- Beranda
- Stories from the Heart
Supernatural
...
TS
ny.sukrisna
Supernatural
Quote:
Mungkin agan di sini pernah baca cerita ane yang berjudul pancasona? Kali ini ane akan melanjutkan kisah itu di sini. Yang suka cerita genre fantasi, kasus pembunuhan berantai, gengster werewolf, vampire dan sejenisnya. Silakan mampir.


Quote:
INDEKS
Part 1 abimanyu maheswara
Part 2 abimanyu
Part 3 kalla
Part 4 siapa kalla
Part 5 seorang gadis
part 6 Ellea
part 7 taman
Part 8 kamar ellea
Part 9 pagi bersama ellea
Part 10 rencana
Part 11 tentang kalla
part 12 rumah elang
Part 13 kembali aktivitas
part 14 emosi elang
part 15 janin kalla
part 16 elang
Part 17 vin
Part 18 kantor
Part 19 kemunculan kalla
part 20 pulau titik nol kehidupan
part 21 desa terkutuk
Part 22 wira
Part 23 teman lama
Part 24 patung wira
part 25 teror di rumah John
part 26 tato
part 27 simbol aldebaro
part 28 buku
part 29 kantor kalla
part 30 batu saphire
part 31 Lian dan Ayu
part 32 kakak beradik yang kompak
part 33 penyusup
part 34 kalah jumlah
part 35 lorong rahasia
Part 36 masuk lorong
part 37 cairan aneh
part 38 rahasia kalandra
part 39 Nayaka adalah Kalandra
Part 40 kemampuan nayaka
Part 41 Arkie
Part 42 Arkie (2)
Part 43 peperangan
Part 44 berakhir
Part 45 desa abi
part 46 nabila
part 47 cafe abi
Part 48 Maya
part 49 riki kembali, risna terancam
part 50 iblis bertubuh manusia
part 51 bertemu eliza
part 52 Feliz
Part 53 Bisma
Part 54 ke mana bisma
part 55 rahasia mayat
part 56 bisma kabur
part 57 pertemuan tak terduga
part 58 penyelidikan
part 59 tabir rahasia
part 60 kebakaran
part 61 Bajra
part 62 pengorbanan Bajra
part 63 the best team
part 64 masa lalu
part 65 perang dimulai
part 66 kisah baru
part 67 bertemu vin
part 68 san paz
part 69 cafe KOV
part 70 demigod
part 71 california
part 72 Allea dan Ellea
part 73 rumah ellea
part 74 alan cha
part 75 latin kings
part 76 kediaman faizal
part 77 kematian faizal.
part 78 permainan
part 79 ellea cemburu
part 80 rumah
part 81 keributan
part 82 racun
part 83 mayat
part 84 rencana
part 85 kampung....
Part 86 kematian adi
part 87 tiga sekawan
part 88 zikal
part 89 duri dalam daging
part 90 kerja sama
part 91 Abraham alexi Bonar
part 92 terusir
part 93 penemuan mayat
part 94 dongeng manusia serigala
part 95 hewan atau manusia
part 96 Rendra adalah werewolf
part 97 Beta
part 98 melamar
part 99 pencarian lycanoid
part 100 siapa sebenarnya anda
part 101 terungkap kebenaran
part 102 kisah yang panjang
part 103 buku mantra
part 104 sebuah simbol
part 105 kaki tangan
part 106 pertikaian
part 107 bertemu elizabet
part 108 orang asing
part 109 mantra eksorsisme
part 110 Vin bersikap aneh
part 111 Samael
part 112 Linda sang paranormal
part 113 reinkarnasi
part 114 Nayla
part 115 Archangel
part 116 Flashback vin kesurupan
part 117 ritual
part 118 darah suci
part 119 Lasha
part 120 Amon
part 121 masa lalu arya
part 122 sekte sesat
part 123 sekte
part 124 bu rahayu
part 125 dhampire
part 126 penculikan
part 127 pengakuan rian.
part 128 azazil
part 129 ungkapan perasaan
part 130 perjalanan pertama
part 131 desa angukuni
part 132 Galiyan
part 133 hilang
part 134 Hans dan Jean
part 135 lintah Vlad
part 136 rahasia homestay
part 137 rumah kutukan
part 138 patung aneh
part 139 pulau insula mortem
part 140 mercusuar
part 141 kastil archanum
part 142 blue hole
part 143 jerogumo
part 144 timbuktu
part 145 gerbang gaib
part 146 hutan rougarau
part 147 bertemu azazil
part 148 SMU Mortus
part 149 Wendigo
part 150 danau misterius
part 151 jiwa yang hilang
part 152 serangan di rumah
part 153 misteri di sekolah
part 154 rumah rayi
part 155 makhluk lain di sekolah
part 156 Djin
part 157 menjemput jiwa
part 158 abitra
part 159 kepergian faza
part 160 Sabrina
part 161 puncak emosi
part 162 ilmu hitam
part 163 pertandingan basket
part 164 mariaban
part 165 Dagon
part 166 bantuan
INDEKS LANJUT DI SINI INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 16-05-2023 21:45
itkgid dan 12 lainnya memberi reputasi
13
13.5K
222
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ny.sukrisna
#125
Part 121 Masa lalu Arya
Ellea baru saja turun dari mobil dengan Abimanyu yang terus berada di samping nya. Mereka sudah berada di rumah. Di teras semua orang sudah menunggu dengan wajah ceria. Mereka semua tampak sehat, dan baik-baik saja.
Allea segera mendekat dan memeluk saudaranya itu. Keduanya sama-sama rindu dan sempat mengkhawatirkan satu sama lain. Masalah kemarin sudah memberikan banyak sekali perubahan dalam hidup mereka. Allea yang kehilangan calon anaknya, dan Ellea yang merasa hidupnya berubah 180 derajat makin dewasa dalam menyikapi perubahan dan masalah di sekelilingnya. Ia terlihat makin dewasa dalam bertutur kata mau pun bertindak. Tidak seperti Ellea yang dulu. Yang cerewet, manja, dan kadang emosional.
"Welcome home, " sapa Vin yang juga merentangkan tangan menyambut Ellea. Ellea segera berhambur memeluk adik iparnya itu. Karena terakhir kali mereka bertemu, adalah dalam momen yang tidak menyenangkan. Kini semua sudah kembali ke situasi sebagai mana mestinya.
"Kamu sehat, kan?" tanya Ellea sambil memperhatikan Vin lekat- lekat. Ia mendengar kabar tentang Vin dari Abimanyu, dan kini bersyukur karena suami saudari kenbaranya baik-baik saja. Walau tetap ada kesedihan yang terpancar di wajah mereka. Terutama Allea dan Vin yang telah kehilangan calon bayi mereka.
Mereka semua segera menuju meja makan, karena Allea sudah memasak banyak makanan untuk menyambut kepulangan Abimanyu dan Ellea. Mereka tidak bisa pulang seperti cara mereka kemarin dengan cara cepat, menghilang dengan bantuan Amon. Karena Abi dan Ellea pulang naik pesawat, menempuh jalur normalnya manusia pada umumnya. Sehingga waktu yang dibutuhkan pun lebih banyak. Suasana riuh terdengar bahkan sampai ke luar rumah. Untung mereka tidak punya tetangga dekat. Sehingga sekeras apa punlAllea menuangkan makanan di piring Ellea, mereka lantas larut dalam pembicaraan layaknya kakak adik yang lama tidak berjumpa. Ellea sempat heran, karena tidak melihat raut kesedihan di wajah Allea. Padahal semua orang tau kalau Allea baru saja kehilangan bayi yang bahkan belum sempat ia lahirkan ke dunia ini.
Dalam lubuk hatinya, ada sedikit rasa bersalah, karena bagaimana pun juga semua masalah ini bersumber dari dirinya. Ellea berdeham. Saat momen makan malam sudah selesai. Semua tentu menatapnya karena sejak tadi dia paling banyak diam.
"Aku ... mau minta maaf."
"Ell," panggil Abimanyu yang duduk di samping kanannya. Ia segera memegang tangan gadis itu, karena ia sangat yakin kalau apa yang akan disampaikan Ellea pasti tentang masalah kemarin. Sementara mereka semua sudah sepakat tidak akan membahas hal ini saat Ellea pulang. Tapi justru malah Ellea yang membuka lagi kisah itu di atas meja makan. Tepat pada hari kepulangannya.
"Maaf, karena aku, kalian semua hampir celaka. Karena aku juga Allea kehilangan bayinya, Pak Yudis terluka, Vin juga. Maaf semua karena aku," kata Ellea sambil menahan tangis. Ia menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya. Allea yang duduk di samping kiri Ellea, lantas mengubah posisi duduknya. Ia membelai punggung Ellea, lalu menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
"Jangan dipikirkan terus. Aku nggak apa- apa, Ell. Semua itu musibah. Aku sama Vin juga ikhlas kok. Asal semua sekarang baik -baik saja. Jangan lagi ungkit masa lalu." Ellea tersedu di pelukan Allea, membuat semua orang di ruangan ini menatap mereka berdua iba. Tidak ada yang banyak menyela pembicaraan itu. Walau sebenarnya mereka pun ingin menekankan juga pada Ellea, kalau apa pun yang terjadi kemarin, seburuk apa pun itu, mereka tidak pernah sedikit pun menyalahkan Ellea atas tuntutan tragedi demi tragedi yang terjadi. Semua adalah takdir, dan mereka percaya akan hal itu.
Setelah makan, dua wanita itu naik ke kamar Ellea. Malam ini Allea memutuskan akan menginap di rumah Abi, dan tidur bersama saudarinya. Vin maklum, dia pun tidak melarang bahkan juga ikut menginap di rumah Abimanyu. Malam semakin larut, Abi keluar dari rumahnya dan memutuskan duduk di teras. Menikmati udara malam di sekitar rumah adalah kebiasaan nya setiap hari. Hal ini kerap membuatnya merasa lebih tenang. Para pria yang lain ada di ruang tengah, menikmati kopi mereka sambil menonton acara TV yang sedang seru-serunya. Pertandingan gulat memang membuat mereka kompak dalam bertaruh siapa pemenangnya. Teriakan serta hujatan kerap terlontar dari mulut mereka. Gio, Vin, Rendra sangat antusias. Yudistira yang melihat Abi keluar rumah, kemudian mengikuti pemuda itu.
"Suasana rumah sungguh nyaman, ya?" tanya Yudis saat ia sudah berada di dekat Abi. Abi menoleh kemudian tersenyum. "Padahal gelap dan mengerikan seperti ini," tambahnya lagi. Abi makin terkikik lalu duduk di kursi kayu yang berada di ujung teras. Rasanya Yudis sendiri lebih memilih mengobrol dengan manusia dingin ini, daripada menonton acara TV itu.
"Bagaimana kabar anda, Pak?"
"Sehat. Bahkan jauh lebih baik dari sebelum nya," sahutnya sambil merentangkan kedua tangannya, menunjukkan bagian tubuh nya yang memang baik- baik saja. "Kekuatan iblis sungguh hebat, ya? Tapi masih ada kekuatan Tuhan yang jauh lebih hebat dari segalanya di bumi ini."
Abi mengangguk cepat, menatap kedua kakinya yang tak memakai alas kaki. Pikiran nya menerawang jauh ke kota Lhasa. "Eum, Pak. Kenapa Amon bisa meledak seperti itu setelah meminum darah saya? Dan ini bukan pertama kalinya terjadi."
"Mungkin darahmu beracun," tukas Yudis dengan jawaban yang sembarangan. Abi tidak bereaksi, ada hal yang mengganjal dalam batinnya terkait darahnya yang mampu membunuh para iblis.
"Menurut bapak, aku ini manusia, atau salah satu makhluk aneh seperti werewolf, Pak?" Pertanyaan itu mampu membuat Yudis tersenyum. "Sejauh yang kulihat selama ini, kau itu manusia. Sama sepertiku."
"Apa bapak yakin, tidak tau tentang apa pun mengenai siapa aku ini? Ayahku mungkin bukan manusia seperti bapak. Huh, aku saja tidak yakin, kapan dia lahir, dan kenapa kemampuan ini menurun padaku."
"Eum, sebenarnya aku pernah bertemu ayahmu sebelumnya."
"Apa? Kapan? Di mana? Kenapa bapak tidak cerita?"
"Maaf, Bi. Aku belum menemukan bukti yang cukup kuat kemarin, tapi sekarang aku yakin kalau ayahmu itu, dulunya adalah Malaikat yang dikutuk."
"Malaikat yang dikutuk?"
"Yah, kau tau, kan, tentang setan yang bernama Lucifer? Dia iblis yang paling taat, tapi pada akhirnya dimasukkan ke dalam neraka karena ingkar kepada Tuhan. Kabarnya dia terlalu menyayangi Tuhan, dan menolak menghormati makhluk lain selain Tuhan. Saat manusia diciptakan, Lucifer tidak mau menghormati kaum kita. Ia menjadi ingkar dan akhirnya Tuhan murka. Ayahmu mirip seperti dia. Hanya saja ingatannya dihapuskan saat turun ke bumi. Dia ditakdirkan hidup abadi."
"Kenapa bapak bisa berkata seperti itu?"
"Karena aku menemukan foto ayahmu di beberapa tahun silam. Dalam kurun waktu tiap 100 tahun sekali, dia hidup kembali. Dengan ingatan dan kepribadian yang berbeda." Yudis mengambil sebuah buku jurnal dari balik jaketnya. Ia membuka sebuah halaman di mana terselip foto seorang pria yang sudah sangat usang. "Itu diambil pada abad ke 11. Kau lihat pria itu? Mirip ayahmu, kan?" tanya Yudis meminta kejelasan. Sekilas pria yang ditunjuk Yudis memang mirip Arya. Hanya saja rambut dan pakaiannya yang berbeda.
"Dan ini, seratus tahun kemudian," tunjuknya pada foto lain yang lebih jelas. Dan terus semua foto Arya dari tiap seratus tahun sekali mampu di dapatkan Yudis. Kemampuan dia mencari narasumber memang patut diacungi jempol.
"Dibuku ini ada penjelasan tentang Malaikat yang terkutuk, dan di turunkan ke bumi. Dia akan menjalani hidup terus menerus sampai kiamat nanti. Setiap 100 tahun sekali dia akan lahir dan hidup abadi. Di sini juga dijelaskan kalau dia tidak mudah mati. Kau baca saja," jelas Yudis. Abimanyu hanya melongo sambil terus membaca buku dan jurnal yang didapat oleh Yudistira.
"Jadi ... ayahku itu?"
"Mungkin itu alasan yang paling masuk akal, tentang darahmu yang bisa membunuh iblis."
"Jadi kalau semua yang ditulis di sini benar, ayah bakal hidup lagi suatu hari nanti, Pak?"
"Yah mungkin, 100 tahun dari sekarang. Kenapa?"
"Aku bisa ketemu ayah lagi?" tanya Abi antusias.
"Memangnya kau bakal hidup selama itu?" Yudis malah menatap Abimanyu ngeri.
"Entahlah, mungkin saja, kan?"
"Ya terserah kau saja lah. Buku itu kau saja yang simpan," kata Yudis, beranjak dan berniat akan pulang ke rumahnya. Rendra yang memang menumpang mobilnya, terpaksa mengakhiri tontonan itu dan ikut pulang bersama Yudistira. Mereka mirip ayah dan anak jika dilihat secara dekat. Saling membantu dan terus bersama.
Malam semakin larut, Vin dan Gio masih sibuk menonton TV karena acara malam hari memang jauh lebih seru timbang saat kebanyakan manusia masih terjaga. Aneh memang. Kacang goreng sudah mereka habiskan satu toples, kopi bahkan sudah 3 cangkir mereka minum.
"Pada tidur di sini?" tanya Abi kepada dua pria dewasa yang sedang menonton tv di sofa. Keduanya hanya mengangguk tanpa melihat Abimanyu yang masih berdiri di dekat tangga. "Ya udah gue tidur dulu," katanya lalu berjalan ke lantai atas. Ia cukup lelah seharian ini. Perjalanan dari Lhasa ke kampung halamannya cukup menyita waktu dan tenaga. Satu masalah selesai, buku jurnal milik Yudis masih ada di genggaman tangannya. Abi berjalan ke kamar Ellea, melihat pintu kamarnya terbuka sedikit, membuatnya ingin memeriksa keadaan kekasihnya itu. Ia melihat Ellea sudah terlelap tidur dalam pelukan Allea. Mereka sudah tidur nyenyak bahkan dengkuran halus terdengar dari luar kamar. Entah dari Allea atau Ellea. Abi tersenyum lega, dan akhirnya kembali ke kamarnya.
Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Kasur yang sangat ia rindukan dalam beberapa hari ini. Ia bahkan lupa kapan terakhir dirinya tidur nyenyak tanpa pikiran berat dan rasa was-was. Abi kembali memandang foto ayahnya. Ia membuka lagi semua artikel yang sudah Yudis rangkum di buku tersebut. Entah kenapa dia malah penasaran dengan kehidupan ayahnya di foto itu.
Karena rasa penasaran yang begitu besar itu, Abi malah membuka laptopnya dan menjelajah di website. Ia mencari tau tentang semua yang berkaitan dengan munculnya sang ayah pada tahun tertentu. Sampai akhirnya mata Abi terbelalak, saat melihat sesosok wanita yang mirip sekali dengan ibunya, Nayla. Melihat kedua orang tuanya di tahun yang sama membuat pertanyaan besar dalam benak Abi. "Apa mungkin ibu juga seperti ayah? Kembali hidup setelah mati?" gumamnya berbicara sendiri.
Di setiap foto Arya, Abi selalu menemukan wajah sang ibunda. secara tidak sengaja. Hanya saja, ia tidak tau siapa nama ayahnya di jaman itu. Tawa Gio yang cukup kencang membuat Abi terusik, tapi ia lantas segera turun dari ranjangnya dan membawa semua temuan itu pada Gio.
"Paman!" panggil Abi. Gio dan Vin yang awalnya sedang tertawa menonton film, lantas menutup mulut mereka rapat-rapat. "Iya, sorry. Udah nggak ketawa kenceng-kenceng kok, udah sana tidur lagi!" suruh Gio.
"Bukan itu. Tapi ini," kata Abi lalu menerobos di antara mereka berdua, duduk di tengah-tengah sambil memperlihatkan semua foto yang diduga adalah Arya.
"Apa ini?" tanya Gio kebingungan. Vin juga mengambil sebuah foto sambil terus mengamatinya. "Ini kok mirip bokap elu, Bi?" tanyanya lalu beranjak ke buffet dan mengambil foto Arya di sana. "Tuh, kan? Mirip banget!" pekiknya antusias.
"Paman bisa cari tau tentang orang ini? Siapa dia, namanya, hidupnya, pokoknya semua tentang dia?" Gio yang masih mencerna maksud Abimanyu hanya menatap pemuda itu dalam-dalam. "Ini Arya?" tanyanya. Abi mengangguk yakin dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kok bisa? Arya reinkarnasi begitu?"
"Emangnya reinkarnasi itu ada, ya?" tanya Vin.
"Gue juga nggak tau. Tapi tadi Pak Yudis yang kasih ini. Dia jelasin kemungkinan terbesar siapa gue, dan alasan kenapa Amon bisa mati setelah meminum darah gue, Vin."
"Terus apa katanya?"
"Katanya Ayah itu dulu sebenarnya malaikat yang dikutuk, dia bakal hidup setiap 100 tahun sekali, dan karena alasan itu makanya darahku ini ampun untuk membunuh mereka."
"...."
"Awalnya aku juga nggak percaya, aku pikir itu cuma legenda atau cerita dongeng, ya seperti Lucifer itu. Tapi setelah aku lihat baik-baik, ini beneran ayah. Dan satu lagi." Abi menunjuk foto wanita lain yang tidak sengaja tertangkap kamera. Di setiap foto Arya, ada wanita tersebut dan wajahnya mirip sekali dengan Nayla.
"Nayla?" gumam Gio yang seolah tidak percaya pada apa yang ia lihat.
"Wow, kalau bener orang tua elu mengalami reinkarnasi, itu hal yang luar biasa. Eh, tapi Bi, katanya bokap lu bakal hidup tiap 100 tahun sekali?"
"Iya, lu liat saja foto ini, jangka waktunya. Sama kan sesuai prediksi?"
"Gila! Ini mah keren banget. Gue ini paling nggak percaya sama yang namanya reinkarnasi. Tapi kok bisa ya, mereka selalu ada di tahun yang sama, apa mungkin juga mereka ditakdirkan akan mengalami hal yang sama? Alias bokap nyokap lu itu sudah jodoh sejak dahulu kala?"
"Om? Bagaimana? Bisa cari tau tentang mereka berdua?"
Gio menatap nanar Abimanyu yang sedang berapi-api. "Nanti gue coba. Tapi mungkin nggak bisa terdeteksi banget, kecuali Arya orang penting dalam sejarah. Tapi ... kalau soal reinkarnasi ini, gue percaya satu hal. Karena Nayla sebelum ini juga ngalamin hal ini."
"Apa? Maksud Om?"
"Dulu, saat Nayla masih dekat sama Wira, ada sebuah bukti kalau ada seorang wanita yang punya wajah mirip Nayla. Bukan mirip lagi, tapi sama. Namanya Sekar. Dia sama Wira dulu punya hubungan. Ada kemungkinan kalau Nayla itu reinkarnasi dari Sekar."
"Wow. Sekar ... Nayla," cetus Vin.
"Jadi kalau ayah juga melakukan reinkarnasi, itu juga tidak aneh lagi, ya?"
"Yah kemungkinan besar memang seperti itu. Tapi gue coba cari tau besok. Cuma ya jangan terlalu berharap. Seperti yang gue bilang tadi, kecuali Arya dan Nayla orang penting dalam sejarah. Atau mereka pernah melakukan aksi heroik di masa lalu, kemungkinan identitas mereka bisa terlacak. Tapi kalau sekedar rakyat jelata yang nggak sengaja ke foto gini, ya susah."
"Nggak apa-apa, Paman. Dicoba aja dulu. Setidaknya aku mulai paham, siapa ayah, dan kenapa aku menjadi seperti sekarang."
"Kalau bener apa yang dibilang Pak Yudis, berarti elu Nephilim juga, Bi?!" pekik Vin.
Gio tidak tertarik lagi pada acara TV, justru ia mengambil laptopnya dan mulai mencari apa yang diminta Abi manyu. Semua mitologi kuno ia telusuri.
"Nephilim ada karena perkimpoian malaikat dengan manusia, kan? Tapi kalau malaikat dengan malaikat, apa namanya?" tanya Gio.
"Jangan bilang ibu Abi malaikat juga!" tukas Vin kembali dikejutkan pada sebuah teori gila dari orang-orang gila ini.
"Kenapa Paman bisa bilang begitu? Memangnya ibu siapa?" tanya Abimanyu antusias..
"Lihat!" tunjuk Gio.
Sebuah artikel menyebutkan bahwa ada 200 malaikat yang jatuh ke Bumi, yang disebut "Fallen angels" atau "The Sons of God".Beberapa di antara mereka adalah kelompok "Pengintai" atau The Watchers. The Watcher merupakan kelompok pengintai yang diutus Tuhan untuk memantau kehidupan di bumi secara langsung.
Samyaza adalah malaikat yang jatuh karena pemberontakan yang ia lakukan pada Tuhan. Menurut kitab Henokh, Samyaza kemungkinan besar nama lain untuk setan yang awalnya merupakan identitas yang diciptakan dalam pelayanan Allah, ia adalah penjaga takhta Allah, namun kemudian jatuh dari langit karena kesombongannya sendiri menurut beberapa tradisi Ibrahim.
Samyaza tidak mungkin salah sebagai nama lain untuk setan, yang sebagian orang percaya artinya adalah "mengusir/terusir" dari langit sebelumnya (alasan yang ditawarkan meliputi penolakan untuk sujud kepada Adam ). Sama seperti Lucifer.
Samyaza memiliki 2 objek/jiwa yang jatuh terpisah dari surga, ketika jatuh di bumi salah 1 jiwanya pengikut iblis yang menyesatkan manusia di bumi, dan jiwa yang satunya lagi yang jatuh ke bumi adalah sebagai anak-anak Allah yang memilih datang ke bumi untuk memperistri seorang manusia.
"Jadi ayah itu adalah Samyaza?"
Mereka bertiga saling melempar pandangan satu sama lain. Tidak ada keterangan lain tentang siapa Samyaza dan bagaimana wajahnya. Tapi di antara banyaknya nama malaikat yang jatuh, hanya nama Samyaza yang paling berkesan di benak mereka. Nama dan karakter yang mirip sekali dengan Arya.
Di dalam kitab itu, Samyaza membuat sumpah yang mengikat dirinya sendiri dan kelompoknya.
"Dan Samyaza, yang adalah pemimpin, berkata kepada mereka: Aku takut kamu tidak akan setuju untuk melakukan perbuatan ini, dan saya sendiri akan harus membayar hukuman dosa besar. Dan mereka semua menjawab dan berkata: . Marilah kita semua bersumpah, dan semua mengikat diri kita dengan kutukan bersama untuk tidak membuang rencananya ini tetapi untuk melakukan hal ini." Kemudian bersumpah mereka semua bersama-sama dan mengikat diri dengan kutukan mereka sendiri.
Allah-pun Geram dan memerintahkan malaikat Jibril ( Gabriel ) untuk menyebabkan manusia raksasa pada waktu itu mengobarkan Perang Saudara:
'Lakukanlah perlawanan terhadap orang-orang terkutuk itu, dan juga terhadap anak-anak zina itu: dan musnahkan [anak-anak percabulan dan] anak-anak dari Watchers itu dari semua laki-laki di antara mereka [dan menyebabkan mereka untuk pergi]: Buatlah agar mereka berperang satu sama lain sehingga mereka dapat saling menghancurkan dalam pertempuran: untuk hari yang panjang yang tidak pernah mereka miliki'.
"Lihat juga ini," tunjuk Gio ke artikel lainnya.
"Lilith?"
Lilith adalah wanita Mesopotamia, demon berelemen angin dan badai yang selalu dikaitkan dengan penyakit, dan kematian. Ada juga cerita bahwa Lilith adalah istri pertama dari Adam, bukan Hawa. Di zaman Mesopotamia, Lilith pertama kali muncul sebagai spirit/roh badai bernama Lilitu, biasanya memangsa anak dan wanita, biasanya keluar mencari korban di malam hari (night class demon). Lilitu mempunyai gairah seks yang tinggi terhadap pria, tapi sayangnya tidak bisa bersetubuh dengan normal. Ia diciptakan sama seperti Adam, sama-sama dari tanah. Sehingga karena hal inilah, membuat Lilith menjadi tidak mau tunduk pada Adam karena merasa sederajat. Membangkang dan pergi meninggalkan Adam. Sementara Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.
"Terus?"
"Banyak versi yang menjelaskan ke mana Lilith setelah meninggalkan Adam. Ada yang bilang dia pergi ke laut merah, ada yang bilang dia menikah dengan malaikat lain, seperti salah satu the Watcher," jelas Gio sambil menatap Abimanyu dalam.
"Mereka terus menerima kutukan dari Allah, dengan menjalani kehidupan, mati dan hidup berkali-kali. Selama 100 tahun sekali mereka akan dihidupkan lagi, dan kemudian kembali mati. Begitu terus, sampai kiamat terjadi."
Abimanyu menarik nafas dalam-dalam. Pikirannya penuh dengan banyak hal. Tentang ayahnya dan ibunya. Semua bagai tercampur menjadi satu.
"Lebih baik kita tidur, sudah malam," ujarnya lalu beranjak ke kamarnya. Vin dan Gio memandang Abi yang terlihat kacau. Mereka kembali berkutat pada artikel tentang apa yang mereka cari tadi.
"Om Gio, waktu dulu masih dekat sama orang tuanya Abimanyu nggak mengalami kejadian aneh, begitu?"
"Hm, sering malah. Asal lu tau, dekat sama Arya dan Abi itu hampir sama aja. Sama-sama setor nyawa. Mereka selalu dikelilingi hal buruk, musuh-musuh aneh, bahkan entah berapa kali gua hampir mati dulu, ya sama seperti sekarang."
"Nggak pernah menyinggung soal masa lalu ayah Abi, begitu?"
"Enggak, Vin. Gue rasa bener, kalau sekali pun Arya memang seorang malaikat yang jatuh, ingatan dia bener-bener dihapus saat dia menjalani kehidupan dia yang baru. Dia bahkan sama sekali nggak menonjol. Padahal dia sama Wira hampir sama. Dalam hal kemampuannya, ya. Jadi Arya ini lebih menutup diri, dia seolah nggak mau terekspose."
"Kalau semua dugaan kita bener, berarti Abimanyu itu anak malaikat yang dikutuk, ya, Om?"
"Yah, wajar saja kalau darah Nya beracun. Eh, kalau kita yang minum darah nya, mati juga nggak, ya?"
Vin melirik nya dingin, "Om cobain gih!" katanya lalu merebahkan tubuh nya di sofa panjang di sudut lain. "Vin ngantuk, Bye!"
Allea segera mendekat dan memeluk saudaranya itu. Keduanya sama-sama rindu dan sempat mengkhawatirkan satu sama lain. Masalah kemarin sudah memberikan banyak sekali perubahan dalam hidup mereka. Allea yang kehilangan calon anaknya, dan Ellea yang merasa hidupnya berubah 180 derajat makin dewasa dalam menyikapi perubahan dan masalah di sekelilingnya. Ia terlihat makin dewasa dalam bertutur kata mau pun bertindak. Tidak seperti Ellea yang dulu. Yang cerewet, manja, dan kadang emosional.
"Welcome home, " sapa Vin yang juga merentangkan tangan menyambut Ellea. Ellea segera berhambur memeluk adik iparnya itu. Karena terakhir kali mereka bertemu, adalah dalam momen yang tidak menyenangkan. Kini semua sudah kembali ke situasi sebagai mana mestinya.
"Kamu sehat, kan?" tanya Ellea sambil memperhatikan Vin lekat- lekat. Ia mendengar kabar tentang Vin dari Abimanyu, dan kini bersyukur karena suami saudari kenbaranya baik-baik saja. Walau tetap ada kesedihan yang terpancar di wajah mereka. Terutama Allea dan Vin yang telah kehilangan calon bayi mereka.
Mereka semua segera menuju meja makan, karena Allea sudah memasak banyak makanan untuk menyambut kepulangan Abimanyu dan Ellea. Mereka tidak bisa pulang seperti cara mereka kemarin dengan cara cepat, menghilang dengan bantuan Amon. Karena Abi dan Ellea pulang naik pesawat, menempuh jalur normalnya manusia pada umumnya. Sehingga waktu yang dibutuhkan pun lebih banyak. Suasana riuh terdengar bahkan sampai ke luar rumah. Untung mereka tidak punya tetangga dekat. Sehingga sekeras apa punlAllea menuangkan makanan di piring Ellea, mereka lantas larut dalam pembicaraan layaknya kakak adik yang lama tidak berjumpa. Ellea sempat heran, karena tidak melihat raut kesedihan di wajah Allea. Padahal semua orang tau kalau Allea baru saja kehilangan bayi yang bahkan belum sempat ia lahirkan ke dunia ini.
Dalam lubuk hatinya, ada sedikit rasa bersalah, karena bagaimana pun juga semua masalah ini bersumber dari dirinya. Ellea berdeham. Saat momen makan malam sudah selesai. Semua tentu menatapnya karena sejak tadi dia paling banyak diam.
"Aku ... mau minta maaf."
"Ell," panggil Abimanyu yang duduk di samping kanannya. Ia segera memegang tangan gadis itu, karena ia sangat yakin kalau apa yang akan disampaikan Ellea pasti tentang masalah kemarin. Sementara mereka semua sudah sepakat tidak akan membahas hal ini saat Ellea pulang. Tapi justru malah Ellea yang membuka lagi kisah itu di atas meja makan. Tepat pada hari kepulangannya.
"Maaf, karena aku, kalian semua hampir celaka. Karena aku juga Allea kehilangan bayinya, Pak Yudis terluka, Vin juga. Maaf semua karena aku," kata Ellea sambil menahan tangis. Ia menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya. Allea yang duduk di samping kiri Ellea, lantas mengubah posisi duduknya. Ia membelai punggung Ellea, lalu menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
"Jangan dipikirkan terus. Aku nggak apa- apa, Ell. Semua itu musibah. Aku sama Vin juga ikhlas kok. Asal semua sekarang baik -baik saja. Jangan lagi ungkit masa lalu." Ellea tersedu di pelukan Allea, membuat semua orang di ruangan ini menatap mereka berdua iba. Tidak ada yang banyak menyela pembicaraan itu. Walau sebenarnya mereka pun ingin menekankan juga pada Ellea, kalau apa pun yang terjadi kemarin, seburuk apa pun itu, mereka tidak pernah sedikit pun menyalahkan Ellea atas tuntutan tragedi demi tragedi yang terjadi. Semua adalah takdir, dan mereka percaya akan hal itu.
Setelah makan, dua wanita itu naik ke kamar Ellea. Malam ini Allea memutuskan akan menginap di rumah Abi, dan tidur bersama saudarinya. Vin maklum, dia pun tidak melarang bahkan juga ikut menginap di rumah Abimanyu. Malam semakin larut, Abi keluar dari rumahnya dan memutuskan duduk di teras. Menikmati udara malam di sekitar rumah adalah kebiasaan nya setiap hari. Hal ini kerap membuatnya merasa lebih tenang. Para pria yang lain ada di ruang tengah, menikmati kopi mereka sambil menonton acara TV yang sedang seru-serunya. Pertandingan gulat memang membuat mereka kompak dalam bertaruh siapa pemenangnya. Teriakan serta hujatan kerap terlontar dari mulut mereka. Gio, Vin, Rendra sangat antusias. Yudistira yang melihat Abi keluar rumah, kemudian mengikuti pemuda itu.
"Suasana rumah sungguh nyaman, ya?" tanya Yudis saat ia sudah berada di dekat Abi. Abi menoleh kemudian tersenyum. "Padahal gelap dan mengerikan seperti ini," tambahnya lagi. Abi makin terkikik lalu duduk di kursi kayu yang berada di ujung teras. Rasanya Yudis sendiri lebih memilih mengobrol dengan manusia dingin ini, daripada menonton acara TV itu.
"Bagaimana kabar anda, Pak?"
"Sehat. Bahkan jauh lebih baik dari sebelum nya," sahutnya sambil merentangkan kedua tangannya, menunjukkan bagian tubuh nya yang memang baik- baik saja. "Kekuatan iblis sungguh hebat, ya? Tapi masih ada kekuatan Tuhan yang jauh lebih hebat dari segalanya di bumi ini."
Abi mengangguk cepat, menatap kedua kakinya yang tak memakai alas kaki. Pikiran nya menerawang jauh ke kota Lhasa. "Eum, Pak. Kenapa Amon bisa meledak seperti itu setelah meminum darah saya? Dan ini bukan pertama kalinya terjadi."
"Mungkin darahmu beracun," tukas Yudis dengan jawaban yang sembarangan. Abi tidak bereaksi, ada hal yang mengganjal dalam batinnya terkait darahnya yang mampu membunuh para iblis.
"Menurut bapak, aku ini manusia, atau salah satu makhluk aneh seperti werewolf, Pak?" Pertanyaan itu mampu membuat Yudis tersenyum. "Sejauh yang kulihat selama ini, kau itu manusia. Sama sepertiku."
"Apa bapak yakin, tidak tau tentang apa pun mengenai siapa aku ini? Ayahku mungkin bukan manusia seperti bapak. Huh, aku saja tidak yakin, kapan dia lahir, dan kenapa kemampuan ini menurun padaku."
"Eum, sebenarnya aku pernah bertemu ayahmu sebelumnya."
"Apa? Kapan? Di mana? Kenapa bapak tidak cerita?"
"Maaf, Bi. Aku belum menemukan bukti yang cukup kuat kemarin, tapi sekarang aku yakin kalau ayahmu itu, dulunya adalah Malaikat yang dikutuk."
"Malaikat yang dikutuk?"
"Yah, kau tau, kan, tentang setan yang bernama Lucifer? Dia iblis yang paling taat, tapi pada akhirnya dimasukkan ke dalam neraka karena ingkar kepada Tuhan. Kabarnya dia terlalu menyayangi Tuhan, dan menolak menghormati makhluk lain selain Tuhan. Saat manusia diciptakan, Lucifer tidak mau menghormati kaum kita. Ia menjadi ingkar dan akhirnya Tuhan murka. Ayahmu mirip seperti dia. Hanya saja ingatannya dihapuskan saat turun ke bumi. Dia ditakdirkan hidup abadi."
"Kenapa bapak bisa berkata seperti itu?"
"Karena aku menemukan foto ayahmu di beberapa tahun silam. Dalam kurun waktu tiap 100 tahun sekali, dia hidup kembali. Dengan ingatan dan kepribadian yang berbeda." Yudis mengambil sebuah buku jurnal dari balik jaketnya. Ia membuka sebuah halaman di mana terselip foto seorang pria yang sudah sangat usang. "Itu diambil pada abad ke 11. Kau lihat pria itu? Mirip ayahmu, kan?" tanya Yudis meminta kejelasan. Sekilas pria yang ditunjuk Yudis memang mirip Arya. Hanya saja rambut dan pakaiannya yang berbeda.
"Dan ini, seratus tahun kemudian," tunjuknya pada foto lain yang lebih jelas. Dan terus semua foto Arya dari tiap seratus tahun sekali mampu di dapatkan Yudis. Kemampuan dia mencari narasumber memang patut diacungi jempol.
"Dibuku ini ada penjelasan tentang Malaikat yang terkutuk, dan di turunkan ke bumi. Dia akan menjalani hidup terus menerus sampai kiamat nanti. Setiap 100 tahun sekali dia akan lahir dan hidup abadi. Di sini juga dijelaskan kalau dia tidak mudah mati. Kau baca saja," jelas Yudis. Abimanyu hanya melongo sambil terus membaca buku dan jurnal yang didapat oleh Yudistira.
"Jadi ... ayahku itu?"
"Mungkin itu alasan yang paling masuk akal, tentang darahmu yang bisa membunuh iblis."
"Jadi kalau semua yang ditulis di sini benar, ayah bakal hidup lagi suatu hari nanti, Pak?"
"Yah mungkin, 100 tahun dari sekarang. Kenapa?"
"Aku bisa ketemu ayah lagi?" tanya Abi antusias.
"Memangnya kau bakal hidup selama itu?" Yudis malah menatap Abimanyu ngeri.
"Entahlah, mungkin saja, kan?"
"Ya terserah kau saja lah. Buku itu kau saja yang simpan," kata Yudis, beranjak dan berniat akan pulang ke rumahnya. Rendra yang memang menumpang mobilnya, terpaksa mengakhiri tontonan itu dan ikut pulang bersama Yudistira. Mereka mirip ayah dan anak jika dilihat secara dekat. Saling membantu dan terus bersama.
Malam semakin larut, Vin dan Gio masih sibuk menonton TV karena acara malam hari memang jauh lebih seru timbang saat kebanyakan manusia masih terjaga. Aneh memang. Kacang goreng sudah mereka habiskan satu toples, kopi bahkan sudah 3 cangkir mereka minum.
"Pada tidur di sini?" tanya Abi kepada dua pria dewasa yang sedang menonton tv di sofa. Keduanya hanya mengangguk tanpa melihat Abimanyu yang masih berdiri di dekat tangga. "Ya udah gue tidur dulu," katanya lalu berjalan ke lantai atas. Ia cukup lelah seharian ini. Perjalanan dari Lhasa ke kampung halamannya cukup menyita waktu dan tenaga. Satu masalah selesai, buku jurnal milik Yudis masih ada di genggaman tangannya. Abi berjalan ke kamar Ellea, melihat pintu kamarnya terbuka sedikit, membuatnya ingin memeriksa keadaan kekasihnya itu. Ia melihat Ellea sudah terlelap tidur dalam pelukan Allea. Mereka sudah tidur nyenyak bahkan dengkuran halus terdengar dari luar kamar. Entah dari Allea atau Ellea. Abi tersenyum lega, dan akhirnya kembali ke kamarnya.
Ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Kasur yang sangat ia rindukan dalam beberapa hari ini. Ia bahkan lupa kapan terakhir dirinya tidur nyenyak tanpa pikiran berat dan rasa was-was. Abi kembali memandang foto ayahnya. Ia membuka lagi semua artikel yang sudah Yudis rangkum di buku tersebut. Entah kenapa dia malah penasaran dengan kehidupan ayahnya di foto itu.
Karena rasa penasaran yang begitu besar itu, Abi malah membuka laptopnya dan menjelajah di website. Ia mencari tau tentang semua yang berkaitan dengan munculnya sang ayah pada tahun tertentu. Sampai akhirnya mata Abi terbelalak, saat melihat sesosok wanita yang mirip sekali dengan ibunya, Nayla. Melihat kedua orang tuanya di tahun yang sama membuat pertanyaan besar dalam benak Abi. "Apa mungkin ibu juga seperti ayah? Kembali hidup setelah mati?" gumamnya berbicara sendiri.
Di setiap foto Arya, Abi selalu menemukan wajah sang ibunda. secara tidak sengaja. Hanya saja, ia tidak tau siapa nama ayahnya di jaman itu. Tawa Gio yang cukup kencang membuat Abi terusik, tapi ia lantas segera turun dari ranjangnya dan membawa semua temuan itu pada Gio.
"Paman!" panggil Abi. Gio dan Vin yang awalnya sedang tertawa menonton film, lantas menutup mulut mereka rapat-rapat. "Iya, sorry. Udah nggak ketawa kenceng-kenceng kok, udah sana tidur lagi!" suruh Gio.
"Bukan itu. Tapi ini," kata Abi lalu menerobos di antara mereka berdua, duduk di tengah-tengah sambil memperlihatkan semua foto yang diduga adalah Arya.
"Apa ini?" tanya Gio kebingungan. Vin juga mengambil sebuah foto sambil terus mengamatinya. "Ini kok mirip bokap elu, Bi?" tanyanya lalu beranjak ke buffet dan mengambil foto Arya di sana. "Tuh, kan? Mirip banget!" pekiknya antusias.
"Paman bisa cari tau tentang orang ini? Siapa dia, namanya, hidupnya, pokoknya semua tentang dia?" Gio yang masih mencerna maksud Abimanyu hanya menatap pemuda itu dalam-dalam. "Ini Arya?" tanyanya. Abi mengangguk yakin dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kok bisa? Arya reinkarnasi begitu?"
"Emangnya reinkarnasi itu ada, ya?" tanya Vin.
"Gue juga nggak tau. Tapi tadi Pak Yudis yang kasih ini. Dia jelasin kemungkinan terbesar siapa gue, dan alasan kenapa Amon bisa mati setelah meminum darah gue, Vin."
"Terus apa katanya?"
"Katanya Ayah itu dulu sebenarnya malaikat yang dikutuk, dia bakal hidup setiap 100 tahun sekali, dan karena alasan itu makanya darahku ini ampun untuk membunuh mereka."
"...."
"Awalnya aku juga nggak percaya, aku pikir itu cuma legenda atau cerita dongeng, ya seperti Lucifer itu. Tapi setelah aku lihat baik-baik, ini beneran ayah. Dan satu lagi." Abi menunjuk foto wanita lain yang tidak sengaja tertangkap kamera. Di setiap foto Arya, ada wanita tersebut dan wajahnya mirip sekali dengan Nayla.
"Nayla?" gumam Gio yang seolah tidak percaya pada apa yang ia lihat.
"Wow, kalau bener orang tua elu mengalami reinkarnasi, itu hal yang luar biasa. Eh, tapi Bi, katanya bokap lu bakal hidup tiap 100 tahun sekali?"
"Iya, lu liat saja foto ini, jangka waktunya. Sama kan sesuai prediksi?"
"Gila! Ini mah keren banget. Gue ini paling nggak percaya sama yang namanya reinkarnasi. Tapi kok bisa ya, mereka selalu ada di tahun yang sama, apa mungkin juga mereka ditakdirkan akan mengalami hal yang sama? Alias bokap nyokap lu itu sudah jodoh sejak dahulu kala?"
"Om? Bagaimana? Bisa cari tau tentang mereka berdua?"
Gio menatap nanar Abimanyu yang sedang berapi-api. "Nanti gue coba. Tapi mungkin nggak bisa terdeteksi banget, kecuali Arya orang penting dalam sejarah. Tapi ... kalau soal reinkarnasi ini, gue percaya satu hal. Karena Nayla sebelum ini juga ngalamin hal ini."
"Apa? Maksud Om?"
"Dulu, saat Nayla masih dekat sama Wira, ada sebuah bukti kalau ada seorang wanita yang punya wajah mirip Nayla. Bukan mirip lagi, tapi sama. Namanya Sekar. Dia sama Wira dulu punya hubungan. Ada kemungkinan kalau Nayla itu reinkarnasi dari Sekar."
"Wow. Sekar ... Nayla," cetus Vin.
"Jadi kalau ayah juga melakukan reinkarnasi, itu juga tidak aneh lagi, ya?"
"Yah kemungkinan besar memang seperti itu. Tapi gue coba cari tau besok. Cuma ya jangan terlalu berharap. Seperti yang gue bilang tadi, kecuali Arya dan Nayla orang penting dalam sejarah. Atau mereka pernah melakukan aksi heroik di masa lalu, kemungkinan identitas mereka bisa terlacak. Tapi kalau sekedar rakyat jelata yang nggak sengaja ke foto gini, ya susah."
"Nggak apa-apa, Paman. Dicoba aja dulu. Setidaknya aku mulai paham, siapa ayah, dan kenapa aku menjadi seperti sekarang."
"Kalau bener apa yang dibilang Pak Yudis, berarti elu Nephilim juga, Bi?!" pekik Vin.
Gio tidak tertarik lagi pada acara TV, justru ia mengambil laptopnya dan mulai mencari apa yang diminta Abi manyu. Semua mitologi kuno ia telusuri.
"Nephilim ada karena perkimpoian malaikat dengan manusia, kan? Tapi kalau malaikat dengan malaikat, apa namanya?" tanya Gio.
"Jangan bilang ibu Abi malaikat juga!" tukas Vin kembali dikejutkan pada sebuah teori gila dari orang-orang gila ini.
"Kenapa Paman bisa bilang begitu? Memangnya ibu siapa?" tanya Abimanyu antusias..
"Lihat!" tunjuk Gio.
Sebuah artikel menyebutkan bahwa ada 200 malaikat yang jatuh ke Bumi, yang disebut "Fallen angels" atau "The Sons of God".Beberapa di antara mereka adalah kelompok "Pengintai" atau The Watchers. The Watcher merupakan kelompok pengintai yang diutus Tuhan untuk memantau kehidupan di bumi secara langsung.
Samyaza adalah malaikat yang jatuh karena pemberontakan yang ia lakukan pada Tuhan. Menurut kitab Henokh, Samyaza kemungkinan besar nama lain untuk setan yang awalnya merupakan identitas yang diciptakan dalam pelayanan Allah, ia adalah penjaga takhta Allah, namun kemudian jatuh dari langit karena kesombongannya sendiri menurut beberapa tradisi Ibrahim.
Samyaza tidak mungkin salah sebagai nama lain untuk setan, yang sebagian orang percaya artinya adalah "mengusir/terusir" dari langit sebelumnya (alasan yang ditawarkan meliputi penolakan untuk sujud kepada Adam ). Sama seperti Lucifer.
Samyaza memiliki 2 objek/jiwa yang jatuh terpisah dari surga, ketika jatuh di bumi salah 1 jiwanya pengikut iblis yang menyesatkan manusia di bumi, dan jiwa yang satunya lagi yang jatuh ke bumi adalah sebagai anak-anak Allah yang memilih datang ke bumi untuk memperistri seorang manusia.
"Jadi ayah itu adalah Samyaza?"
Mereka bertiga saling melempar pandangan satu sama lain. Tidak ada keterangan lain tentang siapa Samyaza dan bagaimana wajahnya. Tapi di antara banyaknya nama malaikat yang jatuh, hanya nama Samyaza yang paling berkesan di benak mereka. Nama dan karakter yang mirip sekali dengan Arya.
Di dalam kitab itu, Samyaza membuat sumpah yang mengikat dirinya sendiri dan kelompoknya.
"Dan Samyaza, yang adalah pemimpin, berkata kepada mereka: Aku takut kamu tidak akan setuju untuk melakukan perbuatan ini, dan saya sendiri akan harus membayar hukuman dosa besar. Dan mereka semua menjawab dan berkata: . Marilah kita semua bersumpah, dan semua mengikat diri kita dengan kutukan bersama untuk tidak membuang rencananya ini tetapi untuk melakukan hal ini." Kemudian bersumpah mereka semua bersama-sama dan mengikat diri dengan kutukan mereka sendiri.
Allah-pun Geram dan memerintahkan malaikat Jibril ( Gabriel ) untuk menyebabkan manusia raksasa pada waktu itu mengobarkan Perang Saudara:
'Lakukanlah perlawanan terhadap orang-orang terkutuk itu, dan juga terhadap anak-anak zina itu: dan musnahkan [anak-anak percabulan dan] anak-anak dari Watchers itu dari semua laki-laki di antara mereka [dan menyebabkan mereka untuk pergi]: Buatlah agar mereka berperang satu sama lain sehingga mereka dapat saling menghancurkan dalam pertempuran: untuk hari yang panjang yang tidak pernah mereka miliki'.
"Lihat juga ini," tunjuk Gio ke artikel lainnya.
"Lilith?"
Lilith adalah wanita Mesopotamia, demon berelemen angin dan badai yang selalu dikaitkan dengan penyakit, dan kematian. Ada juga cerita bahwa Lilith adalah istri pertama dari Adam, bukan Hawa. Di zaman Mesopotamia, Lilith pertama kali muncul sebagai spirit/roh badai bernama Lilitu, biasanya memangsa anak dan wanita, biasanya keluar mencari korban di malam hari (night class demon). Lilitu mempunyai gairah seks yang tinggi terhadap pria, tapi sayangnya tidak bisa bersetubuh dengan normal. Ia diciptakan sama seperti Adam, sama-sama dari tanah. Sehingga karena hal inilah, membuat Lilith menjadi tidak mau tunduk pada Adam karena merasa sederajat. Membangkang dan pergi meninggalkan Adam. Sementara Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam.
"Terus?"
"Banyak versi yang menjelaskan ke mana Lilith setelah meninggalkan Adam. Ada yang bilang dia pergi ke laut merah, ada yang bilang dia menikah dengan malaikat lain, seperti salah satu the Watcher," jelas Gio sambil menatap Abimanyu dalam.
"Mereka terus menerima kutukan dari Allah, dengan menjalani kehidupan, mati dan hidup berkali-kali. Selama 100 tahun sekali mereka akan dihidupkan lagi, dan kemudian kembali mati. Begitu terus, sampai kiamat terjadi."
Abimanyu menarik nafas dalam-dalam. Pikirannya penuh dengan banyak hal. Tentang ayahnya dan ibunya. Semua bagai tercampur menjadi satu.
"Lebih baik kita tidur, sudah malam," ujarnya lalu beranjak ke kamarnya. Vin dan Gio memandang Abi yang terlihat kacau. Mereka kembali berkutat pada artikel tentang apa yang mereka cari tadi.
"Om Gio, waktu dulu masih dekat sama orang tuanya Abimanyu nggak mengalami kejadian aneh, begitu?"
"Hm, sering malah. Asal lu tau, dekat sama Arya dan Abi itu hampir sama aja. Sama-sama setor nyawa. Mereka selalu dikelilingi hal buruk, musuh-musuh aneh, bahkan entah berapa kali gua hampir mati dulu, ya sama seperti sekarang."
"Nggak pernah menyinggung soal masa lalu ayah Abi, begitu?"
"Enggak, Vin. Gue rasa bener, kalau sekali pun Arya memang seorang malaikat yang jatuh, ingatan dia bener-bener dihapus saat dia menjalani kehidupan dia yang baru. Dia bahkan sama sekali nggak menonjol. Padahal dia sama Wira hampir sama. Dalam hal kemampuannya, ya. Jadi Arya ini lebih menutup diri, dia seolah nggak mau terekspose."
"Kalau semua dugaan kita bener, berarti Abimanyu itu anak malaikat yang dikutuk, ya, Om?"
"Yah, wajar saja kalau darah Nya beracun. Eh, kalau kita yang minum darah nya, mati juga nggak, ya?"
Vin melirik nya dingin, "Om cobain gih!" katanya lalu merebahkan tubuh nya di sofa panjang di sudut lain. "Vin ngantuk, Bye!"
regmekujo dan 6 lainnya memberi reputasi
7