 kamar ellea
Part 9 pagi bersama ellea
Part 10 rencana
Part 11 tentang kalla
part 12 rumah elang
Part 13 kembali aktivitas
part 14 emosi elang
part 15 janin kalla
part 16 elang
Part 17 vin
Part 18 kantor
Part 19 kemunculan kalla
part 20 pulau titik nol kehidupan
part 21 desa terkutuk
Part 22 wira
Part 23 teman lama
Part 24 patung wira
part 25 teror di rumah John
part 26 tato
part 27 simbol aldebaro
part 28 buku
part 29 kantor kalla
part 30 batu saphire
part 31 Lian dan Ayu
part 32 kakak beradik yang kompak
part 33 penyusup
part 34 kalah jumlah
part 35 lorong rahasia
Part 36 masuk lorong
part 37 cairan aneh
part 38 rahasia kalandra
part 39 Nayaka adalah Kalandra
Part 40 kemampuan nayaka
Part 41 Arkie
Part 42 Arkie (2)
Part 43 peperangan
Part 44 berakhir
Part 45 desa abi
part 46 nabila
part 47 cafe abi
Part 48 Maya
part 49 riki kembali, risna terancam
part 50 iblis bertubuh manusia
part 51 bertemu eliza
part 52 Feliz
Part 53 Bisma
Part 54 ke mana bisma
part 55 rahasia mayat
part 56 bisma kabur
part 57 pertemuan tak terduga
part 58 penyelidikan
part 59 tabir rahasia
part 60 kebakaran
part 61 Bajra
part 62 pengorbanan Bajra
part 63 the best team
part 64 masa lalu
part 65 perang dimulai
part 66 kisah baru
part 67 bertemu vin
part 68 san paz
part 69 cafe KOV
part 70 demigod
part 71 california
part 72 Allea dan Ellea
part 73 rumah ellea
part 74 alan cha
part 75 latin kings
part 76 kediaman faizal
part 77 kematian faizal.
part 78 permainan
part 79 ellea cemburu
part 80 rumah
part 81 keributan
part 82 racun
part 83 mayat
part 84 rencana
part 85 kampung....
Part 86 kematian adi
part 87 tiga sekawan
part 88 zikal
part 89 duri dalam daging
part 90 kerja sama
part 91 Abraham alexi Bonar
part 92 terusir
part 93 penemuan mayat
part 94 dongeng manusia serigala
part 95 hewan atau manusia
part 96 Rendra adalah werewolf
part 97 Beta
part 98 melamar
part 99 pencarian lycanoid
part 100 siapa sebenarnya anda
part 101 terungkap kebenaran
part 102 kisah yang panjang
part 103 buku mantra
part 104 sebuah simbol
part 105 kaki tangan
part 106 pertikaian
part 107 bertemu elizabet
part 108 orang asing
part 109 mantra eksorsisme
part 110 Vin bersikap aneh
part 111 Samael
part 112 Linda sang paranormal
part 113 reinkarnasi
part 114 Nayla
part 115 Archangel
part 116 Flashback vin kesurupan
part 117 ritual
part 118 darah suci
part 119 Lasha
part 120 Amon
part 121 masa lalu arya
part 122 sekte sesat
part 123 sekte
part 124 bu rahayu
part 125 dhampire
part 126 penculikan
part 127 pengakuan rian.
part 128 azazil
part 129 ungkapan perasaan
part 130 perjalanan pertama
part 131 desa angukuni
part 132 Galiyan
part 133 hilang
part 134 Hans dan Jean
part 135 lintah Vlad
part 136 rahasia homestay
part 137 rumah kutukan
part 138 patung aneh
part 139 pulau insula mortem
part 140 mercusuar
part 141 kastil archanum
part 142 blue hole
part 143 jerogumo
part 144 timbuktu
part 145 gerbang gaib
part 146 hutan rougarau
part 147 bertemu azazil
part 148 SMU Mortus
part 149 Wendigo
part 150 danau misterius
part 151 jiwa yang hilang
part 152 serangan di rumah
part 153 misteri di sekolah
part 154 rumah rayi
part 155 makhluk lain di sekolah
part 156 Djin
part 157 menjemput jiwa
part 158 abitra
part 159 kepergian faza
part 160 Sabrina
part 161 puncak emosi
part 162 ilmu hitam
part 163 pertandingan basket
part 164 mariaban
part 165 Dagon
part 166 bantuan

INDEKS LANJUT DI SINI INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 16-05-2023 21:45
indrag057Avatar border
bejo.gathelAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan 12 lainnya memberi reputasi
13
13.5K
222
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#143
138 Patung Aneh
"Astaga!" pekik pemuda pemilik anjing tersebut. Ia terkejut karena melihat ada tiga orang pria yang tiba tiba muncul dari rumah angker terkenal di daerahnya. "Kalian hantu atau manusia!" tanyanya dengan bersiap untuk kabur.

"Hei, kami manusia. Tenang dulu, terutama anjingmu!" cetus Gio sambil menunjuk hewan tersebut yang masih menggonggong sejak tadi.

"Choki, stop!" jeritnya dan seketika anjing tersebut berhenti menggonggong. Ia diam dan hanya menatap ketiga pria asing itu.

"Sedang apa kalian di situ?" tanyanya sambil menatap ngeri ke bangunan di belakang Arya, Abi dan Gio.

"Eum, kami sedang mencari teman kami, mereka berdua hilang di dalam rumah ini. Apa kamu tau sesuatu tentang rumah ini?" tanya Arya, sambil menoleh ke belakangnya.

"Kamu siapa? Kenapa ada di sini?" tanya Abimanyu memotong tanya jawab ayahnya dengan pemuda di depan mereka.

"Eum, saya Alan, salah satu warga desa ini juga, tapi rumah saya di sana, agak jauh dari tempat ini," jelasnya sambil menunjuk ke sebuah arah yang diyakini adalah rumahnya. Mereka bertiga mengangguk paham.

"Kamu tau sesuatu tentang rumah ini?" tanya Gio kembali pada pokok pembicaraan tadi. Alan menatap rumah itu sambil menarik nafas panjang, ia mengangguk dengan raut ragu.

"Siapa sih yang nggak tau tempat ini. Semua warga desa bahkan sampai kota juga paham bagaimana sejarah rumah ini. "Apa pun yang kalian lakukan di sana, itu nggak baik. Sebaiknya kalian segera pergi dari tempat ini, sebelum hal buruk terjadi."

"Tapi kami harus menemukan teman teman kami dulu sebelum pergi dari sini," jelas Abimanyu.

"Sepertinya kalian nggak akan bisa menemukan teman teman kalian itu. Karena kejadian ini sudah sering terjadi, dan setiap orang yang hilang di rumah ini, nggak akan bisa kembali."

Mereka semua diam beberapa saat, berpikir dengan kemungkinan terburuk seperti apa yang dikatakan Alan barusan. "Kami pastikan kali ini tidak akan terjadi seperti biasanya!" cetus Arya, dingin.

"Yah, kami akan membawa kembali teman teman kami, apa pun resikonya!" tambah Abimanyu.

"Hey, sebenarnya apa yang terjadi di rumah ini?"

Alan menarik nafasnya dalam dalam, memperhatikan sekelilingnya dengan tatapan ngeri. Seolah apa yang hendak ia utarakan adalah hal yang tidak boleh diketahui oleh orang lain selain mereka berempat. "Arwah orang jahat ada di dalam sana. Dan, dia mengutuk semua orang yang masuk ke sana. Kabarnya jiwa jiwa mereka yang diambil oleh dia, akan membuat kekuatannya makin kuat."

"Bagaimana dia meninggal? Katanya dirajam dan dibakar?' tanya Gio.

"Nggak. Dia diikat di ... sini," kata Alan sambil menunjuk ke sebuah pohon di dekat mereka," lalu dilempari batu oleh warga. Ditinggalkan sampai mati, dan mayatnya sampai dimakan oleh burung gagak. Dan itu sangat berbahaya sekali!" bisik Alan.

"Kenapa?"

"Kalian nggak tau? Cara mati seperti itu, akan membuat ruhnya menjadi makin jahat. Dan hinggap di salah satu burung gagak yang memakannya," jelas Alan sambil bergidik ngeri.

"Terus sisa mayatnya, dibiarkan saja?"

"Enggak, setelah sebagian tubuhnya hampir habis, ada pendeta yang lewat di desa kami, dan menyuruh warga untuk menguburkannya secara lebih layak. Tapi, warga desa hanya menurunkan mayatnya, dan menguburkannya di halaman belakang rumah ini. Karena kami nggak mau kalau tanah pemakaman warga bersatu dengan mayat dukun jahat itu."

"Wow, kalian kejam, ya!" cetus Gio.

"Yah, kalian tau, kan? Bagaimana orang jaman dulu hidup. Mereka juga selalu mengaitkan semua kejadian aneh dengan setan atau semacamnya. Dan sebenarnya nggak ada satu pun bukti yang menunjukkan kalau wanita itu melakukan praktik ilmu hitam."

"Maksudmu, mereka memfitnahnya?"

"Mungkin saja. Karena beberapa kali ada warga yang melihat ruh wanita itu, dia bilang kalau 'aku tidak melakukan itu'. Begitu katanya."

"Wah, rumit juga. Tapi, sekarang kita tau ke mana mencari sumber masalah ini!" kata Arya. Dia lantas berjalan ke belakang rumah tersebut, mencari makam pemilik rumah ini. "Eh, Gi! Bawa peralatan yang ada di tas besar itu!" suruh Arya, dan Gio menurut saja di suruh begitu.

"Wow, nggak sopan! dia itu pembantu kalian atau bagaimana?" bisik Alan ke Abimanyu, yang melihat keanehan di depannya. Seorang pemuda berani menyuruh pria yang jauh lebih tua darinya. Itu salah satu bentuk sikap kurang ajar di desanya. Dan pasti di desa lain juga.

Choki kembali menggonggong saat melihat tiga pria itu berjalan ke halaman belakang rumah angker yang sangat mengusik binatang tersebut. Alan lantas menyeretnya pergi dari tempat itu. "Ayok, Choki!Kita pulang!" paksa Alan.

Gio sudah membawa atas yang diminta Arya. Saat Abi meminta tas tersebut agar digantikan olehnya, Gio menolak. "Tenang saja. Enteng. Dia lagi balas dendam ke gue, soalnya dulu gue yang suruh suruh dia gini," bisik Gio sambil terkekeh. Abi akhirnya ikut tersenyum, menganggap hal ini memang lelucon mereka, yang tidak dia ketahui.

"Kita mau ngapain, Ya?" tanya Gio yang kini berjalan menyusul Arya di depan.

"Bakar rumah ini!" kata Arya datar.

"Hah?! Gila lu! Bisa digebukin orang sekampung kita!" pekik Gio tidak sependapat.

Arya tidak menanggapi reaksi Gio, saat sampai halaman belakang, dia menyapu pandang ke sekitar. Mencari makam yang di ceritakan Alan tadi.

"Nyari apa?" tanya Gio lagi.

"Makam itu dukun!"

"Buat apa, Ya?!"

"Itu makamnya, Yah!" tunjuk Abi ke sebuah gundukan di sudut halaman, bawah pohon beringin. Abi sedikit menelan ludah karena melihat beberapa penampakan aneh yang sedang bergelantungan di pohon tersebut. "Huh, banyak juga," gumamnya pelan.

"Apanya?" tanya Arya yang ternyata mendengar perkataan Abimanyu.

"Eum, itu... Eum," sahut Abi ragu menjelaskan. Gio yang paham maksud keponakannya itu langsung mengangguk. "Ada berapa biji setannya?" tanyanya.

"Setan?" tanya Arya yang sedikit terkejut.

"Elu nggak tau, ya, kalau anak lu ini bisa lihat setan juga?"

"Wow, bagus dong kalau gitu," cetus Arya, sambil meneruskan berjalan mendekati makam itu.

"Apanya yang bagus?" tanya Gio heran. Abi hanya tersenyum tipis lalu mengikuti sang ayah.

"Ayah mau apa?" tanya Abi saat mereka sudah sampai di depan makam.

"Kita harus hentikan arwah penasaran itu. "

"Maksudnya kita bakar rumahnya? Atau mayatnya?" tanya Abi ragu.

"Keduanya!"

"Owh, jadi kita gali makam nya?"

Tak menjawab pertanyaan Abi, Arya langsung melancarkan niatannya. Kedua pria tersebut mulai menggali dan Gio menjadi penonton sambil memperhatikan sekitar mereka.

Makam sudah sampai dasar. Bunyi suara kayu terdengar di bawah mereka. Abi dan Arya saling pandang lalu mengangguk bersamaan. Peti mati itu mulai dibuka. Aroma busuk menyeruak ke dalam pangkal hidung mereka. Gio mengarahkan senter ke mayat di bawah sana.

"Gaes, itu kalung nya ...." Gio menunjuk sebuah logam mulia yang melingkar di leher mayat di bawah mereka.

"Itu kunci yang kita cari?" tanya Abi.

"Sepertinya iya." Arya langsung menarik kalung dari tengkorak tersebut hingga tulang belulang itu terlepas dari tubuhnya.

Kunci kedua sudah ditangan mereka. Namun jeritan mulai terdengar di dalam rumah itu. Suara Ellea dan Nayla terdengar nyaring.

Abi langsung keluar dari lubang tersebut dibantu Gio. "Biar aku ke dalam!" kata Abimanyu yakin.

"Gue ikut!" sahut Gio.

Arya hanya mengangguk lalu ikut keluar dari makam tersebut. Ia menyiramkan bensin dan mulai membakar mayat dukun itu.

Api berkobar dengan nyala yang besar. Selesai dengan sumber masalah rumah ini, Arya lalu menyiramkan bensin ke sekitar rumah itu. Rupanya rencananya untuk membakar rumah ini memang bukan isapan jempol belaka.

Di dalam rumah, Abi dan Gio mencari keberadaan dua wanita yang hilang secara misterius tadi. "Nayla! Ellea!"

"Ell, ibu?!" Keduanya terus menjerit memanggil nama dua wanita itu.

"Biyu!" Terdengar sahutan dari sebuah ruangan. Abi dan Gio bergegas mencari sumber suara tersebut. Dan rupanya mereka berdua melihat ada sesosok tubuh yang sedang terbakar, berjalan memutar di tengah ruangan yang disinyalir adalah kamar pemilik rumah ini. Penyebab teror yang ada di rumah ini.

Sosok tubuh yang terbakar itu juga menjerit kesakitan. Nama Abimanyu kembali disebutkan. Dan suara berisik terdengar dari dalam lemari pakaian. Mereka membuka lemari itu, dan akhirnya berhasil menemukan Ellea dan Nayla. Sayangnya, Nayla kini tak sadarkan diri. Hal ini membuat Abimanyu segera mengangkat tubuh ibunya itu, keluar dari rumah ini.

Kobaran api mulai membakar hampir di seluruh bagian rumah. Arya benar benar tidak main main dengan ucapannya.

"Nayla kenapa?!" tanyanya sambil memperhatikan kekasihnya itu.

"Pingsan. Sepertinya karena kekurangan oksigen tadi. Dia batuk batuk sebelum akhirnya sesak nafas."

"Bawa aja ke rumah sakit!" cetus Gio.

Kobaran api yang membakar rumah terkutuk di desa itu, membuat tanda tanya besar bagi warga desa. Tapi, mereka tidak ada yang mendekat untuk berusaha memadamkannya. Mereka justru terlihat lega, dan berharap kutukan tersebut akan hilang setelah rumah tersebut hangus menjadi abu.

Sisa sisa kebakaran, menjadi tempat yang dikunjungi Alan dan Choki. Choki yang dapat berlari bebas menemukan sesuatu. Saat Alan mendekat, rupanya ada beberapa kerangka tubuh manusia. Kerangka itu ada di dalam lemari yang sama, tempat Nayla dan Ellea ditemukan. Alan yang mengetahui siapa pelaku pembakaran rumah ini, hanya tersenyum tipis. "Akhirnya kalian berhasil. Baguslah. Selamat menjalankan misi selanjutnya," gumam Alan. Sambil menatap abu yang sudah mulai terlihat tebal di sekitarnya.

_______

Insula Mortem atau Pulau kematian. Tempat ini adalah salah satu tempat berbahaya dan jarang di datangi manusia. Kabarnya siapa pun yang datang ke Insula Mortem pasti tidak akan selamat. Tetapi hal itu tentu bukan hal besar bagi mereka, karena sudah beberapa kali hal buruk mereka hadapi selam mereka bersama sama. Se-menyeramkan apa pun tempat yang mereka datangi, akan mereka hadapi bersama sama.

Nayla sudah beristirahat selama seharian di rumah sakit. Dokter hanya mengatakan kalau gadis itu kekurangan oksigen dengan beban pikiran yang berat, hingga membuatnya tidak sadarkan diri dalam beberapa jam kemarin.

Kini mereka sudah berada di dermaga yang akan membawa mereka ke sebuah pulau. Insula Mortem. Sebuah pulau yang tidak ingin didatangi oleh warga sekitarnya. Banyak isu yang berkembang di masyarakat dan beberapa pulau di sekitarnya. Kalau siapa pun yang masuk ke dalam pulau itu, dipastikan tidak akan selamat, karena julukan pulau kematian sudah melekat dan tersugesti ke pulau tersebut. Tetapi menurut pihak kepolisian, dan memang sudah diperiksa secara khusus oleh Gio, memang banyak kejadian orang hilang dan ditemukan dalam keadaan tewas jika memasuki pulau tersebut.

Mereka terpaksa meninggalkan caravan di dermaga, karena untuk sampai ke pulau itu harus menaiki perahu kecil dan yang hanya bisa mengangkut manusia saja. Setelah membawa beberapa perlengkapan yang dibutuhkan, mereka pun mulai menaiki kapal sewaan yang kan membawa mereka ke tempat itu.

Suara mesin memecah keheningan selama perjalanan ke Insula Mortem. Kapal mulai membelah laut yang memang di kelilingi pulau pulau kecil lainnya. Lima orang tersebut duduk menyebar di beberapa kursi yang di sediakan. Tidak terlalu banyak akses untuk berjalan atau sekedar menikmati pemandangan dari atas kapal. Karena mereka hanya bisa duduk sambil menunggu kapal membawa mereka ke pulau tersebut.

Gio duduk di belakang, di mana pengemudi kapal melajukan kapal kecil tersebut. Terlebih karena hanya dia seorang pria yang tidak punya pasangan. Sementara Arya dan Abimanyu sudah berpasangan. "Hm, kalau saja ada Wira, gue nggak menjomblo sendirian!" runtuk Gio yang menopang tangannya di sandaran kursi depannya.

Di sekitar mereka hanya ada air dan barisan pepohonan yang memang berada di pulau pulau kecil sekitar. Tidak banyak kapal yang terlihat di sekitar mereka, tetapi beberapa kali memang mereka berpapasan dengan kapal kecil yang sama, seperti yang sedang mereka naiki. Hal ini membuat perasaan Nayla sedikit lega. Ia agak ketakutan saat tujuan mereka selanjutnya adalah sebuah pulau terkutuk. Rumah terkutuk yang kemarin mereka datangi saja hampir membuatnya dirinya kehabisan nafas, dan sekarang dia harus berurusan lagi dengan sesuatu yang terkutuk. "Mungkin nasib sebagai makhluk yang dikutuk," ujarnya dalam hati.

Kapal menuju sebuah pulau yang cukup besar, namun tidak begitu rimbun pepohonannya jika dilihat dari kejauhan. Mereka kini telah sampai, sang pemilik kapal menatap pulau ini sambil bergidik ngeri. "Kalau kalian selamat, bisa hubungi saya lagi di nomor telepon ini, nanti saya jemput lagi," katanya sambil menyerahkan kartu nama yang sudah dilaminating. Gio mengangguk sambil menatap kartu nama tersebut, dia sedikit menarik sebelah bibirnya dengan tatapan lucu ke pria tersebut. "Terima kasih," ucapnya.

Setelah semua barang diturunkan, mereka mulai menapaki pasir pantai itu. Beberapa remukan karang terlihat indah di atas pasir halus yang mereka pijak. Beberapa kali mereka menemukan hewan laut kecil yang memang jarang sekali ditemui. Bahkan Ellea memungut sebuah bintang laut yang masih hidup, yang terdampar di dekat kakinya. "Lucu," kata Ellea sambil menunjukkan pada Abimanyu yang berjalan di sebelahnya.

Sedangkan Nayla justru menatap pulau ini nanar. Arya menatap gadis di belakangnya, lalu menjulurkan tangan kanan agar Nayla meraihnya. "Yuk," ajaknya. Gadis itu tersenyum penuh makna.

Menurut informasi yang mereka dapatkan sebelum datang ke pulau ini, di tengah pulau akan ada sebuah bangunan, bekas bangunan peninggalan sejarah yang sudah usang dan tidak layak huni. Semacam benteng yang sudah lama ditinggalkan, dan kini hanya sebuah bangunan yang teronggok begitu saja. Mereka hanya perlu berjalan kurang lebih 20 km, dan mereka akan menemukan tempat tersebut. Tempat itulah satu satunya harapan mereka untuk mencari di mana kunci ketiga.

Pepohonan di sekitar mereka tampak gersang, daun daunnya menguning, tak hanya yang sudah jatuh berguguran saja. Tetapi juga yang masih ada di atas pohon. Selah olah tempat ini tidak memberikan kesuburan bagi semua tanaman yang tumbuh di pulau ini. Gersang dan tandus.

"Lihat!" tunjuk Gio pada sesuatu di bawah pohon. Mereka kini mengerubungi sesuatu yang memang menyita perhatian. Karena ada ribuan lalat yang menutupinya dan terdengar berisik sekali.

"Apa itu?"

"Bangkai. Kelinci."

"Wow, sudah busuk. Berarti sudah lama, ya."

"Itu juga," tunjuk Ellea ke sudut lain.

Rupanya ada beberapa bangkai hewan yang tersebar di beberapa tempat. Penuh lalat dan belatung, bahkan ada yang sudah sampai mengering. Wajah mereka mulai merasakan hal yang tidak beres. Suasana mencekam mulai terasa. "Mereka mati kenapa?" tanya Arya. Abi yang sedang jongkok sambil memeriksa lantas menggeleng. "Nggak ada luka robek atau cakaran. Seolah olah mereka mati karena dari dalam, bukan serangan luar, atau serangan hewan lain."

"Memangnya di tempat ini ada predator yang memangsa kelinci kelinci ini?"

"Eh, predator kelinci itu apa?"

"Ayolah, Gi, jangan melucu," tukas Arya meliriknya sinis.

"Selera humormu jelek, Ya," ejek Gio.

"Mungkin ini alasan tempat ini disebut pulau kematian. Bahkan binatang saja mati di sini."

Mereka melanjutkan lagi perjalanan itu, hingga di ujung jalanan berbatu ini, terlihat sebuah bangunan usang. Warna cat nya yang benar benar sudah pudar, membuat tempat itu begitu menyedihkan. Beberapa patung manusia yang memakai jubah yang menutup seluruh kepalanya, ada di halaman depan. Sudah tidak utuh lagi, antara tangan yang sudah retak, bahkan hancur. Semua patung itu menunduk di sepanjang jalan masuk ke tempat tersebut.

Nayla terus memperhatikan patung patung itu. Ia merasa tidak nyaman, seperti sedang diawasi di tiap langkahnya. Teras di depan rumah, terlihat rapi, hanya menyisakan debu tebal yang menempel. Mereka berhenti sambil memperhatikan sekitar.

"Aneh nggak sih, sama patung patung itu?" tanya Nayla mulai memberitahukan kegelisahannya. Arya menoleh ke objek yang dimaksud kekasihnya itu. "Hm, ya ... cukup seram. Tapi yang jelas mereka tidak hidup, sayang. Jangan terlalu berpikir yang tidak tidak, oke?"

"Tapi, kalau mereka bisa hidup, itu mengerikan juga, ya," cetus Ellea yang satu pemikiran dengan Nayla. "Hm, bener itu. Coba, Ell, bayangkan, mereka mengejar kita. Wow, mirip film horor, kan?" tanya Nayla berdiskusi dengan kekasih putranya itu. Rupanya dua wanita itu sangat cocok dalam berbagai situasi.

"Hello? Bisa nggak kalian singkirkan imajinasi liar kalian itu untuk nanti?" potong Gio dengan sikap tidak nyaman. Karena jika dilihat lihat perkataan dua wanita itu ada benarnya juga. Patung patung itu memang menyeramkan. Mirip malaikat kematian yang hendak mencabut nyawa seseorang.

Abimanyu mendorong pintu yang sudah lapuk tersebut. Derit pintu itu terdengar nyaring dan menggema di penjuru rumah. Mereka diam, dan menunggu dengan tatapan ngeri ke dalam bangunan tua yang gelap dan kotor. udara dari luar masuk ke dalam, dan bau pengap khas debu yang tebal mulai menyeruak di pangkal hidung mereka.

"Yuk," ajak Abimanyu lalu melangkah lebih dahulu.

"Masuk ini?" tanya Gio, ragu.

"Ayok, ah!" paksa Arya sambil menggandeng teman lamanya itu masuk ke dalam.

Mereka mulai masuk, perlahan tapi pasti mulai menelusuri tempat ini. Kondisi di dalam tidak lebih buruk seperti du halaman rumah. Kotor dan berdebu. Tetapi semua perabotannya masih utuh dan tertata rapi. Tempat ini seperti rumah yang ditinggalkan cukup lama. Bahkan sangat lama. Tidak ada bekas perusakan, atau keributan. Semua masih tertata rapi di tempatnya. Beruntungnya mereka segera menemukan apa yang dicari. Benda itu terpampang jelas di sebuah patung wanita yang dipahat sedemikian rupa hingga mirip manusia asli. Jika dilihat sekilas tentunya. Bahkan Nayla sampai menyentuh benda itu, wajahnya ia sentuh pelan. Debu yang menempel lantas membuatnya harus menjentikkan jari jarinya untuk menghilangkan kotoran itu. "Uh, kotor banget. Padahal patungnya cantik gini, ya," ujar Nayla.

"Kenapa aku nggak suka patung, ya?" gumam Gio yang bertanya pada dirinya sendiri.

"Om Gio terlalu paranoid mungkin," tukas Ellea.

"Yah, itu juga karena diskusi kalian tadi," sindirnya, membuat Ellea dan Nayla menatapnya heran, lalu keduanya tertawa kecil. "Heh! Kenapa ketawa?" tanya Gio kesal.

"Om Gio lucu!" tutur Ellea lalu memeluk lengan pria paruh baya itu, dengan manja.

"Halah, ada maunya ini," tunjuk Gio ke Ellea.

"Ih, selalu buruk sangka deh, jangan begitu nanti cepat tua," sahut Ellea, membuat yang lain tertawa lepas.

Namun tawa mereka terhenti seketika, saat suara keras yang berasal dari pintu depan yang tertutup kencang. Kelimanya saling lempar pandangan, seolah mereka telah membangunkan penghuni pulau yang sedang tertidur. Dua wanita itu langsung mendekat ke kekasih masing masing. Hanya Gio yang berdiri sendirian dan menatap tajam dua pasangan tersebut.

Saat Gio hendak protes, suara langkah kaki terdengar nyaring, sedang mendekat ke arah mereka. Tentu mereka kembali diam, bahkan mematung di tempat mereka berdiri. Mereka seolah mengikuti gaya dari patung patung yang mereka temui tadi. Arya melirik ke patung wanita itu, di tangannya ada sebuah logam yang berwarna kekuningan dan mirip seperti apa yang sedang mereka cari. Ia langsung merampasnya dan mundur menjauh. Jantung mereka makin berdetak lebih cepat, apalagi saat bayangan seseorang mulai terlihat memasuki ruangan itu. Abimanyu bahkan sudah memegang sebuah tombak yang berada di samping patung tadi. Walau ujung tombaknya sudah berkarat, tapi setidaknya benda itu masih bisa digunakan untuk menyerang. Bayangan itu makin dekat dan jelas, sosoknya terlihat seperti laki laki yang memakai jubah dengan celana panjang. Hingga saat sosok itu mulai memasuki koridor dekat mereka, Abi sudah bersiap menyerang, tapi rupanya, dia menjerit dengan menyilangkan kedua tangannya ke depan. "Hei, ini aku!" jeritnya.

"Wira!"
itkgid
bejo.gathel
regmekujo
regmekujo dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.