Kaskus

Story

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
Supernatural
Quote:


Mungkin agan di sini pernah baca cerita ane yang berjudul pancasona? Kali ini ane akan melanjutkan kisah itu di sini. Yang suka cerita genre fantasi, kasus pembunuhan berantai, gengster werewolf, vampire dan sejenisnya. Silakan mampir. emoticon-Betty

Supernatural

Quote:


INDEKS
Part 1 abimanyu maheswara
Part 2 abimanyu
Part 3 kalla
Part 4 siapa kalla
Part 5 seorang gadis
part 6 Ellea
part 7 taman
Part 8 kamar ellea
Part 9 pagi bersama ellea
Part 10 rencana
Part 11 tentang kalla
part 12 rumah elang
Part 13 kembali aktivitas
part 14 emosi elang
part 15 janin kalla
part 16 elang
Part 17 vin
Part 18 kantor
Part 19 kemunculan kalla
part 20 pulau titik nol kehidupan
part 21 desa terkutuk
Part 22 wira
Part 23 teman lama
Part 24 patung wira
part 25 teror di rumah John
part 26 tato
part 27 simbol aldebaro
part 28 buku
part 29 kantor kalla
part 30 batu saphire
part 31 Lian dan Ayu
part 32 kakak beradik yang kompak
part 33 penyusup
part 34 kalah jumlah
part 35 lorong rahasia
Part 36 masuk lorong
part 37 cairan aneh
part 38 rahasia kalandra
part 39 Nayaka adalah Kalandra
Part 40 kemampuan nayaka
Part 41 Arkie
Part 42 Arkie (2)
Part 43 peperangan
Part 44 berakhir
Part 45 desa abi
part 46 nabila
part 47 cafe abi
Part 48 Maya
part 49 riki kembali, risna terancam
part 50 iblis bertubuh manusia
part 51 bertemu eliza
part 52 Feliz
Part 53 Bisma
Part 54 ke mana bisma
part 55 rahasia mayat
part 56 bisma kabur
part 57 pertemuan tak terduga
part 58 penyelidikan
part 59 tabir rahasia
part 60 kebakaran
part 61 Bajra
part 62 pengorbanan Bajra
part 63 the best team
part 64 masa lalu
part 65 perang dimulai
part 66 kisah baru
part 67 bertemu vin
part 68 san paz
part 69 cafe KOV
part 70 demigod
part 71 california
part 72 Allea dan Ellea
part 73 rumah ellea
part 74 alan cha
part 75 latin kings
part 76 kediaman faizal
part 77 kematian faizal.
part 78 permainan
part 79 ellea cemburu
part 80 rumah
part 81 keributan
part 82 racun
part 83 mayat
part 84 rencana
part 85 kampung....
Part 86 kematian adi
part 87 tiga sekawan
part 88 zikal
part 89 duri dalam daging
part 90 kerja sama
part 91 Abraham alexi Bonar
part 92 terusir
part 93 penemuan mayat
part 94 dongeng manusia serigala
part 95 hewan atau manusia
part 96 Rendra adalah werewolf
part 97 Beta
part 98 melamar
part 99 pencarian lycanoid
part 100 siapa sebenarnya anda
part 101 terungkap kebenaran
part 102 kisah yang panjang
part 103 buku mantra
part 104 sebuah simbol
part 105 kaki tangan
part 106 pertikaian
part 107 bertemu elizabet
part 108 orang asing
part 109 mantra eksorsisme
part 110 Vin bersikap aneh
part 111 Samael
part 112 Linda sang paranormal
part 113 reinkarnasi
part 114 Nayla
part 115 Archangel
part 116 Flashback vin kesurupan
part 117 ritual
part 118 darah suci
part 119 Lasha
part 120 Amon
part 121 masa lalu arya
part 122 sekte sesat
part 123 sekte
part 124 bu rahayu
part 125 dhampire
part 126 penculikan
part 127 pengakuan rian.
part 128 azazil
part 129 ungkapan perasaan
part 130 perjalanan pertama
part 131 desa angukuni
part 132 Galiyan
part 133 hilang
part 134 Hans dan Jean
part 135 lintah Vlad
part 136 rahasia homestay
part 137 rumah kutukan
part 138 patung aneh
part 139 pulau insula mortem
part 140 mercusuar
part 141 kastil archanum
part 142 blue hole
part 143 jerogumo
part 144 timbuktu
part 145 gerbang gaib
part 146 hutan rougarau
part 147 bertemu azazil
part 148 SMU Mortus
part 149 Wendigo
part 150 danau misterius
part 151 jiwa yang hilang
part 152 serangan di rumah
part 153 misteri di sekolah
part 154 rumah rayi
part 155 makhluk lain di sekolah
part 156 Djin
part 157 menjemput jiwa
part 158 abitra
part 159 kepergian faza
part 160 Sabrina
part 161 puncak emosi
part 162 ilmu hitam
part 163 pertandingan basket
part 164 mariaban
part 165 Dagon
part 166 bantuan

INDEKS LANJUT DI SINI INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 16-05-2023 21:45
indrag057Avatar border
bejo.gathelAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan 12 lainnya memberi reputasi
13
13.5K
222
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#114
110. Vin Bersikap Aneh
Masih menjadi misteri kenapa para iblis ini datang ke desa Amethys. Dari penuturan Zio, si iblis ini sedang mencari seseorang.

Tentu rasa cemas mulai mendatangi Abi dan teman-temannya. Karena posisi Ellea yang memiliki peran sebagai pembantu malaikat, bisa jadi yang membuat beberapa iblis itu datang ke sini. Apa pun dan siapa pun yang mereka cari, tentu tetap menjadi hal tidak baik bagi desa mereka.

Abi mulai membuat simbol lain sesuai saran Yudistira. Di depan pintu rumahnya, depan pintu kamar, dan di balik jendela, di semua tempat. Allea juga melakukan hal yang sama. Vin yang sedang berada di luar kota, membuat Gio membantu Allea mengamankan rumah itu.

"Ell, kalau Vin nggak pulang malam ini, kau menginap saja di rumah kami," saran Gio. Allea yang sedang berbadan dua memang perlu perhatian ekstra dan juga keamanan ganda.

"Tenang saja, Om. Aku berani kok di rumah sendirian. Lagi pula Om Gio udah bikin simbol itu, kan? Aku yakin mereka nggak bakal bisa masuk."

"Hm. Ya sudah, terserah kau aja. Tapi kalau ada apa-apa, langsung telpon kami, ya."

"Siap, Bos!" sahut Allea sambil memberi hormat ke pria itu. Gio tersenyum sambil mengusap kepala gadis itu. Ia pun kembali ke rumah setelah tugasnya selesai.

"Jangan lupa, taburi garam di sekeliling rumah, terutama depan pintu dan jendela." Begitulah pesan terakhir Gio, dan Allea hanya mengangguk, tanpa melakukan hal itu tentunya. Ia merasa kalau hal itu terlalu berlebihan.

Malam tiba. Lolongan serigala membuat mereka semua mendengarkan dengan seksama. Mereka tau kalau itu suara dari Rendra. Ia akan melolong di malam hari jika keadaan genting. Dan lolongan ini baru mereka dengar setelah beberapa bulan terakhir.

"Biyu ...," panggil Ellea dengan wajah cemas. Mereka bertiga sedang berada di ruang makan karena baru saja menyelesaikan makan malam.

"Nggak apa-apa. Malam ini biar aku sama Paman Gio berjaga."

"Tapi Allea gimana? Vin udah pulang belum sih?" tanya Ellea cemas.

"Coba elu telpon dia, Ell. Pastikan. Kalau Vin belum pulang, gue jemput aja ke rumahnya. Biar dia tidur sini," tukas Gio.

Ellea mengangguk lalu segera meraih gawai yang ada di nakas dekat sofa. Berkali-kali ia menghubungi Allea, tapi panggilan itu tak kunjung mendapat balasan.

[All, Vin udah pulang belum? Kalau belum kamu nginep sini aja, ya.]

Hampir menunggu 10 menit lamanya, pesan Ellea tak dibalas maupun dibaca. Hal ini membuat gadis itu makin cemas. Ia yakin terjadi sesuatu di rumah Allea, karena Allea tidak mungkin mengabaikan telepon genggamnya begitu saja. Ia merupakan seorang wanita yang aktif berselancar di dunia maya. Dan jarang sekali melepas ponselnya dalam waktu yang lama. Bahkan saat tidur sekali pun, ia bisa langsung terbangun jika ada pesan masuk.

Di tempat lain. Rumah Allea. Vin yang baru saja pulang dari pekerjaan nya, segera terkejut saat mendapati di pintu rumah itu ada simbol yang melingkar di sana. Vin mengambil kaleng cat yang masih memiliki cairan cat di dalamnya. Ia menumpahkan cat tersebut hingga mengenai simbol itu.

"Waduh, tumpah!" jerit Vin yang membuat cairan cat itu mengenai hampir seluruh teras rumahnya. Allea yang mendengar suara suaminya, lantas segera keluar.

"Loh, Yang, kok tumpah cat nya?" tanyanya heran.

"Ketendang tadi, nggak sengaja, Yang. Duh berantakan ini teras kita. Besok aja diberesin, ya. Minta tolong orang buat nge-rapihin," ujar Vin lalu merangkul istrinya dan menggiringnya masuk ke dalam. Allea menahan tubuh suaminya sambil melihat ke lantai kayu di teras.

"Yah, simbolnya hilang dong," gumamnya sedikit cemas.

"Simbol apa sih?"

"Om Gio tadi bantuin aku bikin simbol penangkal setan di rumah kita, Sayang."

"Buat apa?" tanya Vin, sambil mengerutkan dahinya. Allea mendekatkan bibirnya ke telinga Vin berbisik, "ada setan di desa kita."

"What?! Ah, ngaco!" cetus Vin kembali mengajak istrinya masuk ke dalam. Ia menyeringai dengan tampang licik terus menggandeng Allea. 

"Tapi bener, Yang. Tadi aja kami diserang di butik. Untung ada Abi sama Rendra," rengek Allea.

"Setan seperti apa sih? Apa sepertiku?" tanya Vin menatap wanita di depannya. Allea terperanjat, saat melihat warna bola mata Vin yang berubah menjadi hitam. Allea segera mundur, menjauh.

"Siapa kamu?!" jeritnya yang kini mulai ketakutan.

"Aku adalah orang yang tadi kamu bicarakan," sahut Vin sambil terus berjalan pelan mendekati Allea.

"Mau apa kamu!".

"Ah, ya, benar sekali pertanyaanmu. Tapi santai saja, aku hanya butuh kau hanya untuk umpan saja."

"Maksudnya?!"

Vin meraih telepon genggamnya, lalu menunjukkan ke Allea. "Hubungi saudara kembarmu, kalau aku ada di sini!" katanya lantang.

"Hah? Apa?! Jangan harap!" jeritnya, menantang.

"Oh, kau mau bermain-main denganku, ya?" Vin berlari ke arah Allea. Sementara wanita itu berlari menghindari Vin yang bukan Vin lagi. Allea yang naik ke lantai dua, kemudian dijambak rambutnya hingga ia terpeleset dan jatuh dari tangga. Allea menjerit dan akhirnya pingsan. Darah keluar di antara kedua kakinya. Vin menyeringai.

"All! Allea! Vin!" panggil beberapa orang di luar rumahnya. Vin segera mencari jalan keluar, melompat dari jendela dan pergi dari rumahnya sendiri.

"Om, ini kenapa gini teras Allea?" tanya Allea yang melihat keadaan teras itu kacau.

"Padahal simbol itu aku buat di sini," gumam Gio mengamati tumpahan cat itu sambil mengusap dagunya.

Abi melihat mobil Vin yang sudah parkir di halaman rumah. "Kita masuk!"

Pintu dikunci dari dalam. Ellea panik dan mulai cemas. "Gimana dong ini!" raungnya sambil menatap Abi.

"Minggir!" sahut Abi. Ia lalu menendang pintu rumah Allea hingga sedikit rusak.

Mereka masuk sambil terus memanggil nama Allea dan juga Vin. 

"Astaga! Allea!" jerit Ellea sambil berlari ke tubuh lemah yang sudah bersimbah darah di sana. Ellea berusaha menyadarkan saudaranya. Ia menepuk pipi Allea dan terus menjerit memanggil namanya. Gio dan Abi mencari keberadaan Vin. Abi mencari di bawah, sementara Gio di lantai atas.

Allea mulai mengerjapkan matanya, ia meringis menahan sakit di sekujur tubuhnya. "All? Ada apa ini?" tanya Ellea.

"Vin ... Vin." Hanya kalimat itu yang mampu diucapkan Allea. Ia lantas menjerit sambil meremas perutnya. "Sakit, Ell. Perutku!" erangnya lalu melongok ke bawah. Ia melotot saat melihat darah gang begitu banyak keluar di antara kedua kakinya. "Anakku! Anakku!" jeritnya.

"Vin kamu lewat jendela!" kata Gio dari lantai atas.

"Kita bawa Allea ke rumah sakit," sahut Abi dan langsung membopong kakak iparnya itu.

Allea dibopong oleh Gio memasuki ruangan IGD. Ia sudah dibaringkan dan tengah diperiksa dokter jaga. Ellea, Abimanyu, dan Gio menunggu dengan harap-harap cemas. Terutama Ellea, air matanya bahkan belum juga kering. Kedua bola matanya bengkak dan wajahnya memerah. Abi menarik tangannya agar dapat ia peluk. Ellea tidak tenang, ia sangat cemas akan keselamatan Allea. Darah yang keluar dari tubuh Allea cukup banyak.

"Hei ... gimana?" tanya Rendra tergopoh-gopoh baru saja datang karena berita ini.

"Vin yang ngelakuin," bisik Gio sambil menyapu pandangan ke segala arah. Rendra menatapnya tak percaya," nggak mungkin! Kok bisa!" pekiknya.

"Vin dirasuki," sambar Ellea yang masih berada di pelukan Abimanyu.

"Terus sekarang dia di mana?"

"Itu yang harus kita cari tau. Berbahaya banget kalau kita biarkan dia berkeliaran di luar dengan kondisi seperti itu," jelas Abi.

"Nanti kita cari dia. Sekarang fokus dulu sama kondisi Allea, semoga dia baik-baik saja," timpal Gio.

Setelah menunggu beberapa menit, seorang dokter keluar dari ruang IGD tempat Allea dirawat. Tampangnya terlihat lesu, seolah menyiratkan berita buruk yang hendak ia sampaikan. Ellea segera menghampiri pria dengan pakaian putih khas dokter.

"Dok, gimana saudara saya?!" tanya Ellea. Pria itu melepas masker yang menutupi mulutnya, ia menarik napas dalam sambil menatap Ellea nanar.

"Ibunya baik-baik saja, tapi maaf kalau bayi di dalam kandungannya tidak bisa kami selamatkan. Janinnya remuk dan terpaksa harus kami ambil," terang dokter itu.

Tubuh Ellea lunglai, hingga Abimanyu meraihnya agar tidak jatuh. Berita ini memang sudah dapat diprediksi, sesuai dengan kondisi terakhir Allea. Tetapi tetap saja, mendengar hal ini secara langsung membuat ia terkejut. Apa yang akan terjadi pada Allea jika sampai mengetahui hal ini. Apalagi semua terjadi karena Vin.

"Allea masih belum sadar, Dok?" tanya Abi.

"Untuk sementara dia masih belum sadar karena kondisinya masih belum stabil. Dia masih harus banyak istirahat. "

"Kalau gitu, terima kasih, Dok."

Malam ini Ellea menginap di rumah sakit, menunggu Allea yang masih terbaring di ranjang pasien. Beruntung kini ia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Kondisinya memang cukup lemah. Tapi dia baik-baik saja. Sementara itu, Rendra dan Gio bergerak untuk mencari keberadaan Vin. Dan untuk sementara Abi diam di rumah sakit, karena bagaimana pun juga, Ellea dan Allea harus dijaga. Tidak menutup kemungkinan kalau bahaya akan datang walau mereka berada di rumah sakit seperti sekarang.

Ellea tidur di pinggir ranjang tempat Allea tidur. Ia hanya menyenderkan kepalanya saja di sisi itu. Tubuhnya ia biarkan duduk di kursi. Abimanyu yang sejak tadi ada di sofa, lantas beranjak karena perutnya yang keroncongan. "Sayang ... aku mau beli makan dulu, ya. Kamu mau nitip sesuatu?" tanyanya berbisik di telinga gadis itu. Ellea hanya melirik sekilas sambil menggeleng. "Aku masih kenyang, Biyu. Kamu aja."

"Ya udah. Aku tinggal sebentar, ya. Nggak apa-apa, kan?" tanyanya lagi, memastikan. Ellea mengangguk. Sebelum pergi Abi melepas jaketnya dan meletakkan di atas tubuh Ellea. Ellea hanya mengintip sedikit dan kembali berusaha memejamkan mata lagi. Ia merasa lelah. Hampir semalaman dirinya tidak istirahat.

Tapi samar-samar, ia merasa ada suara yang memanggilnya. Suara seorang wanita yang sangat ia kenal, dan cukup sering ia dengar dalam beberapa bulan belakangan ini. Ellea memutuskan beranjak dan bangun dari tidurnya. Tapi ia sangat terkejut saat dirinya menjauh dari ranjang Allea, ia melihat tubuhnya sendiri masih dalam posisi yang sama. Ellea segera meraba wajahnya dan menatap tubuhnya sendiri. "Aku udah mati, kah?" tanyanya dalam hati.

Tapi ia masih saja mendengar suara panggilan itu. Suara seorang wanita yang memanggil, "Ellea ... Ellea." Secara berulang. Ellea memutuskan keluar dari ruang inap itu. Mencari di mana sumber suara yang mengganggu dirinya. Koridor rumah sakit ia telusuri. Beberapa kali ia berpapasan dengan manusia dan tentu makhluk yang mirip manusia, dengan wajah pucat. Roh. Hingga sampai di sebuah ruangan yang ada di ujung lorong, Ellea mendekatkan telinganya, memastikan asal suara panggilan itu ada di dalamnya. Saat ia memutar handle pintu, ia langsung melotot melihat Elisabeth ada di sana, sedang duduk di sebuah ranjang pasien dan tersenyum saat melihat Ellea datang.

"Elisabeth?! Kenapa kamu di sini?"

"Ell, lama tidak ketemu, ya? Sini," ajaknya agar duduk di samping wanita paruh baya itu. Ellea menurut dan menempatkan dirinya duduk. Ia masih bingung dengan keadaan ini. Bagaimana ia bisa keluar dari tubuhnya sendiri. Bagaimana dia malah bertemu dengan Elisabeth di sini. Karena biasanya mereka bertemu di dalam mimpi saja.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Ellea spontan. Elisabeth tersenyum tipis. Ia menarik napas dalam-dalam lalu menatap kedua bola mata Ellea yang jernih. "Kamu dalam bahaya, Ell. "

"Maksudmu?" tanya Ellea, heran. Tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Elisabeth. 

'Kamu pasti sudah tau tentang para iblis yang sudah masuk ke desa ini, kan?'

"Iya. Dan mereka yang melukai saudaraku! Apa mau mereka sebenarnya?" tanya Ellea yang mulai terbawa emosi.

"Mereka menginginkanmu, Ell. Mereka sedang mencarimu."

'Aku? Kenapa mereka mencariku? Apa karena aku seorang pembantu malaikat?".

Elisabeth menggeleng pelan, "Sebenarnya kamu lebih dari itu. Aku berbohong tentang status kamu."

"Apa? Maksudmu?"

"Kamu bukan pembantu malaikat, Ell. Aku berkata demikian agar keberadaanmu tidak diketahui mereka."

"Lalu siapa aku sebenarnya? Jelaskan sekarang juga!"

"Kau adalah Nephilim! Anak dari manusia dan malaikat."

"Hah! Jangan bercanda, Elisabeth!"

"Aku serius. Kamu adalah Nephilim. Ras yang jarang ada di bumi dan merupakan ras yang penting. Karena darahmu itu suci. Dan sangat membahayakan bagi beberapa oknum yang berseberangan dengan ayahmu."

"Wow. Jadi maksudmu ayahku seorang malaikat? Ayah yang mana, Lis? Andrie Wongso atau Adrian?" Pertanyaan yang wajar diutarakan Elea, karena dia memiliki dua orang ayah. Dan sepengetahuannya kedua pria itu manusia. Walau salah satunya bukan manusia biasa, karena dia adalah seorang gangster.

"Ayah kandungmu menyamar menjadi Andrie Wongso, dia tidur dengan ibumu, Lin, dan akhirnya kalian ada di kandungan wanita itu."

"Jadi, aku dan Allea adalah Nephilim? Dia mengincar Allea juga? Kami kembar, kan? Kenapa kamu tidak memberitahukan hal ini? Karena sikapmu itu, Allea sekarang terbaring di rumah sakit! Dia terluka!" raung Ellea dengan penuh emosi. 

"Tidak, Ell. Karena hanya satu keturunannya yang menjadi ras Nephilim. Dan itu hanya ada di dalam gadis suci. Yaitu kamu."

"Suci? Suci dalam artian ...?"

"Secara harfiah, Ell. Kau masih perawan, kan?" tanya Elisabeth sambil menatap tubuh Ellea dari atas sampai ke bawah. Ellea menutupi bagian tubuhnya dengan kedua tangan seperti merasa sedang ditelanjangi. Ellea mengangguk pelan.

"Yah, sejak awal aku sudah mengintai kalian berdua, karena belum ada satu pun yang terlihat menuruni ras Nephilim. Tapi saat Allea kehilangan keperawanannya, maka semua sudah jelas. Dan karena alasan itu juga, mereka mulai datang untuk mencari dan menangkapmu."

"Dan, kenapa aku harus ditangkap?"

"Kau tau, kalau ras Nephilim di dunia ini sudah hampir punah? Mereka semua dibunuh oleh para iblis, karena kemampuan kalian akan membahayakan mereka. Ada 10 Ras Nephilim yang harus berkumpul dan mematahkan portal pintu gaib, tempat para iblis keluar masuk. Semakin lama portal itu terbuka, maka kejahatan di bumi makin tidak bisa dihentikan. Bukan kejahatan oleh manusia saja, terkadang mereka, para iblis, merasuki manusia dan melakukan banyak kejahatan. Dan tugas kalian, menutup portal itu."

"Jadi harus ada 10 Nephilim untuk menutup itu?"

"Yah, 10. Dan aku baru menemukan satu, yaitu kau. Tugasku harus mencari 9 orang lainnya. Beberapa waktu lalu, aku sudah bertemu 2 Nephilim lainnya, tapi ... mereka telah tewas. Mereka tidak mau melakukan tugas ini, dan akhirnya mereka terbunuh sendiri karena para iblis itu. Jika ada satu Nephilim yang sudah terdeteksi, maka semua makhluk bisa mengendusnya. Jadi mau tidak mau, kau harus menerima takdirmu, Ell. Kau harus menutup portal itu. Jika tidak, kamu akan bernasib sama seperti Nephilim lainnya."

Ellea diam sejenak. Ia merasa terkejut dengan perkataan Elisabeth. Sekaligus bingung. "Lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Bertahan hidup. Jangan sampai mati, sampai aku mengumpulkan Nephilim lainnya. Bisa?"

"Tentu saja tujuan hidupku salah satu adalah bertahan hidup. Walau banyak hal yang sudah terjadi dan setiap hari nyawaku bagai di ujung tanduk, tapi aku akan usahakan agar tetap hidup."

Tiba-tiba tubuhnya digoyang-goyangkan, dengan suara Abimanyu yang mengusik telinganya. Ellea lantas membuka mata, dan melihat wajah Abi di depannya. "Kamu kenapa? Mimpi?" tanya pria itu.

Ellea tengak tengok dan ternyata dia sudah ada di kamar inap Allea, kembali ke tubuhnya sendiri. Bahkan ia tidak tau bagaimana prosesnya.

"Nephilim?" gumamnya dalam hati.

"Apa, Ell? Kenapa?"

"Aku ketemu sama Elisabeth lagi. Dia tadi ada di sini, dan dia menjelaskan semua." Ellea masih tengak tengok mencari keberadaan Elisabeth. 

"Menjelaskan apa?"

"Dia bohong, Biyu."

"Tentang?"

"Aku bukan pembantu malaikat. Tapi ...."

"Hm? Tapi apa?" tanya Abimanyu tidak sabaran. 

"Nephilim."

"Jadi maksudmu Elisabeth di sini? Kamu ngobrol sama dia tentang hal ini?" tanya Abimanyu. Ia yang baru bangun dari tidur, masih bingung atas kejadian tadi. Rasanya sepertinya nyata, dia keluar dari tubuhnya sendiri dan bertemu Elisabeth.

"Entahlah, aku juga nggak tau sebenarnya ada apa ini," cetusnya Frustasi. Ia menekan kepalanya karena rasa penat yang kini merasuk ke tubuh dan membuat kepalanya berat. Gio dan Rendra lalu muncul. Mereka juga melihat heran ke arah Abi dan Ellea yang sedang memperdebatkan sesuatu. Tidak banyak bertanya, hanya menyimak.

"Dia bilang, mereka sebenarnya mencari aku. Karena aku ini seorang Nephilim. Dan aku harus menutup portal gaib iblis."

"Tunggu! Kamu apa? Nephilim?" tanya Rendra memotong pembicaraan. Alhasil mereka semua berbalik menatapnya. "Iya, kamu tau tentang Nephilim, Ren?" tanya Ellea penasaran.

"Yah ... lumayan. Pernah beberapa kali aku denger soal itu sih. Ras Nephilim itu spesial, punya bakat terpendam. Karena mereka adalah keturunan malaikat yang ada di bumi. Tapi kalau soal portal yang kamu sebut, aku belum pernah denger. Justru malah aku dengar kalau para iblis mencari Ras Nephilim untuk dipersembahkan ke Satan. Darah nephilim itu murni. Dan bisa membuat Satan lebih kuat. "

"Mungkin karena alasan itu, mereka nyari Ellea. Biar Ellea nggak bisa menutup portal gaib itu. Mungkin cuma Nephilim yang bisa menutupnya? Barangkali," cetus Gio memberi pendapat yang sedikit masuk akal.

"Bukannya itu adalah hal buruk, ya? Kalau sampai mereka memang sengaja mencari Ellea?" tanya Abi dengan menatap mereka semua satu persatu.

"Yah, benar. Karena jika memang teori itu benar, maka Ellea dalam bahaya. Apa pun akan iblis lakukan agar portal itu tidak bisa ditutup. Bahkan membunuh Ellea sekali pun," tegas Rendra.

"...."

"Setahuku Ras Nephilim sudah hampir punah," tambah Rendra lagi.

"Memangnya ada berapa banyak Nephilim di dunia ini, Ren?" tanya Gio sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Ras Nephilim ada sudah sejak berratus tahun lalu. Aku bahkan tidak tau ada berapa banyak dan seperti apa mereka. Karena wujud mereka sama seperti manusia pada umumnya. Hanya saja, mereka punya kemampuan khusus, katanya sih. Entahlah."

"Kamu pernah ketemu salah satu dari mereka?"

"Selain Ellea, belum pernah. Atau aku tidak menyadari kalau itu mereka, mungkin saja."

"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang, Ell? Apa yang Elisabeth katakan?"

"Aku hanya disuruh bertahan hidup. Jangan sampai mati, sebelum menutup portal itu. Cuma itu yang dia bilang."

"Ya sudah. Kita fokus saja sama apa yang ada di depan kita. Terutama kesehatan Allea, dan mencari keberadaan Vin. Tentu sambil melindungi Ellea. Karena mereka pasti akan datang lagi," kata Abimanyu.

_______________

Yudistira sedang membaca buku di sofa kesayangannya. Ditemani secangkir kopi hangat yang baru ia buat beberapa menit lalu. Ia merasa resah, karena sejak tadi perasaannya terus tidak tenang. Seperti memiliki insting akan keadaan di sekitarnya, Yudis justru menutupi perasaan ini dengan membaca buku yang baru ia beli tadi.

Tiupan angin malam menerobos masuk melalui celah lubang angin. Yudis merasakan ada yang tidak beres di rumahnya sendiri. Hingga suara ketukan pintu terdengar nyaring. Membuat perhatiannya teralihkan. Tapi ia justru merasa was-was. Tidak ada suara mobil di luar, dan sangat jarang ia menerima tamu malam-malam begini. Biasanya hanya Rendra dan gerombolan Abimanyu saja yang sering bolak-balik ke rumahnya. Tapi akhir-akhir ini mereka sedang disibukkan oleh pekerjaan masing-masing. Hingga sudah jarang bertandang ke kediamannya.

Yudis beranjak. Langkahnya pelan mendekat ke pintu. Ia sudah siap dengan berbagai kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Tapi begitu ia membuka sedikit pintu dan mengintip siapa tamu yang datang, Yudis tersenyum lega karena mendapati Vin yang datang. Sayangnya Yudis tidak tau apa yang sudah Vin lakukan pada Allea. Ia justru mempersilakan pemuda itu untuk masuk ke dalam rumahnya. Vin yang mendapat lampu hijau tersenyum senang. Walau sebenarnya dalam hati kecil Yudistira, ia merasakan ada yang aneh pada Vin malam ini. Hanya saja dia tidak tau apa itu. 
unclevello
tariganna
itkgid
itkgid dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.