Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rakitpcmendingAvatar border
TS
rakitpcmending
Gara-gara Rob, PT Fuji Metec Hengkang dari Semarang, 500 Karyawan Kena PHK
 Gara-gara Rob, PT Fuji Metec Hengkang dari Semarang, 500 Karyawan Kena PHK

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir rob yang menerjang kawasan Pelabuhan Tanjung Emas dan komplek industri Lamicitra Kota Semarang tahun lalu kini berdampak pada hengkangnya perusahaan dari kawasan itu.

Pada Maret 2023, tercatat satu perusahaan yakni PT Fuji Metec telah menutup kegiatan operasional pabrik di kawasan tersebut. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang, Sutrisno.

Menurut dia, hal itu menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 500 karyawan di perusahaan tersebut.


"Kemarin tanggal 31 Maret memang ada PHK (di PT Fuji Metec-Red), sehingga sekitar 500-an pekerjanya terpaksa di-PHK," katanya, saat dihubungi Tribun Jateng, Senin (1/5).

Sutrisno menuturkan, tutupnya perusahaan tersebut karena dampak banjir rob yang menerjang kawasan itu pada Mei 2022 lalu. Ia menyebut, produsen mesin penjual otomatis atau vending machine itu tak bisa melakukan perbaikan setelah dampak yang dialami.

Sehingga, dia menambahkan, perusahaan terpaksa tutup dan melakukan PHK massal terhadap karyawannya.

"Karena dampak banjir satu tahun kemarin, sehingga tidak bisa recovery dan PHK massal 500 sekian (karyawan)," jelasnya.


Terkait dengan hak-hak pekerja yang terdampak PHK di pabrik tersebut, Sutrisno menyatakan, telah dipenuhi perusahaan. Pengusaha telah membayarkan uang pesangon untuk seluruh karyawan terdampak.

"PHK, semua bergembira, karena semua diakhiri dengan ber-Salawat Nabi sehari antara pengusaha dan pekerja dalam rangka penutupan perusahaan karena tidak dimungkinkan lagi beroperasi. Kami berdiskusi betul. Alhamdulillah juga pengusahanya baik, sehingga pada saat penutupan, semua menerima," tuturnya.

Hal itupun dibenarkan satu karyawan, Wiwin (naman samaran), yang telah lebih dari 20 tahun bekerja di pabrik tersebut. Ia bersama ratusan karyawan lain itu telah menerima adanya PHK tersebut karena kondisi yang sudah tidak memungkinkan dalam satu tahun terakhir.

"(Saat banjir rob-Red) Mesin banyak yang terendam, alat kerjanya banyak yang rusak, akhirnya yang bisa produksi tidak semuanya," ujarnya.

Wiwin pun kini masih berusaha untuk mencari pekerjaan baru setelah di-PHK.

"Ya kemarin sudah dapat pesangon, hak karyawan sudah terpenuhi sesuai Undang undang. Sekarang masih bergerak proses pemanggilan (untuk pekerjaan baru-Red). Kalau uangnya (pesangon-Red) saya mau gunakan untuk apa? Untuk macam-macam, usaha bisa. Tapi sekarang belum ada rencana," bebernya, kepada Tribun Jateng.

Menanggapi hal itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi menyebut, penutupan perusahaan akibat dampak banjir rob bukanlah hal baru. Sebelumnya, beberapa perusahaan juga telah hengkang dari kawasan itu karena kondisi yang rawan terhadap banjir rob.

"Banyak juga sebenarnya perusahaan pindah dari kawasan itu karena kondisinya terjadi lagi rob. Tidak ada satu orang pun yang bisa memastikan bahwa tidak akan ada rob lagi. Memang rawan, dan banyak sudah pindah ke daerah lain," terangnya, saat dihubungi Tribun Jateng.

Bukan soal resesi

Frans memastikan, penutupan perusahaan tersebut tak ada kaitannya dengan isu resesi global.

"Jadi bukan karena (gejolak) ekonomi global, tapi saya pikir mungkin dia akan bangun di tempat lain. Apa itu di Jateng, tempat lain atau mana, karena daerah itu (tempat semula-Red) sudah dirasa tidak ekonomis lagi, atau tidak menguntungkan," ucapnya.

"Jadi (perusahaan yang tutup-Red) itu kondisi dia tersendiri, karena adanya rob, mesin-mesinnya rusak, ya tutup. Yang penting dia sudah memberi pesangon, menjalankan sesuai peraturan," sambungnya.


Frans mengungkapkan, kondisi perusahaan di Jateng saat ini justru telah membaik, setelah terpuruk akibat dampak pandemi covid-19. Pada kuartal I dan menuju kuartal II ini, dia menambahkan, sejumlah sektor telah menunjukkan geliat.

"Kemarin puasa dan hari raya (Idulfitri-Red), sektor-sektor seperti garmen, makanan minuman, pariwisata, transportasi, bagus. Kemudian secara umum, di Jateng kondisi industri baik dan stabil, pasar sudah oke, sehingga tidak ada yang perlu dirisaukan," bebernya.

Ia pun meminta kepada pemerintah untuk terus menjaga agar kondisi tetap stabil. Di antaranya adalah dengan terus melakukan pengawasan untuk mencegah potensi yang bisa memacu rusaknya pasar dalam negeri.

"(Misalnya impor pakaian bekas-Red) Memang betul, pakaian bekas harus dilarang, karena itu merusak pasar. Maka kami harapkan pemerintah terus adakan sweeping, artinya terus ngecek, jangan sampai memacu ilegal lagi, karena kita ini termasuk negara luas begini, mudah sekali mereka masuk ke tempat-tempat terpencil," terangnya.

"Kedua mungkin bukan pakaian bekas, tapi ilegal. Ilegal artinya dia selundupkan itu tidak bayar pajak, tidak bayar bea masuk, kemudian dia jual harga murah, itu merusak pasar kita dalam negeri. Kita oke saja impor, karena kita juga ekspor barang ke luar negeri. Tapi itu sesuai aturan dengan membayar pajak, membayar bea masuk, dan sebagainya," tambahnya. (idy/tribun jateng cetak)


https://jateng.tribunnews.com/2023/0...a-phk?page=all

Iki masalah utama e, banjir e. Saiki wes ora normal
lubizers
jiresh
aldonistic
aldonistic dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.9K
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.2KThread41.9KAnggota
Tampilkan semua post
ytbjtsAvatar border
ytbjts
#10
Gubernurnya siapa nih ?
Wan abud bin Yohanes ya?emoticon-Leh Uga
 Gara-gara Rob, PT Fuji Metec Hengkang dari Semarang, 500 Karyawan Kena PHK
bhagarvani
jiresh
aldonistic
aldonistic dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.