Kaskus

Story

ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
story keluarga indigo.
story keluarga indigo.
Quote:



KKN Di Dusun Kalimati

Quote:


Kembali ke awal tahun 1990an . Dusun Kalimati kedatangan sekelompok mahasiswa yang hendak KKN. Rupanya salah satu peserta KKN adalah Hermawan, yang biasa dipanggil dengan nama Armand. Dia adalah Kakek Aretha, yang tidak lain adalah ayah Nisa.

Bagai de javu, apa yang dialami oleh Armand juga sama mengerikannya seperti apa yang Aretha alami Di desa itu. Di masa lalu, tempat ini jauh lebih sakral daripada saat Aretha tinggal di sana. Berbagai sesaji diletakkan di beberapa sudut desa. Warga masih banyak yang memeluk kepercayaan memberikan sesaji untuk leluhur. Padahal leluhur yang mereka percayai justru seorang iblis yang sudah hidup selama ribuan tahun.

Banyak rumah yang kosong karena penghuninya sudah meninggal, dan Armand bersama teman temannya justru tinggal di lingkungan kosong itu. Rumah bekas bunuh diri yang letaknya tak jauh dari mereka, membuat semua orang was was saat melewatinya. Apalagi saat malam hari.




story keluarga indigo.



INDEKS

Part 1 sampai di desa
Part 2 rumah posko
part 3 setan rumah sebelau
Part 4 rumah Pak Sobri
Part 5 Kuntilanak
Part 6 Rumah di samping Pak Sobri
Part 7 ada ibu ibu, gaes
Part 8 Mbak Kunti
Part 9 Fendi hilang
Part 10 pencarian
Part 11 proker sumur
Part 12 Fendi yang diteror terus menerus
Part 13 Rencana Daniel
Part 14 Fendi Kesurupan lagi
Part 15 Kepergian Daniel ke Kota
Part 16 Derry yang lain
Part 17 Kegelisahan Armand
Part 18 Bantuan Datang
Part 19 Flashback Perjalanan Daniel
Part 20 Menjemput Kyai di pondok pesantren
Part 21 Leluhur Armand
Part 22 titik terang
Part 23 Bertemu Pak Sobri
Part 24 Sebuah Rencana
Part 25 Akhir Merihim
Part 26 kembali ke rumah

story keluarga indigo.

Quote:


Quote:


Saat hari beranjak petang, larangan berkeliaran di luar rumah serta himbauan menutup pintu dan jendela sudah menjadi hal wajib di desa Alas Ketonggo.

Aretha yang berprofesi menjadi seorang guru bantu, harus pindah di desa Alas Ketonggo, yang berada jauh dari keramaian penduduk.

Dari hari ke hari, ia menemukan banyak keganjilan, terutama saat sandekala(waktu menjelang maghrib).

INDEKS

Part 1 Desa Alas ketonggo
Part 2 Rumah Bu Heni
Part 3 Misteri Rumah Pak Yodi
Part 4 anak ayam tengah malam
part 5 dr. Daniel
Part 6 ummu sibyan
Part 7 tamu aneh
Part 8 gangguan
Part 9 belatung
Part 10 kedatangan Radit
Part 11 Terungkap
Part 12 menjemput Dani
Part 13 nek siti ternyata...
part 14 kisah nek siti
part 15 makanan menjijikkan
Part 16 pengorbanan nenek
Part 17 merihim
Part 18 Iblis pembawa bencana
Part 19 rumah
Part 20 penemuan mayat
Part 21 kantor baru
Part 22 rekan kerja
Part 23 Giska hilang
part 24 pak de yusuf
Part 25 makhluk apa ini
Part 26 liburan
Part 27 kesurupan
Part 28 hantu kamar mandi
Part 29 jelmaan
Part 30 keanehan citra
part 31 end



story keluarga indigo.

Quote:


Quote:



INDEKS

Part 1 kehidupan baru
Part 2 desa alas purwo
part 3 rumah mes
part 4 kamar mandi rusak
part 5 malam pertama di rumah baru
part 6 bu jum
part 7 membersihkan rumah
part 8 warung bu darsi
part 9 pak rt
part 10 kegaduhan
part 11 teteh
part 12 flashback
part 13 hendra kena teror
part 14 siapa makhluk itu?
part 15 wanita di kebun teh
part 16 anak hilang
part 17 orang tua kinanti
part 18 gangguan di rumah
part 19 curahan hati pak slamet
part 20 halaman belakang rumah
part 21 kondangan
part 22 warung gaib
part 23 sosok lain
part 24 misteri kematian keisha
part 25 hendra di teror
part 26 mimpi yang sama
part 27 kinanti masih hidup
part 28 Liya
part 29 kembali ke dusun kalimati
part 30 desa yg aneh
part 31 ummu sibyan
part 32 nek siti
part 33 tersesat
part 34 akhir kisah
part 35 nasib sial bu jum
part 36 pasukan lengkap
part 37 godaan alam mimpi
part 38 tahun 1973
part 39 rumah sukarta
part 40 squad yusuf
part 41 aretha pulang

Konten Sensitif
story keluarga indigo.


Quote:

Kembali ke kisah Khairunisa. Ini season pertama dari keluarga Indigo. Dulu pernah saya posting, sekarang saya posting ulang. Harusnya sih dibaca dari season ini dulu. Duh, pusing nggak ngab. Mon maap ya. Silakan disimak. Semoga suka. Eh, maaf kalau tulisan kali ini berantakan. Karena ini trit pertama dulu di kaskus, terus ga sempet ane revisi.

INDEKS
part 1 Bertemu Indra
part 2 misteri olivia
part 3 bersama indra
part 4 kak adam
part 5 pov kak adam
part 6 mantra malik jiwa
part 7 masuk alam gaib
part 8 vila angker
part 9 kepergian indra
part 10 pria itu
part 11 sebuah insiden
part 12 cinta segitiga
part 13 aceh
part 14 lamaran
part 15 kerja
part 16 pelet
part 17 pertunangan kak yusuf
part 18 weding
part 19 madu pernikahan
part 20 Bali
part 21 pulang
part 22 Davin
part 23 tragedi
part 24 penyelamatan
part 25 istirahat
part 26 hotel angker
part 27 diana
part 28 kecelakaan
part 29 pemulihan
part 30 tumbal
part 31 vila Fergie
part 32 misteri vila
part 33 kembali ingat
part 34 kuliner malam
part 35 psikopat
part 36 libur
part 37 sosok di rumah om gunawan
part 38 sosok pendamping
part 39 angel kesurupan
part 40 Diner
part 41 diculik
part 42 trimester 3
part 43 kelahiran
part 44 rumah baru
part 45 holiday
part 46nenek aneh
part 47 misteri kolam
part 48 tamu

story keluarga indigo.

Quote:


Quote:


INDEKS

part 1 masuk SMU
part 2 bioskop
part 3 Makrab
part 4 kencan
part 5 pentas seni
part 6 lukisan
part 7 teror di rumah kiki
part 8 Danu Dion dalam bahaya
part 9 siswa baru
part 10 Fandi
part 11 Eyang Prabumulih
part 12 Alya
part 13 cinta segitiga
part 14 maaf areta
part 15 i love you
part 16 bukit bintang
part 17 ujian
part 18 liburan
part 19 nenek lestari
part 20 jalan jalak
part 21 leak
part 22 rangda
INDEKS LANJUTAN
Diubah oleh ny.sukrisna 18-05-2023 21:46
ferist123Avatar border
kemintil98Avatar border
arieaduhAvatar border
arieaduh dan 22 lainnya memberi reputasi
21
21.6K
306
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
ny.sukrisnaAvatar border
TS
ny.sukrisna
#100
Part 20 Halaman Belakang Rumah
Aretha penasaran dengan halaman belakang rumah setelah obrolannya siang tadi dengan Pak Slamet dan Ratno. Dia sempat heran, bagaimana bisa ada manusia yang dimakamkan di halaman belakang rumah. Di saat tempat pemakaman umum masih banyak di luaran sana. Alhasil dia pun ingin melihat di mana letak makam Keisha itu, dan tentang keberadaan pohon beringin di belakang, rasanya membuat Aretha harus bersiap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi nanti.

Rumah Pak Ibrahim memang tidak memiliki pagar keliling. Walau rumah itu besar dan luar, hanya ada pohon hias yang digunakan sebagai pembatas halaman rumah itu dengan wilayah luar. Jadi begitu Areta sampai di halaman belakang rumah tersebut, dia pun bisa langsung melihat kondisi sekitar dengan lebih luas. Halaman belakang luas seperti halaman depan yang biasa dilihat selama ini. Keberadaan pohon beringin berjumlah dua buah yang ada di kanan dan kiri, dan dari tempat Aretha berdiri sekarang, dia langsung bisa melihat keberadaan makam dengan batu nisan yang letaknya ada di tengah-tengah, antara dua pohon beringin tersebut.

Tidak banyak tanaman lain seperti layaknya yang ada di halaman depan. Hanya dua pohon beringin saja yang mencolok dengan tanaman hias boxwood yang dijadikan pagar keliling memutari halaman tersebut. Tanaman boxwood dibentuk menyerupai pagar persegi panjang. Sebenarnya rumah itu tidak memerlukan pagar tembok tinggi karena tidak ada pengganggu yang akan masuk ke halaman rumah itu. Entah hewan ternak yang tiba tiba merusak atau mengotori halaman, ataupun anak kecil yang iseng menginjak injak tanaman. Rumah Pak Ibrahim memang jauh dari tetangga lain. Karena di sekitarnya hanya ada kebun teh saja.

"Hem, adem juga di sini. Sejuk, dan tenang," gumam Aretha sambil terus berjalan menuju ke makam Keisha.

Semilir angin menerpa tubuh serta wajah Aretha dan membuatnya justru menyukainya. Sore ini, dia memang sengaja berjalan jalan di halaman belakang rumah karena selama ini tidak pernah mendatangi tempat itu sama sekali. Rupanya pemandangan di tempat itu juga cantik, apalagi saat dia melihat ada ayunan berbentuk kursi panjang yang mengarah ke kebun teh di belakang rumah.

Aretha sampai di makam Keisha. Makam tersebut selayaknya makam pada umumnya yang sering ia lihat selama ini. Bahkan ada nama panjang, tanggal lahir dan tanggal kematian.

"2018? Berarti udah 5 tahun Keisha meninggal, ya."

Aretha lantas menunduk sambil memanjatkan doa untuk Keisha. Dia juga memejamkan mata, karena kebiasaannya selama ini saat berdoa. Tiba tiba telapak tangannya disentuh. Tentu saja dia langsung membuka kembali matanya, dan di hadapannya sekarang ada sosok anak kecil yang sedang menatapnya tanpa ekspresi. Anak itu, adalah anak yang telah mengganggunya kemarin malam. Anak itu adalah sosok yang ia kenal dengan nama Keisha. Sosok yang jenazahnya terbaring di bawahnya.

"Keisha? Kamu Keisha, kan?" tanya Aretha.

Namun sosok anak kecil itu tidak menjawab apapun. Hanya terus memegang tangan Areta. Tiba-tiba sekelebat bayangan terlintas di pikirannya. Bayangan tersebut hanya sebuah siluet saja. Sebuah siluet Anak kecil sedang bermain-main di sebuah ruangan. Tiba-tiba muncul seseorang yang membuka pintu ruangan tersebut. Dalam sekejap terjadi pergulatan, dan tiba tiba saja sosok anak kecil itu terjatuh dari sebuah balkon.

Aretha langsung membuka mata, dan tidak lagi menemukan keberadaan Keisha yang jelas jelas tadi ada di hadapannya.

"Keisha! Keisha!" jerit Aretha terus memanggil gadis kecil itu sambil menyapu pandang ke sekitar.

Tapi di sekitarnya tampak sepi, tidak ada orang lain ataupun sosok lain. Keisha menghilang setelah menunjukkan bayangan tadi.

"Apa itu tadi? Apa itu kejadian waktu Keisha meninggal? Bukannya dia katanya sakit, ya?" tanya Aretha  berbicara sendiri. "Wah, nggak beres!" katanya lalu segera berjalan kembali masuk ke dalam rumah.

"Pak Slamet! Pak Slamet! Pak!" Aretha terus memanggil nama Pak Slamet. Dia masuk lewat pintu belakang yang langsung terhubung ke dapur. Di sana hanya ada Bu Jum saja sedang mencuci piring. Bu Jum segera menoleh begitu Aretha masuk, apalagi saat ia mendengar kalau majikannya itu terus menerus memanggil nama suaminya.

"Ada apa, Mbak?" tanya Bu Jum sambil mengelap tangannya yang basah ke rok panjangnya.

"Pak Slamet ke mana, Bu?" tanya Aretha.

"Pak Slamet paling di depan, Mbak. Memangnya ada apa, Mbak Aretha?" tanya Bu Jum menatap Aretha bingung.

"Eh, oya, Bu. Keisha meninggal kenapa, ya?" tanya Aretha tiba tiba.

Bu Jum mengerutkan kening mendengar pertanyaan Aretha tersebut. "Kenapa kok Mbak Aretha bertanya seperti itu tiba tiba?" tanya Bu Jum.

"Enggak apa apa, Bu. Cuma pengen tahu aja. Saya barusan lihat makam Keisha di belakang rumah. Jadi penasaran aja."

"Oh begitu. Keisha meninggal karena jatuh dari balkon, Mbak."

Aretha melotot saat mendengar Bu Jum mengatakan hal itu. Karena setahu Aretha, Keisha meninggal karena sakit. Itulah yang ia dengar sebelumnya. Tapi jawaban Bu Jum seakan akan membenarkan bayangan yang tadi dilihat Aretha saat ada di makam.

"Jatuh? Dari balkon kamar atas?" tanya Aretha sambil menunjuk letak kamar itu.

"Iya, Mbak. Jadi Keisha itu punya sakit asma. Dan waktu itu dia lagi ada di balkon kamar, main main di atas seperti biasanya. Tiba tiba asmanya kambuh. Waktu saya masuk ke kamar, tiba tiba dia sudah di pinggir balkon lalu terjatuh. Begitu ceritanya, Mbak."

Aretha diam. Kisah yang di ceritakan oleh Bu Jum memang mirip dengan bayangan yang tadi dia lihat. Tapi bedanya hanya satu. Penyebab kematian Keisha. Karena Aretha jelas jelas melihat kalau Keisha didorong oleh seseorang. Bukan jatuh sendiri. Hanya saja Aretha belum bisa memastikan siapa orang yang mendorong Keisha yang muncul di bayangan yang ia lihat tadi.

'Apa mungkin Bu Jum, ya?' tanya Aretha dalam hati.

"Mbak? Mbak Aretha? Kenapa?" tanya Bu Jum saat Aretha terus diam.

"Eh, eng—enggak kok, Bu. Cuma lagi bayangin aja, kasihan banget Keisha. Memangnya nggak di bawa ke rumah sakit?"

"Sudah, Mbak. Begitu Keisha jatuh, saya langsung menghubungi Pak Ibrahim. Lalu mereka segera pulang. Walau harus menunggu beberapa jam sampai Pak Ibrahim sampai ke rumah. Jadi setelah Pak Ibrahim pulang, barulah Keisha dibawa ke rumah sakit."

"Astaga! Kenapa selama itu? Seharusnya langsung di bawa ke rumah sakit begitu kejadian, Bu," pekik Aretha ngotot.

"Iya, saya tahu, Mbak. Tapi di rumah nggak ada kendaraan. Bahkan warga desa sini nggak ada yang punya mobil. Sementara ambulan sudah dihubungi tetapi ternyata sedang dipakai semua. Jadi kami memutuskan menunggu Pak Ibrahim."

***

Pikiran Aretha benar benar mulai terganggu dengan salah satu petunjuk yang ia lihat. Kini dia sedang berdiri di balkon kamar lantai dua. Menatap ke bawah sambil membayangkan kejadian yang menimpa Keisha.

Sementara di tempat dia berdiri, Bu Jum dan Pak Slamet berjalan keluar dari halaman rumah, hendak pulang ke rumah karena jam kerja mereka sudah habis. Tak lama setelah pasangan suami istri itu keluar dari rumah, mobil Radit masuk ke halaman rumah.

Melihat suaminya sudah pulang, Aretha pun bergegas turun untuk menyambut Radit yang baru saja pulang dari kantor.

"Kamu ngapain di atas? Tumben," kata Radit begitu sang istri sudah ada di hadapannya.

"Hem, jadi tadi aku ke belakang rumah, kan, Dit. Terus aku ke makam Keisha."

"Heh? Ngapain ih?"

"Penasaran aja. Pengen tahu juga situasi di belakang rumah itu kayak apa."

"Terus?"

"Sebenarnya suasananya enak banget. Sejuk, adem, dan pemandangannya bagus. Karena di belakang tuh ada kebun teh juga. Bentuknya tuh menurun ke bawah gitu, Dit. Ngerti nggak? Jadi pemandangan di bawahnya kelihatan."

"Iya, ngerti, Sayang. Terus? Kamu betah di belakang rumah?"

"Enggak. Semua nya emang sempurna, kecuali makam itu. Kamu tahu sendiri, kan, letak makam di sana justru bikin hawa di sekitar sini jadi nggak enak. Ya wajar aja kalau aku, kita, atau warga desa sering lihat penampakan Keisha. Lah, kuburannya aja ada di belakang. Ya jelas dia bakal sering muncul dong."

"Hehehe. Iya. Waktu aku denger kalau Keisha dimakamkan di belakang rumah juga, aku sedikit nggak nyaman sih. Mungkin kalau aku tahu sebelumnya, aku nggak akan mau tinggal di rumah ini. Lebih baik kita cari tempat lain, atau aku tinggal di mess aja kayak yang lain, dan kamu di rumah aja. Nggak usah ikut ke sini."

"Ih kok gitu!" protes Aretha.

"Demi kebaikan kamu, Sayang. Kalau aku tahu kalau situasi di desa ini seperti ini, aku nggak akan mungkin mau ajak Kamu tinggal di sini sama aku. Tempat ini terlalu berbahaya. Aku cuma nggak mau terjadi hal buruk sama kamu," tutur Radit sambil membelai kepala Aretha lembut.

"Aku baik-baik aja kok, Dit. Aku nggak masalah kita tinggal di sini dengan segala kengerian nya."

"Iya, aku ngerti, Sayang. Cuma tetep aja. Kalau ada tempat yang berbahaya seperti ini, lebih baik aku nggak menarik kamu masuk ke dalamnya. Kita udah ngalamin banyak banget hal buruk yang berhubungan sama setan, dan aku nggak mau lagi kamu mengalami hal hal buruk, Aretha."

"Asal kamu selalu ada di sini sama aku, maka apapun hal buruk yang akan terjadi, aku akan hadapi, Dit. Kita bisa hadapi ini sama sama."

Keduanya saling berpelukan. Saling melepas rindu dan rasa sayang yang bahkan tidak pernah pudar walau waktu sudah berlalu cukup lama.

"Kalau terjadi sesuatu, kamu langsung bilang aku, ya. Walau aku ada di kantor, kamu langsung telepon aku aja, jadi aku  akal langsung pulang nanti."

"Iya, Sayang. Pasti."

"Terus hari ini gimana? Ada kejadian apa? Atau masih aman aman aja?"

"Eum, tadi aku ngeliat Keisha di makam."

"Oh ya? Dia ngapain?"

" Sepertinya dia mau nunjukin ke aku gimana cara dia meninggal, Dit."

"Oh ya? Gimana dia meninggal, Tha? Bukannya kemarin katanya dia meninggal karena sakit?"

" tadi aku udah tanya sama Bu Jum karena dia kan sebenarnya sudah kerja di sini sebelum kita tinggal di sini kan. Yang otomatis Bu Jum itu kerja sama Pak Ibrahim dan pasti tahu gimana cerita mengenai kematian Keisha. Bojo bilang saat itu Keisha lagi main di balkon kamar atas dan tiba-tiba sakitnya kambuh. Ternyata Keisha mengidap asma sejak kecil, Dit. Terus tiba-tiba dia sesak nafas dan saat ujung masuk ke kamar Keisha sudah ada di pinggir balkon dan tiba-tiba Keisha jatuh ke bawah."

"Hah! Serius kamu? Terus terus?"

"Tunggu dulu itu tadi versinya Bu Jum."

"Oke, Jadi maksud kamu ada dua versi tentang kisah kematian Keisha?"

"Yah, bisa dibilang begitu. Tadi waktu aku ada di depan makam Keisha, dia tiba-tiba menampakan wujudnya di depanku. Saat Keisha memegang tanganku tiba-tiba aku melihat ada sekelebat bayangan yang melintas. Kejadiannya hampir mirip sama cerita dari Bu Jum tadi. Tapi ada sedikit perbedaan."

"Oke, aku masih menyimak."

"Perbedaannya cuman satu. Bu Jum bilang Keisha jatuh dari balkon atas karena sakit asmanya kambuh Tapi yang aku lihat di bayangan itu, Keisha jatuh karena didorong oleh seseorang. Cuma aku nggak bisa lihat Siapa orang itu."

"Hah! Di dorong kata kamu? Apa mungkin... Bu Jum?" tanya Radit berbisik sambil memperhatikan sekitar.

" Aku nggak tahu, Dit, siapa orangnya dan aku juga nggak mau nuduh sebenarnya. Cuma dari cerita yang dibilang sama Bu Jung dengan kejadian yang Keisha tunjukin ke aku, itu memang ada beberapa kemiripan kan?"

"Iyalah, mirip dan sama dari versi berbeda."

"Nah, yang bikin aku heran adalah kelanjutan dari cerita bu Jum tadi. Secara logika Kalau Bu Jum lihat Geisha jatuh dari balkon itu pasti bakalan langsung cari pertolongan dong. Tapi menurut dia, Bu Jum udah coba cari pertolongan cuman nggak ada kendaraan yang bisa membawa Keisha ke rumah sakit saat itu juga dan ambulans terdekat pun semuanya Katanya penuh. Akhirnya Bu Jum menunggu Pak Ibrahim pulang dari kerjaannya Dan itu sekitar beberapa jam Setelah Keisha jatuh. Aku pikir itu nggak lebih dari 5 jam. Karena katanya setelah Pak Ibrahim diberikan informasi tentang kondisi anaknya dia langsung meluncur pulang ke rumah. Sementara jarak dari tempat kerja Pak Ibrahim ke rumah itu kan bisa dibilang Nggak terlalu jauh. Tapi setelah Pak Ibrahim pulang dan membawa Keisha ke rumah sakit, nggak lama setelah itu Keisha dinyatakan meninggal dunia karena terlambat mendapatkan pertolongan. Menurut kamu gimana apa ada hal yang janggal dari cerita itu?"

"Hem, perlu digarisbawahi dulu penyebab utama Keisha meninggal itu sebenarnya apa. Apakah karena asmanya kamu atau karena jatuh dari balkon."

" kata Bu Jum menurut dokter penyebab kematian Keisha itu ya jatuh dari balkon. Katanya dia mengalami banyak luka yang fatal dan membuatnya nyawa Keisha tidak bisa diselamatkan lagi."

"Tapi kalau memang penyebab utama kematiannya adalah jatuh dari balkon rasanya itu lebih tidak masuk akal," kata Radit lalu menatap balkon yang berada di atas mereka.

Bahkan Radit berjalan ke halaman rumah untuk bisa melihat letak balkon tersebut dengan lebih jelas.

"Ini aneh sih menurutku. Coba kamu lihat letak balkon itu, Sayang," tunjuk Radit ke atas lalu turun ke bawah di mana letak kira kira posisi Keisha jatuh. "Aneh nggak menurut kamu? Kamu ngerti nggak maksud dari kata aneh yang aku bilang?" tanya Radit.

"Iya, posisi balkon sama teras, kan?" tanya Aretha balik.

"Iya benar. Nggak tinggi loh, Sayang. Balkon sama teras itu tingginya yah paling berapa meter. Aku pikir nggak akan bisa membuat  seseorang terbunuh kalau jatuh dari atas," jelas Radit.

"Yah, itu sesuatu sama pemikiran aku tadi, Dit. Makanya agak aneh sih."

"Terus, kamu berpikir kalau Bu Jum terlibat dengan kematian Keisha? Begitu, kah?"

"Entahlah. Aku nggak mau nuduh tapi dengan petunjuk yang tadi kita bahas bareng Rasanya nggak menutup kemungkinan kalau bujung memang terlibat. Kita cuma tinggal mencari tahu alasannya kalau memang  Bu Jum yang mendorong Keisha dari balkon seperti yang aku lihat tadi."

***
3.maldini
kemintil98
regmekujo
regmekujo dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.