Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

l13skaAvatar border
TS
l13ska
Jika Waktu Adalah Uang Pengguna Layanan KIS /JKN juga berduit
Jika Waktu Adalah Uang Pengguna Layanan KIS /JKN juga berduit
Picture: jabar.inews.com

Menggunakan kartu KIS-JKN untuk operasi kaki kiri karena kecelakaantak pernah terpikir dalam benak saya. Memang sempat terselip rencana menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat) BPJS untuk berobat sakit gigi atau periksa mata yang sudah lama bermasalah. Namun siapa sangka kali pertama menggunakan KIS justru dipakai untuk urusan satu ini.

Namun begitulah takdir kecil yang harus saya dan keluarga jalani. Jujur, jika memiliki uang berlebih saya tak mau menjadi pengguna KIS atau JKN (Jaminan Kesehatan Negara). Kalau perlu saya tak usah ke rumah sakit dengan alasan apapun. Terlebih saya memiliki trauma dengan kata Rumah Sakit.


Cerita tentang kerumitan pengguna JKN BPJS memang sering terdengar di telinga saya. Namun baru kali itu saya pengen marah hingga akhirnya nangis. Gan Sis, simak sedikit curahan hati saya ini ya..

Semuanya berjalan lancar ketika kali pertama saya mengalami musibah yang mengharuskan saya menggunakan layanan BPJS Kesehatan. Semua urusan seolah dipermudah menjelang operasi pemasangan tulang yang patah. Bahkan saya dapat kamar ruang 2 yang harusnya JKN saya untuk golongan 3 karena murni gratis dari pemerintah.

Bersyukur selalu saya haturkan karena saya berhasil melewati masa krisis finansial berkat asuransi kesehatan yang saya terima gratis dari pemerintah. Setidaknya sebagai rakyat kecil saya sedikit merasakan manfaat uang pajak yang dibayarkan rakyat kepada pemerintah.

Namun tetap saja JKN dari dulu hingga sekarang masih minus di pelayanan. Berkas-berkas yang dibutuhkan lebih banyak dibanding kita periksa melalui pelayanan umum. Belum lagi waktu yang terbuang hanya untuk mendaftar atau menunggu dokter datang.

Keribetan dalam mengurus berkas-berkas dari faskes pertama terutama masalah rujukan bukan satu dua kali saya alami. Alhasil masalah rujukan menjadi momok sendiri buat saya pribadi. Berat rasanya kaki ini melangkah demi membayangkan lamanya mengantri surat rujukan.


{thread_title}

Otw ke ruangan berkas di Rumah Sakit.


Jadi ceritanya saat periksa diwajibkan bawa berkas asli dari Jasa Rahaja. Berhubung saat masuk rumkit suami yang ngurus jadi waktu kontrol sendirian gak ngerti dan berkas yang asli saya kasihkan ke bagian pendaftaran. Patugasnya waktu itu mbak-mbak yang agak judes dan ngomongnya kasar (Mungkin mbaknya udah kecapekan tingkat dewa ya, jadi pelampiasannya ke pengguna KIS macam saya)

Setelah nunggu 2 jam di kursi tunggu untuk ke pendaftaran, saya disuruh minta berkas ke ruang arsip di lantai dua. Padahal periksanya di lantai 1, bayangin dengan kondisi kaki yang belum benar-benar sembuh dan jalan sedikit pincang saya harus naik ke lantai dua. Salah saya juga sih tidak memeriksa berkas sebelum berangkat. Tapi tetep aja pengen nangis itu ada.

Bersyukur ada lift yang bisa saya gunakan, namun tetap saja perjalanan ke lantai dua itu cukup berat. Terlebih saya masih menggunakan deker lutut untuk menopang kaki kiri saya ketika berjalan. Lalu sayapun masih harus menunggu berkas lagi sekitar setengah jam.

Barulah setelah 2 lembar berkas saya terima, saya turun dan menunggu suami memfoto kopi berkas yang barusan saya dapatkan. Eh begitu sudah terdaftar dan periksa lagi, harus menunggu antrian di dokter orthopedi. Proses yang lumayan melelahkan.

Jam menunjukkan pukul 11 kala itu, jadi dari jam 8 pagi saya baru bisa bertemu dokter setelah 3 jam mengantri. Kemudian setelah 5 menit konsultasi saya diminta untuk rontgen tulang kaki.

Penantian 3 jam untuk 5 menit konsultasi, pengen mewek emoticon-Cape deeehh

Jalan lagi dengan sedikit terpincang-pincang ke ruang rontent yang letaknya sekitar 100 meter dari tempat periksa. Begitu pemeriksaan selesai dan kembali ke ruang dokter jam sudah menunjukkan jam 12 dan dokter sudah pulang. Hahhahaha, ending yang membagongkan sekali karena harus periksa lagi seminggu kemudian.

Padahal saya sudah bersiap-siap jiwa dan raga untuk operasi pelepasan pen. Seperti yang dikatakan dokter saat konsultasi bahwa saya bisa segera melakukan operasi pelepasan. Huft bayangan bisa jalan normal lagi setelah5 bulan tersiksa auto buyar 😂🤣

Jika Waktu Adalah Uang Pengguna Layanan KIS /JKN juga berduit


Lalu seminggu kemudian di hari yang tak jauh beda di rumah sakit yang sama. Ketika tengah menunggu antrian yang panjang, saya putuskan kekuar sebentar untuk janji ketemu dengan salah satu teman di gerbang masuk Rumah Sakit.

Begitu balik ternyata antrian sudah diserobot orang lain dan ketika konfirmasi ke petugas harus mengambil antrian lagi. Jelas bikin emosi sementara saya sudah mengantri lebih dari dua jam. Rasa diperlakukan tidak adil dan semena-mena muncul dalam diri saya kala itu. Alhasil saya tak lagi memeriksakan kondisi saya selama sebulan.

Keribetan diatas itu seolah harus kita lalui jika ingin berobat menggunakan JKN. Jika ada satu langkah tak terpenuhi maka harus berobat menggunakan layanan umum yang tentu saja biayanya bisa dibilang tidak murah.

Saat saya mengantarkan bapak berobat ke rumah sakit jiwa Lawang saya harus melewati proses yang lumayan panjang. Terlambat datang dari jam pelayanan (jam 7-12) harus membayar layanan umum. Sementara untuk layanan umum, obat hanya bisa diresepkan untuk 1 minggu. Berikutnya tetap harus kembali periksa lagi dengan bapak. Jika tidak maka tak ada layanan berobat gratis.

Jika dikalkulasi berobat tanpa pasien harus membayar biaya periksa sebesar 350 ribu rupiah. Belum uang transport dan obat-obatan yang harus ditebus saat itu. Jika naik Grab/gojek pulang pergi dari Batu ke Laeang harus keluarkan uang 300 ribuan, obat2 an sekitar 200 ribu hingga 350 ribuan.

Sudah berapa yang harus saya gelontorkan untuk periksa bapak saya Jika berobat menggunakan layanan umum. Jadi jalan ninja menggunakan JKN inilah yang saya tempuh. Meski ribet tetap harus dilakukan.

Proses berobat menggunakan JKN normalnya memakan waktu 3-5 jam. Belum lagi surat rujukan yang harus diperbarui setiap 3 bulan sekali. Mengurus rujukan itu juga tidak semudah bayangan. Saya beberapa kali gagal mengurus rujukan karena dokter yang sudah pulang atau salah hari.

Benar-benar menguras pikiran, tenaga dan waktu. Belum lagi adanya perilaku beberapa oknum dari petugas medis yang bersikap cenderung acuh bahkan merendahkan kepada pengguna layananan BPJS.

Kesimpulannya tak ada yang gratis di dunia ini. Segratis apapun JKN kita masih harus membayar dengan tenaga dan waktu. Tenaga untuk sabar menunggu dan menyiapkan berkas yang banyak. Waktu yang terbuang untuk pelayanan beberapa menit dari dokter.

Jadi jika waktu itu adalah uang, maka orang miskin pun untuk berobat juga mengeluarkan banyak uang kan? Nah sampai disini thread saya, semoga kita semua selalu sehat dan bahagia

Sekian dulu thread saya kali ini, terima kasih untuk komen positif dari Agan Sista semua. Wassalam

Batu, 5 Mei 2023
L13sk@
Diubah oleh l13ska 04-05-2023 23:00
haroldjordan
bukan.bomat
bukan.bomat dan haroldjordan memberi reputasi
2
1.9K
19
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Tampilkan semua post
buntankAvatar border
buntank
#12
Pahami dan Pelajari
Ane pengguna BPJS Kesehatan dengan iuran yang dipotong dari gaji.
Alhamdulillah sampai sekarang dilancarkan dan dimudahkan saat menggunakan BPJS.
Mulai dari periksa kesehatan gigi, cek kandungan, operasi caesar dan imunisasi.
Mengurus rujukan pun tak sesulit yang kebanyakan orang keluhkan.
Intinya pelajari dan pahami prosedur yang diinformasikan dari pihak faskes dan admin BPJS di rumah sakit atau konsultasi dengan mbah google.
Isi formulir dan lengkapi dokumen untuk persyaratan dari BPJS.
Bukan masalah mampu atau tidak untuk biaya pengobatan yang dibayarkan secara pribadi, jika ada fasilitas yang lebih baik dan mudah kenapa tidak digunakan?

Semoga lekas sembuh dan sehat selalu
l13ska
l13ska memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.