Sumber Gambar

Kecelakaan merupakan salah satu hal yang memang sulit untuk dihindarkan. Kadangkala, kecelakaan di jalan raya terjadi tanpa kita duga. Penyebabnya bisa karena kelelahan, kurang fokus, mengantuk atau karena memang ugal-ugalan. Kendala teknis seperti rem blong juga jadi salah satu penyebab yang seringkali terjadi.

Salah satu jenis kecelakaan adalah kecelakaan tunggal di mana seorang pengendara dengan kendaraannya mengalami kecelakaan tanpa melibatkan kendaraan lain. Biasanya karena menabrak pembatas jalan hingga tergelincir akibat ban licin. Beruntung, kita memiliki masyarakat yang cukup tanggap dan peduli dalam membantu orang yang kecelakaan.

Namun sayangnya, tidak semua yang menolong memiliki niat baik. Seperti salah satu kasus di mana terjadi di salah satu jalanan Jakarta. Di mana dalam video yang beredar, sebuah mobil terguling dan terbalik di jalur TransJakarta. Beberapa warga yang ada di lokasi berbondong-bondong untuk memberi pertolongan pada korban.


Sumber Gambar

Namun diduga pada video itu ada juga warga yang selain menolong juga nyolong. Pada narasi yang dijelaskan oleh si peng-upload video, ada warga yang di saat orang-orang sedang menolong dia malah mengambil uang di dalam mobil tersebut. Ia mulanya ingin membantu orang yang keluar dari dalam mobil terguling itu, tapi kabarnya juga ia merogoh uang korban kecelakaan itu.

Hal ini sebenarnya memang kerap kali terjadi. Terutama pada kecelakaan yang melibatkan truk dengan muatan. TS masih ingat dulu pernah ada mobil bank yang terguling, kemudian warga datang bukan untuk membantu menolong tapi malah mengambil uang tersebut. Yang bahkan uang tersebut bukan milik si pengemudi mobil tapi kalau ada apa-apa bisa saja mereka yang kena.

Mau bagaimana lagi? Memang orang-orangnya pun masih memiliki kesadaran yang rendah. Padahal orang sedang terkena musibah tapi sempat-sempatnya nyolong. Warga kita memang sangat peduli dan selalu bergotong-royong dalam memberi pertolongan kepada korban kecelakaan. Tapi rupanya ada saja yang memiliki niat kurang bagus.


Sumber Gambar

Sekelas mobil pribadi saja masih bisa kecolongan lho. Dan si pelaku ini lihat saja adanya celah untuk mengambil uangnya. Mungkin memang banyak uang tercecer di dalam mobil itu yang membuat si pelaku ini tidak bisa menahan dirinya untuk mengambil uang dari sana. Atau mungkin uang itu dia anggap sebagai ongkos membantu? Wkwk, bisa saja tapi ya tetap miris.

Bukan mau berprasangka buruk, memang ada baiknya saat kita hendak ditolong perlu lihat-lihat dulu siapa yang menolong kita. Jangan sampai yang menolong kita hanya ingin memanfaatkan musibah yang menimpa kita saja. Dan pada akhirnya malah menjadi sesuatu yang merugikan untuk kita sendiri.

Untuk kecelakaan tunggal itu sendiri diduga akibat supir mengantuk. Yang membuat mobil hilang kendali dan akhirnya menabrak separator jalan paling kanan. Dan akhirnya mobil yang ditumpanginya terguling dan terbalik di jalur TransJakarta. Kejadian yang lumayan mengerikan dan membuat kita semakin sadar untuk tetap berhati-hati.


Sumber Gambar

Selain senang membantu, sebenarnya membantu juga memiliki batasan. Jangan mentang-mentang memiliki kepedulian tinggi, kemudian seluruh warga turun ke jalan membantu hingga jalanan ramai. Kalau seperti ini bukannya membantu malah membuat ribet. Jalanan jadi macet dan tersendat.

Hal ini kerap terjadi, bahkan ada yang berhenti dan berkerumun bukan untuk membantu. Tapi ingin merekam atau mengambil gambar. Yang seperti ini perlu dihindari, toh kalau sudah direkam dan difoto pun untuk apa juga? Paling untuk story dan itu pun belum tentu ada yang peduli. Jadi bantulahs ebaik mungkin.

Belum lagi kalau ada orang yang rekam-rekam, pengendara motor yang berhenti atau melambatkan laju kendaraan. Hingga akhirnya orang-orang yang memiliki niat buruk pun memiliki kesempatan di sini. Paling aman kalau ada kecelakaan seperti ini ya hubungi pihak berwajib (kalau memang parah). Karena menolong pun ada batasannya.



Kira-kira apa yang akan kalian lakukan kalau bertemu orang seperti ini?

Sumber:Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi