Kaskus

Story

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
Supernatural
Quote:


Mungkin agan di sini pernah baca cerita ane yang berjudul pancasona? Kali ini ane akan melanjutkan kisah itu di sini. Yang suka cerita genre fantasi, kasus pembunuhan berantai, gengster werewolf, vampire dan sejenisnya. Silakan mampir. emoticon-Betty

Supernatural

Quote:


INDEKS
Part 1 abimanyu maheswara
Part 2 abimanyu
Part 3 kalla
Part 4 siapa kalla
Part 5 seorang gadis
part 6 Ellea
part 7 taman
Part 8 kamar ellea
Part 9 pagi bersama ellea
Part 10 rencana
Part 11 tentang kalla
part 12 rumah elang
Part 13 kembali aktivitas
part 14 emosi elang
part 15 janin kalla
part 16 elang
Part 17 vin
Part 18 kantor
Part 19 kemunculan kalla
part 20 pulau titik nol kehidupan
part 21 desa terkutuk
Part 22 wira
Part 23 teman lama
Part 24 patung wira
part 25 teror di rumah John
part 26 tato
part 27 simbol aldebaro
part 28 buku
part 29 kantor kalla
part 30 batu saphire
part 31 Lian dan Ayu
part 32 kakak beradik yang kompak
part 33 penyusup
part 34 kalah jumlah
part 35 lorong rahasia
Part 36 masuk lorong
part 37 cairan aneh
part 38 rahasia kalandra
part 39 Nayaka adalah Kalandra
Part 40 kemampuan nayaka
Part 41 Arkie
Part 42 Arkie (2)
Part 43 peperangan
Part 44 berakhir
Part 45 desa abi
part 46 nabila
part 47 cafe abi
Part 48 Maya
part 49 riki kembali, risna terancam
part 50 iblis bertubuh manusia
part 51 bertemu eliza
part 52 Feliz
Part 53 Bisma
Part 54 ke mana bisma
part 55 rahasia mayat
part 56 bisma kabur
part 57 pertemuan tak terduga
part 58 penyelidikan
part 59 tabir rahasia
part 60 kebakaran
part 61 Bajra
part 62 pengorbanan Bajra
part 63 the best team
part 64 masa lalu
part 65 perang dimulai
part 66 kisah baru
part 67 bertemu vin
part 68 san paz
part 69 cafe KOV
part 70 demigod
part 71 california
part 72 Allea dan Ellea
part 73 rumah ellea
part 74 alan cha
part 75 latin kings
part 76 kediaman faizal
part 77 kematian faizal.
part 78 permainan
part 79 ellea cemburu
part 80 rumah
part 81 keributan
part 82 racun
part 83 mayat
part 84 rencana
part 85 kampung....
Part 86 kematian adi
part 87 tiga sekawan
part 88 zikal
part 89 duri dalam daging
part 90 kerja sama
part 91 Abraham alexi Bonar
part 92 terusir
part 93 penemuan mayat
part 94 dongeng manusia serigala
part 95 hewan atau manusia
part 96 Rendra adalah werewolf
part 97 Beta
part 98 melamar
part 99 pencarian lycanoid
part 100 siapa sebenarnya anda
part 101 terungkap kebenaran
part 102 kisah yang panjang
part 103 buku mantra
part 104 sebuah simbol
part 105 kaki tangan
part 106 pertikaian
part 107 bertemu elizabet
part 108 orang asing
part 109 mantra eksorsisme
part 110 Vin bersikap aneh
part 111 Samael
part 112 Linda sang paranormal
part 113 reinkarnasi
part 114 Nayla
part 115 Archangel
part 116 Flashback vin kesurupan
part 117 ritual
part 118 darah suci
part 119 Lasha
part 120 Amon
part 121 masa lalu arya
part 122 sekte sesat
part 123 sekte
part 124 bu rahayu
part 125 dhampire
part 126 penculikan
part 127 pengakuan rian.
part 128 azazil
part 129 ungkapan perasaan
part 130 perjalanan pertama
part 131 desa angukuni
part 132 Galiyan
part 133 hilang
part 134 Hans dan Jean
part 135 lintah Vlad
part 136 rahasia homestay
part 137 rumah kutukan
part 138 patung aneh
part 139 pulau insula mortem
part 140 mercusuar
part 141 kastil archanum
part 142 blue hole
part 143 jerogumo
part 144 timbuktu
part 145 gerbang gaib
part 146 hutan rougarau
part 147 bertemu azazil
part 148 SMU Mortus
part 149 Wendigo
part 150 danau misterius
part 151 jiwa yang hilang
part 152 serangan di rumah
part 153 misteri di sekolah
part 154 rumah rayi
part 155 makhluk lain di sekolah
part 156 Djin
part 157 menjemput jiwa
part 158 abitra
part 159 kepergian faza
part 160 Sabrina
part 161 puncak emosi
part 162 ilmu hitam
part 163 pertandingan basket
part 164 mariaban
part 165 Dagon
part 166 bantuan

INDEKS LANJUT DI SINI INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 16-05-2023 21:45
indrag057Avatar border
bejo.gathelAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan 12 lainnya memberi reputasi
13
13.5K
222
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread1Anggota
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#97
Part 93 Penemuan Mayat
Anthoni memandang kepergian Vabian dengan nanar. Ia tau kalau sikapnya sedikit keterlaluan, tapi jika Vabian dibiarkan terus menerus, maka perusahaan bisa bangkrut karena memiliki pemimpin seperti dirinya. Ia kembali ke ruangannya. Berjalan pelan sambil melonggarkan dasi yang ia kenakan. Saat masuk ke dalam, seseorang masih menunggu Anthoni di sana. Ia menoleh dengan melebarkan senyum.

"Bagaimana, Vabian?"

"Yah, kau tau, Lang. Bagaimana wataknya. Dia terus mengamuk dan tidak terima atas semua keputusan ini."

"Iya, aku tau. Dia itu masih sangat muda. Emosinya masih menggebu-gebu. Dan ... kau sendiri, bagaimana rencanamu selanjutnya untuk dia?" tanya Elang.

"Ayahnya sudah menitipkannya padaku. Memang sudah seharusnya aku bersikap tegas padanya. Nanti perlahan aku akan memberikan pengertian untuk Vabian. Dan akan mengembalikan perusahaan kepadanya sebagaimana mestinya, asal dia sudah berubah."

"Yah, semoga."

_______________

Vin datang ke Markas Besar Angkatan Udara (MABESAU). Ia berniat menemui KASAU, kepala staf tertinggi angkatan udara. Tekadnya sudah bulat untuk melaporkan hal ini pada pemimpin tertinggi Nicholas. Kebetulan saat ini Marsekal TNI Yuri Sutrisna sedang ada di tempatnya. Apa pun keputusan beliau, Vin akan menerimanya. Tapi tentu tidak akan tinggal diam begitu saja. Jika sampai laporannya ditolak, maka ia akan mengadu ke dewan yang lebih tinggi lagi. Presiden mungkin.

Kini Vin sudah ada di ruangan besar gedung ini. Di meja yang berada di tengah ruangan, terdapat tulisan "Marsekal TNI Yuri Sutrisna". Ia masih harus menunggu karena orang yang ingin ia temui masih ada beberapa urusan di luar.

30 menit sudah waktu berlalu. Vin hampir kehilangan kesabarannya, namun saat ia menoleh ke arah pintu. Marsekal TNI Yuri Sutrisna sudah ada di depan pintu. Ia tersenyum melihat kedatangan Vin di ruangannya. Vin segera beranjak dari duduknya. Ia yang sengaja memakai pakaian dinas, segera berdiri dan memberikan salah hormat pada pria di depannya.

"Silakan duduk. Maaf menunggu lama," ujar Yuri kemudian ikut duduk di kursi paling tengah yang biasa ia duduki jika sedang ada tamu.

"Maaf, Pak, kalau saya mengganggu," kata Vin sedikit sungkan di depan orang penting di Angkatan Udara ini.

"Oh, tidak sama sekali. Jadi ada urusan apa Letnan ... Vin Abinaya?" tanya Yuri sembari membaca nametag di dada Vin.

"Begini, Pak. Sebelum saya berbicara banyak, sebaiknya bapak lihat dulu video ini," kata Vin lalu membuka laptop miliknya. Yuri hanya diam dan menuruti perkataan Vin. Video mulai diputar dan membuat dahi Yuri berkerut makin banyak.

"Ini apa-apaan?!" tanya Yuri mulai diliputi emosi.

"Nicholas?"

"Benar, Pak. Saya dan teman-teman saya menemukan video ini. Kapten Nicholas memiliki suatu perkumpulan bersama beberapa orang lain dan melakukan kegiatan keji macam itu. Mereka memburu manusia untuk kesenangan pribadi. Dan ini sudah berjalan cukup lama. Awalnya saya takut ingin membongkar hal ini, karena Kapten Nicholas adalah seorang perwira yang teladan, bukan? Tapi saya memutuskan menemui Anda untuk membicarakan masalah ini. Jika dia dibiarkan terus, maka saya pastikan akan banyak korban lain di luar sana."

Yuri tampak diam beberapa saat, ia mengangguk dan tersenyum pada Vin.

"Saya tau, kenapa kamu tidak langsung melaporkannya pada saya. Karena Nicholas adalah keponakan saya, kan? Kamu takut kalau saya akan membela keponakan saya timbang mengusut kasus ini?" tanya Yuri dengan sikap tenang.

"Hm, kurang lebihnya seperti itu, Pak."

Yuri menarik nafas panjang lalu tersenyum kembali ke Vin," Kamu jangan khawatir, saya akan selesaikan kasus ini. Nicholas saya pastikan akan menerima hukuman atas semua perbuatannya. Walau dia adalah keluarga, tapi apa yang ia lakukan adalah hal yang tercela. Saya tidak mungkin menghalalkan semua kesalahan dia. Dan membiarkan dia terus berada di jalan salah."

"Syukurlah kalau begitu, Pak. Kalau bapak berkenan menghukum dia sebagai mana mestinya."

"Iya, kamu jangan khawatir. Saya pastikan dia akan dihukum sesuai kesalahannya. Agar tidak menjadi contoh buruk untuk yang lainnya. Dan, untuk kamu, saya ucapkan banyak terima kasih."

"Sama-sama, Pak. Kalau begitu saya permisi dulu. Saya ucapkan banyak terima kasih atas kebijaksanaannya." Vin lalu menjabat tangan Yuri dan pamit pulang. Ia lega karena satu masalah telah selesai.

________________

Kini giliran Abimanyu dan Gio yang bergerak. Mereka mendapatkan jatah bertemu dengan Benzos dan Austin. Dua orang itu memang cukup dekat. Benzos juga lah yang menjadi cikal bakal berkumpulnya anggota Kartel Ransford selama ini. Benzos juga yang memasok senjata api dan beberapa kali mengumpulkan manusia untuk diburu oleh mereka.

Kini mereka sudah berada di sebuah bangunan tua, tempat Austin bersembunyi. Ia tak lagi berada di San Paz, karena konflik antar gangster di sana, membuat Austin terpojok. Ia sering berselisih paham dengan beberapa Gangster lain. Dan hal ini merupakan keuntungan bagi Abimanyu dan kawan-kawan.

Mereka tidak bergerak berdua saja. Karena kini beberapa mobil datang, mereka adalah beberapa perwakilan dari gangster yang sedang berselisih dengan Austin. Sesuai apa yang dikatakan Adelia kemarin. Ia memiliki beberapa informasi tentang Gangster yang bermusuhan dengan Austin. Bahkan dia sendiri yang mengajukan kerja sama dengan mereka, untuk membantu Abi dan Gio membereskan Austin dan anak buahnya. Ada Hells Angel, MS-13, 18 street, Vogos, The Bloods, The Crips, dan Latin kings. Menurut logika, Austin pasti akan kalah hari ini. Karena jumlah pasukan yang dibawa Abimanyu itu cukup banyak. Sementara Austin dan anak buahnya tidak ada separuhnya.

"Bagaimana nih, Paman?" tanya Gio meminta persetujuan kapan harus menyerang.

"Lah, hayuk sekarang. Mau nunggu apa lagi? Sudah kumpul semua. Seranglah!" kata Gio yang lalu berbicara dengan perwakilan tiap gangster. Gio lantas menoleh ke Abi, mengangguk, sebagai isyarat kalau mereka akan menyerang sekarang juga. Semua saling pandang dan menyiapkan senjata masing-masing. "Serang!" kata Gio, mengacungkan senjatanya ke atas. Otomatis mereka maju dan bergerak dengan cara berpencar. Ada yang langsung menuju halaman depan gedung itu, ada yang memutar ke samping hingga berputar ke belakang. Yah, mereka kini telah mengepung tempat Austin dan mulai bergerak masuk.

Suara ledakan senjata api mulai terdengar. Kini hampir semua sudut sedang terlibat saling tembak dan serang. Abimanyu dan Gio yang memilih menyerang di garis depan, kini sudah mulai masuk ke dalam dan memukul mundur satu persatu anak buah Austin. Abi mulai mencari di mana Austin berada.

"Bi, atas!" tunjuk Gio saat melihat sebuah tangga. Abi mengangguk lalu menuju ke lantai atas bersama Gio, sementara Anak buah Austin yang masih ada di bawah sedang diurus oleh yang lain. Saat Abi dan Gio sudah sampai ke atas, mereka melihat Benzos berlari ke arah jendela. Gio lantas mengejarnya. Sementara Austin diam, menunggu Abimanyu datang.

"Bagaimana kabarmu, Austin?" tanya Abimanyu memandangnya santai.

"Kau pikir aku akan baik-baik saja atas penyerangan ini? Kalian licik! Beraninya main keroyok," sindir Austin, kesal.Tapi ia terus melebarkan senyumnya untuk menutupi kegelisahan hatinya. Abi tau kalau Austin sedang terpojok, tapi gengsi untuk mengakui kekalahannya. Satu persatu anggota Kartel Ransford sudah mereka lumpuhkan. Hanya tinggal Benzos dan Austin yang menjadi kaki tangan kartel tersebut.

"Lebih baik kamu menyerah saja. Dan ikut aku ke kantor polisi. Karena semua teman-temanmu sudah kami lumpuhkan. Bagaimana?" tanya Abimanyu memberikan penawaran yang lebih mengarah ke ancaman yang menyudutkan.

"Jangan mimpi!" kata Austin, ia malah merebut pistol yang ada di tangan Abimanyu. Mereka akhirnya terlihat perkelahian yang cukup sengit. Saling pukul dan hantam hingga keduanya sama-sama terluka. Sampai pada akhirnya Austin mendapatkan pistol milik Abi. Ia menodongkan benda itu ke arah Abimanyu. Tentu Abi tidak mempermasalahkan hal ini. Ia hanya tinggal melompat saja ke jendela. Tapi rupanya, kini senjata itu ia todongkan ke kepalanya sendiri. Dalam hitungan detik, kepala Austin meledak dengan darah yang muncrat ke mana-mana. Austin tewas, bunuh diri.

Abi hanya melongo saat melihat mayat Austin terbujur kaku di lantai, dengan darah yang mengalir deras dari kepalanya. Tak lama, Gio datang dengan tergesa-gesa. Ia juga terkejut saat melihat Austin yang terbujur kaku. "Bi ? Ini?" tanya Gio yang mempertanyakan kematian Austin, karena melihat cara mati Austin, rasanya bukan Abi pelakunya. Abi bukan termasuk orang yang kejam walau sejahat apa pun perlakuan orang lain padanya.

"Bukan aku, paman. Dia bunuh diri," kata Abimanyu dengan tatapan getir. Gio menarik nafas panjang, lalu menepuk bahu pemuda itu. " Ya sudah, ayok kita pulang. Benzos sudah diamankan polisi. Masalah kita selesai," ajak Gio.

Mereka pulang. Dengan kemenangan.

__________________

Di rumah Adelia, 3 wanita itu sedang duduk di halaman belakang sambil menikmati pie dan orange jus. Mereka saling berbincang mengenai kehidupan masing-masing. Allea masih merasa tidak nyaman dengan Adelia. Dan Adel juga merasakan tidak sukaan Allea terhadapnya.

"Eum, aku mau bikin salad dulu, ya," ujar Ellea yang merasa tidak nyaman dengan situasi di depannya. Ia menangkap gelagat Adel yang ingin mengobrol berdua saja dengan Allea. Diantara mereka berdua tidak ada yang menyahut, karena fokus pada pie masing-masing, tapi Adelia tetap memandang Allea nanar.

"Kemarin malam, kamu yang meninggalkan cangkir teh di meja dekat balkon atas, kan?" tanya Adel.

Allea berdeham, lalu mengangguk. "Maaf, kalau aku lupa meletakkannya di sana. Seharusnya aku taruh di wastafel semalam, tapi aku sudah mengantuk," tutur Allea.

"All, aku mau minta maaf. Kalau sudah membuat kamu tidak enak hati. Aku dan Vin tidak ada hubungan apa-apa. Jadi ...."

'Iya, aku tau. Kamu juga nggak usah merasa nggak enak begitu. Aku sama Vin baik-baik saja kok. Jangan khawatir," kata Allea berusaha tegar. Sekalipun masalahnya dengan Vin sudah selesai, tidak ada lagi ganjalan di hati, tapi ia masih belum bisa menerima kehadiran Adelia di sekitarnya. Ia tau betul kalau wanita itu memang tertarik pada Vin.

"Iya, memang. Walau begitu, aku yakin kamu tetap nggak suka lihat aku sekarang. Aku janji, setelah masalah ini selesai, aku tidak akan menemui Vin lagi. Bahkan saat Vin nanti pulang, aku nggak akan dekat-dekat lagi sama dia. Aku minta maaf, kalau kamu merasa nggak nyaman karena kehadiranku."

"...."

"Eum, atau gini aja, aku mau siap-siap pulang ke Indonesia sekarang, kalian di sini saja dulu. bagaimana?" Pertanyaan itu membuat Allea menoleh ke arah wanita itu.

"Jangan. Ini rumahmu, harusnya kami yang pergi, Del."

"Oh bukan seperti itu, All. Aku sejak awal memang berniat menolong kalian. Karena jujur, aku sangat berhutang budi sama kalian, terutama Vin. Karena dia yang sudah membuatku berani melawan Joanna secara terang-terangan. Dan dia juga yang membantuku menyingkirkan Joanna dan meninggalkan Mathias. Aku terlalu takut ditinggalkan Mathias, padahal justru sekarang aku merasa sangat lega karena terbebas dari laki-laki brengsek itu!"

Allea lantas menggenggam tangan Adel, dan tersenyum. "Aku juga minta maaf kalau bersikap ke kanak-kanakan. Padahal aku tau kalau Vin hanya menyukaiku. Dan sekarang kami sudah berkomitmen lebih, bukan lagi teman biasa. Seharusnya dengan begitu aku tidak lagi mempermasalahkan hal ini, aku minta maaf, Del. Sudah bikin kamu nggak nyaman sama sikapku."

"Jadi kamu sudah mau menerimaku, All?" tanya Adel. Allea mengangguk dan membuat mereka berdua saling berpelukan hangat. Ellea yang melihat hal itu dari kejauhan hanya bisa ikut tersenyum lega.

Hari ini mereka pulang ke Indonesia. Kasus tentang Kartel Ransford akhirnya naik ke permukaan. Semua media, baik cetak, dan elektronik mengangkat kasus ini. Heru adalah salah satu orang yang banyak andil dari pemberitaan ini. Ia orang pertama yang mengangkat berita ini ke media. Heru yang sudah melihat situasi dengan baik, yakin kalau artikelnya akan naik ke permukaan dan menyelamatkan nyawa serta kariernya.

Nicholas diberhentikan dengan tidak hormat. Rupanya Yuri tidak main-main atas ucapannya. Ia benar-benar memegang janjinya. Tidak pandang bulu, walau Nicholas adalah keluarganya sendiri. Ia juga harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Yang pasti ia akan meringkuk penjara untuk waktu yang lama. Kartel Ransford dipastikan bubar. Polisi dipastikan akan terus mengawasi kegiatan dari masing-masing Gangster. San Paz akan sering kedatangan patroli dari polisi setempat. Tapi kegiatan mereka tidak akan berhenti dan akan terus berjalan, hanya akan lebih terorganisir dan terus mendapat perhatian pihak berwajib. Kartel jahanam itu sudah musnah.

Allea dan Ellea sementara pergi ke rumah sanak saudara. Mereka harus menjelaskan beberapa masalah yang kemarin di alami. Juga tentang status mereka yang sebenarnya. Di sini hanya ada keluarga dari Adrian dan Ruth. Tapi ternyata Andrie Wongso dan Lin, selaku orang tua kandung Ellea dan Allea, kerap datang ke rumah Adrian dan Ruth. Seluruh keluarga besar Adrian dan Ruth tau tentang status Ellea selama ini, tapi demi keselamatan Ellea, mereka merahasiakan semuanya. Kini saudara kembar yang terpisah 25 tahun lamanya itu sudah berkumpul bersama. Mereka sepakat tinggal beberapa hari di rumah kakak dari Adrian. Mereka juga cemas tentang keadaan Ellea setelah tau Adrian dan Ruth meninggal. Karena Ellea juga tidak pernah lagi pulang setelah kejadian itu. Kakak Adrian juga menyusul bahkan mencari Ellea selama ini. Akhirnya mereka berkumpul bersama lagi.

Abimanyu mengajak Vin menginap di rumahnya untuk sementara waktu, Vin juga menyetujuinya karena untuk pulang ke rumah kenangan itu pasti cukup berat bagi mereka berdua, Abimanyu dan Gio. Tanpa Adi. Maka Vin berniat membuat keadaan mereka sedikit lebih ramai. Mereka mulai memasuki rumah kayu itu. Rumah yang sudah lama ditinggalkan sejak kejadian penculikan kala itu. Dan suasana duka kini kembali menyelimuti setiap orang. Terutama Gio dan Abimanyu. Mereka hanya duduk di sofa dan memperhatikan tiap detil rumah yang tidak banyak berubah. Gio beranjak lalu duduk di kursi meja makan, ia mengingat saat Adi memasak di dapur membuatkannya sarapan dan mie instant saat mereka begadang tiap malam.

"Vin kalau elu mau istirahat ke atas saja. Ada kamar kosong," kata Abimanyu dengan tampang lesu. Ia berjalan gontai ke tangga menuju kamarnya. Vin hanya menatap dua orang itu nanar. Ia tau, pasti berat bagi mereka telah kehilangan salah satu orang terdekat mereka.

"Om Gio, warung paling dekat mana, ya?" tanya Vin.

"Ujung jalan sana, yang belokan tadi kita lewatin. Emangnya mau beli apa?"

"Beli cemilan sama buat kita makan malam nanti. Nggak ada apa-apa, kan, di kulkas?"

"Hm, iya juga. Lupa tadi nggak mampir sekalian, ya. Ya udah yuk, gue anterin."

"Eh, nggak usah, Om. Vin sendirian saja. Om istirahat aja di rumah," elak Vin. Ia lantas memakai kembali jaketnya dan pergi keluar rumah.

Saat ia di luar rumah, hawa segar menyeruak ke dalam hidung. Ia cukup menikmati suasana di pedesaan seperti ini. Vin memang suka tempat dengan nuansa alam seperti Desa Amethys. Hari sudah menjelang malam, senja mulai menampilkan semburat merah terlihat di ujung langit. Vin berjalan melewati barisan pohon yang ada di sekitarnya. Rumah Abi memang ada di tengah hutan. Walau bisa dilewati oleh kendaraan, tapi tetap saja di sekitar rumah ini hanya didominasi pepohonan. Dan dia memutuskan berjalan kaki.

Vin terus mengikuti jalan setapak yang akan menuju ke jalan utama. Suasana tampak khas hutan sepi. Jarang dilewati manusia. Mungkin karena rumah Abi terletak paling ujung dari desa ini, maka warga memang jarang datang sampai ke daerah ini. Langkah Vin terkesan santai. Di tangannya ada kamera digital yang sengaja ia bawa. Tampaknya ia sengaja ingin mengabadikan beberapa obyek yang menarik. Beberapa bunga yang baru mekar, Vin abadikan. Juga hewan-hewan yang terlihat masih ada di beberapa sudut hutan. Bukan macan atau sejenisnya, tapi hanya kelinci dan babi hutan.

Vin berhenti, saat mendengar suara ranting pohon yang terinjak seseorang atau sesuatu. Ia menoleh karena merasa di belakangnya ada orang yang sedang mengintip. Tapi saat ia menoleh ia tidak menemukan apa pun dan siapa pun. Perasaan Vin mulai tidak enak, akhirnya ia memutuskan segera pergi dari tempat ini dan melanjutkan perjalanannya ke warung. Tetapi langkah Vin kembali tertahan karena mencium bau busuk yang cukup menyengat. Ia juga mendengar suara riuh lalat yang ada di sebuah semak-semak. Dengan ragu, Vin mendekat. Ia sedikit gentar karena tidak tau apa yang ada di balik semak itu. Tapi rasa penasarannya lebih unggul saat ini. Ia lantas menyibak semak-semak, namun apa yang ia temui sungguh di luar dugaannya.

Vin bahkan sampai jatuh terjungkal ke belakang, saat yang ia temui ternyata adalah mayat. Mayat manusia yang mengerikan. Tubuhnya sudah dipenuhi lalat yang cukup banyak. Baunya juga sudah menyengat, dan kondisinya sangat memprihatinkan. Vin lantas mendekat untuk memeriksa apa yang terjadi pada orang itu. Rupanya beberapa bagian tubuhnya seperti terkoyak, bahkan tulangnya sampai terlihat. Darahnya sudah mengering yang menandakan kalau dia meninggal sudah agak lama. Belatung juga mulai menggerogoti tubuh itu.

Makin lama perut Vin terasa penuh. Ia mual, dan akhirnya muntah. Vin sudah tidak tahan melihat hal menjijikkan di depannya. Wajah orang itu pun sudah tidak dikenali lagi. Vin lalu tengak tengok ke sekitarnya. Suara geraman terdengar samar di tempat ia berdiri. Dan hal itulah yang membuatnya berlari kembali ke rumah Abimanyu.

"Bi! Om Gio!" jeritnya di tiap langkah seribu yang ia ciptakan. Teriakkan Vin membuat Gio yang masih duduk di kursi meja makan lantas buru-buru keluar, dan Abi yang masih ada di kamarnya segera turun ke bawah.

"Vin kenapa, Paman?" tanya Abimanyu heran. Gio yang juga sedang menunggu pemuda itu sampai ke depan rumah hanya bisa menggeleng.

"Ketemu ular kali," jawab Gio sekenanya. Abi melirik pria di sampingnya sambil geleng-geleng kepala. Karena Abi tau kalau Vin tidak takut ular.

Vin akhirnya sampai di teras dengan nafas yang ngos-ngosan. Ia menekan dadanya sambil menunjuk ke arah tadi. "Itu ... di sana."

"Itu apa?"

"Abis liat setan lu?" tanya Abimanyu cuek.

Vin melambaikan tangannya, pertanda tebakan itu salah. "Bukan! Tapi ... Mayat!" katanya dengan wajah ketakutan.

Abimanyu dan Gio saling lempar pandang. Dahi mereka serempak berkerut. Kalimat dari Vin barusan, rasanya sangat tidak mungkin terjadi.
itkgid
regmekujo
obdiamond
obdiamond dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.